30 April 2012

New Project : Kita Berbuku

Semingguan terakhir, disela-sela shock karena dapet jadwal ujian komprehensif yang mendadak... gue juga lagi sibuk membahas "sesuatu" sama 6 penulis keren lainnya. Apaan, Dhe??

Next project ini dinamakan "Kita Berbuku". Aneh namanya? Iyak! Biar bikin kalian penasaran. Hahaha. *ketawa peri*

Kita berbuku ini singkatan dari Kita berbagi Buku. Adalah Suatu program pengumpulan serta penyaluran buku. Baik buku baru, maupun buku bekas. All genre pula! Keren kan? Iya dong! Daripada buku-buku lama kalian berdebu begitu aja karena udah nggak pernah dibaca dan cuma menuhin rak, kan lebih bermanfaat kalo disumbangin. Apa? Sayang? Buat koleksi? Kalo gitu beli dong beberapa buku baru yang khusus buat disumbangin ke Kita Berbuku.

Kelak, buku-buku yang kalian sumbangkan itu, akan kami salurkan kepada yang membutuhkan. Bisa ke sekolah-sekolah, mulai dari TK sampe SMA. Bisa juga ke panti asuhan. Atau bahkan tempat-tempat lain yang membutuhkan.

Tau sendiri dong, buku-buku di perpustakaan sekolah itu isinya apaan? That's why orang-orang males ke perpustakaan sekolah. Kita Berbuku akan membuat perpustakaan sekolah jadi lebih menarik!!

Tujuan utama mendirikan "Kita Berbuku" ini adalah untuk menyebarkan budaya gemar membaca. Secaraaaaa, sekarang ini, minat baca masyarakat tuh miniiiiim banget. Padahal buku bagus kan banyak. Gue aja kalo ke gramedia, selalu khilaf mau belanja banyak. Iya itu gue. Iya itu orang-orang yang doyan baca. Gimana dengan yang nggak? Program lain dari Kita Berbuku adalah... selain menerima dan menyumbangkan buku, juga mengajak masyarakat untuk gemar membaca. Memberikan penyuluhan-penyuluhan singkat tentang kenapa budaya membaca itu perlu dan betapa asyiknya membaca.

Selain menerima sumbangan berupa buku, Kita Berbuku juga menerima sumbangan berupa uang tunai loh. Uang ini akan dikumpulkan dan apabila sudah terkumpul cukup, akan dibuatkan rumah baca. Nantinya juga akan membuka lowongan pekerjaan karena rumah baca ini tentu membutuhkan penjaga dan pengurusnya :)

Duh... gue excited banget nih sama program ini. This is one of my big dream. Belum bisa bikin sendiri, mungkin sekarang bikinnya gabung sama temen-temen dulu. Kelak, gue yakin, gue pasti bisa bikin rumah baca sendiri. Amin. Amin. Amin.

Kalo mau ikutan nyumbang, gimana Dhe? Boleh! Banget! Nyumbang buku? Khusus Sumatera - Selatan, bisa menghubungi gue. Pos resminya sih di rumah gue, di Prabumulih. Tapi jangan khawatir, kalo merasa itu kejauhan, ada juga kok pos bayangan di Palembang, Inderalaya, dan bahkan Muara Enim nih. Tinggal hubungin gue langsung aja buat alamat detailnya ya :)

Satu buku sumbangan dari kalian akan berarti sangat banyak. Mari sebarkan budaya gemar membaca seluas-luasnya! :)

Untuk daerah lain diluar sumsel, Detail info untuk menyumbang bisa di lihat di www.kitaberbuku.wordpress.com atau tanya-tanya via twitter di @kitaberbuku ;)

Yuk nyumbang yuuuuk. Ajak keluarga, sodara, temen, pacar, dan siapapun buat ikutan nyumbang. Lebih banyak lebih bagus :)

Bisa ngehubungin lo dimana dhe? Catch me on my social media :
Twitter : @dheaadyta
Email : adytapurbaya@gmail.com
Fesbuk : Adyta Dhea Purbaya

Feel free to ask me anything about this project :)
Published with Blogger-droid v1.7.4
27 April 2012

Sedang tidak baik-baik saja

Dear Bebii,

Hari ini aku cuma pengen ketemu kamu terus dipeluk seharian. Dibisikin kalimat sayang dan dibikin percaya kalau semuanya akan selalu baik-baik saja.

Dapet kabar mendadak begini sebenernya udah biasa buat aku. Apalagi untuk urusan dapet giliran pertama sekali. Semestinya sih aku nggak perlu kaget-kaget banget gini kan, ya? Semestinya dari awal aku sudah bisa nebak. Toh sepanjang sejarah kuliah, untuk urusan persentasi-an ini, aku selalu bernasib baik dengan dapet giliran di awal. Mulai dari metodologi penelitian, seminar akuntansi, ujian proposal, dan bahkan ujian komprehensif ini. Haaaaaaaahhhhhhh....

Aku takut, sayang. Seperti yang selalu aku bilang sama kamu. Kalo ada satu-satunya hal yang aku nggak siap dari rentetan proses menuju Sarjana Ekonomi ini adalah : Ujian Komprehensif. Aku nggak siap, sayang. Bahkan mungkin walau waktunya masih berbulan-bulan lagi, aku tetap nggak akan siap. Kamu mestilah tau gimana aku selama ini kan?

