25 April 2012

Perahu Kertas




Judul : Perahu Kertas
Penulis : Dewi Dee lestari
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun terbit : 2007

Kesan pertama begitu selesai menamatkan novel ini dalam dua hari saja adalah : menyesal. Beneran. Menyesal karena setelah bertahun-tahun sejak novel ini di-publish dan beredar nyaris di setiap toko buku, gue baru bisa baca kemaren. Sebenernya rasa penasaran udah menghantui sejak kapan tahun, tapi memang baru berkesempatan baca sampe selesai itu kemarin.

Kabar yang didapet, novel ini akan di filmkan. Proses syutingnya bahkan udah selesai. Tinggal nunggu aja nih kapan tayangnya. Well, gue pastikan gue bakal nonton film ini kelak. Ketika memang sudah diputer di bisokop-bioskop. Mesti. Harus!

Perahu Kertas mencakup segala macam perasaan dan konflik khas remaja. Mau cinta diam-diam? Ada! Mau tau rasanya jadi korban PHP? Ada! Mau liat akibat dari kedekatan yang tak kunjung mendapat kejelasan? Ada! Mau tau seberapa pentingnya 'pernyataan cinta' itu? Juga ada! Mau ngerasain perihnya terjebak dalam friendzone? Disini ada!! Mau tau gimana rasanya memendam cita-cita karena orang tua nggak setuju? Ada! Dan.. mau tau.. sesaknya.. mencintai seseorang sepenuh hati... tapi sampai kapanpun tidak akan bisa bersama-sama? Ada juga!

Perahu Kertas adalah produk lengkap dari segala perasaan. Membaca halaman demi halaman selalu menegangkan. Ada kejutan-kejutan yang terselip. Ada kesan yang tertinggal. Sedetik dibawa dalam perasaan bahagia. Sedetik kemudian dibawa dalam perasaan haru. Lalu, sedetik lagi dibawa kedalam perasaan nyeri yang menalam.Paket komplit!

Gue suka endingnya. Seperti yang gue bayangkan di awal memang. Tapi sempet dibikin blank sama isinya sama beberapa kejadian di tengah. Tapi pada akhirnya, gue bisa tersenyum lega saat membaca surat terakhir Kugy untuk Dewa Neptunus. Well, jodoh memang nggak pernah salah... Seberapa kali pun lo dihadapkan pada pilihan yang salah dan bersama orang yang salah. Gue pribadi selalu percaya itu :)

Gue suka perjuangan Keenan dan Kugy demi mencapai cita-citanya. Sebegitu gigihnya. Apa yang dihadapi Mereka, sempat kejadian juga sama gue beberapa tahun yang lalu. Saat nyokap menentang keras pilihan gue untuk mendalami dunia tulis menulis. Karena menurut beliau, itu adalah hobby yang bisa terus gue lakukan sambilan gue memiliki pekerjaan lain yang lebih mantap.

Gue suka kebetulan-kebetulan yang terjadi yang mempertemukan mereka-mereka di dalam cerita. Keenan dan Remi. Remi dan Kugy. Keenan dan Luhde. Kugy dan Luhde. Keenan dan Wanda. Juga yang lain. Digambarkan dengan begitu rapi dan manis. Bikin gue menahan nafas pada beberapa kejadian, dan meghembuskannya dengan lega di kejadian berikutnya.

Hal lain yang paling bereksan bagi gue adalah Sakolah Alit. Cerita tentang jendral pilik itu bener-bener menyentuh hati gue dan bikin gue menitikkan air mata. Iya. Oke. Gue emang cengeng. But, trust me... bagian ini benar-benar mengharukan.

Gue suka Perahu Kertas secara keseluruhan. Dan, bok, sumpah demi apapun, gue amat sangat menyesal baru bisa baca sekarang. Tapi terlambat kadang kala selalu lebih baik daripada tidak sama sekali kan? Thank God, gue masih dikasih kesempatan baca dan memvisualisasikan sendiri adegan-adegan dalam novel ini sebelum akhirnya Film-nya tayang.

Terakhir... harapan gue... Film Perahu Kertas kelak akan sama bagusnya dengan visualisasi yang ada dalam kepala gue saat membaca novel ini. Hahaha. Biar nggak kecewa gitu nontonnya. :D Amin...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Design ByWulansari