Bukan... Aku bukan nggak sanggup mempertanggung jawabkan skripsi aku. Kalo untuk urusan itu, aku bahkan siap lahir batin meski tanpa belajar. Aku memahami isi skripsiku dengan baik, sayang. Kamu pasti tau kan betapa aku berjuang keras untuk skripsi ini. Yang aku nggak siap adalah pertanyaan yang kelak akan diajukan dosen seputar mata kuliah yang sudah aku ambil. Kalau itu tentang pajak, aku yakin aku pasti masih hafal. Meski nggak semua, tapi ada beberapa hal yang terekam dengan baik dalam otak aku. Sementara pelajaran lain? Apalagi kalau itu Akuntansi Keuangan. Kamu pasti tau kan kalo materi-materi itu nggak pernah bertahan lama dalem otak aku. Langsung hilang begitu ujian selesai.

Belum lagi ruangan ujiannya, sayang. Kamu pasti tau banget betapa aku mengkhawatirkan ini. Ruangan sempit dengan AC yang kenceng banget dan orangnya cuma beberapa. Membayangkannya saja udah bikin aku kehilangan nafas. Gimana kalo nanti aku sesek nafas ditengah ujian? Gimana kalo semuanya jadi blank dan aku nggak bisa jawab apa-apa? Gimana kalo... Ahhh...

Kalau boleh meminjam istilah kamu, sayang... Sekarang ini rasanya ada begitu banyak paku yang menancap dikepalaku. Sakit dan berat sekali rasanya. Dari dapet kabar aku ujian pertama, hari rabu ini. Dengan dosen penguji tamu ibu oma, kepalaku langsung berat, aku bahkan nggak mau bangun dari tempat tidur. Mendadak langsung nggak enak badan dan rasanya mau demam.

Bahkan telpon kamu pun nggak membuat segalanya menjadi ringan. Masih ada yang mengganjal dan membuat aku kesulitan bernafas, sayang... Entah untuk alasan apa. Tapi aku benar-benar ketakutan. Meski kamu bilang kadang hal-hal yang begitu kita takutkan, justru tidak terjadi. Tapi aku tetep takut.

Aku mau kamu, sayang. Aku mau kamu ada disini. Aku mau dipeluk.
26 April 2012

Dear Dhea Kecil

Dear Dhea kecil. I miss that sweet smile.




Tahukah kamu? Saat menuliskan ini, aku berusia duapuluhsatu tahun sekian hari. Hidup tak lagi mudah, Dhea sayang. Entah berapa ratus kali aku harus berurai air mata. Bukan sekedar rengekan manja seperti  yang selalu kamu lakukan saat mamah menolak memenuhi keinginanmu. Juga menyelesaikannya tak semudah papah yang kemudian datang memelukmu dan berjanji akan membelikan apa yang kamu itu. Tidak semudah itu.

Akan ada banyak hal baik dan buruk datang silih berganti dalam hidup kamu. Akan banyak kebahagiaan serta kesedihan yang juga singgah bergantian. Tapi kamu harus kuat, Dhea sayang. Kamu boleh menangis, tapi kamu harus bangkit kemudian. Mungkin memang butuh waktu, berapa lamapun, tapi harus selalu ingat bahwa kamu harus bangkit ya? Juga... jangan lupa bersyukur saat hal-hal baik dan kebahagiaan datang menghampirimu.

Sampai aku menuliskan ini, sholat lima waktumu masih sering lalai. Kamu bahkan lebih banyak menghabiskan waktumu membaca buku cerita dibandingkan membaca ayat-ayat suci-Nya. Tapi sempatkanlah selalu berbicara padaNya dengan caramu sendiri. Dan aku tau kamu akan melakukannya setiap saat. Tidak hanya disaat kamu berada dalam kesulitan, tapi juga saat kamu berada dalam kemudahan. Ya sayang ya?

Kamu belajar banyak hal, Dhea sayang. Dan kamu memang selalu mau belajar banyak hal baru. Tetaplah semangat dan optimis terhadap seabrek mimpi gilamu itu. Meski banyak orang bilang kamu aneh, karena terkadang pendapatmu berbeda jauh dari apa yang orang lain pikirkan. Tapi jangan pedulikan itu. Apa sih makna "normal" dan "aneh" itu? Kamu tidak akan menjadi aneh hanya karena kamu tidak sependapat dengan mayoritas.


Aku sayang padamu, Dhe. Tumbuhlah menjadi wanita yang tangguh, ya? Tak perlu dengarkan bisikan yang kamu rasa mengganggu dan nggak sesuai sama apa yang kamu mau. Ini hidup kamu. Kamu berhak tentukan apapun yang kamu mau. Apapun, sayang... Apapun!

Jangan kecewakan mamah dan papah, ya? Mereka menaruh harapan yang besar padamu. Juga kedua adikmu, mereka begituuuuu mengagumimu. Jadilah contoh yang baik, ya, sayang...

Jangan lupa untuk selalu tersenyum. Sesulit apapun hidupmu kelak. :)

Aku tau kamu pasti bisa. 


Prabumulih, 26 April 2012.
Aku (kamu yang berumur 21 tahun)

Dear Bebii : Kita dulu, Kita sekarang

"Nggak usah mimpiin aku, yang penting kamu mimpi indah"

Kamu masih inget kalimat itu, bii? Sms penutup saat aku pamitan mau tidur duluan. Dulu. Jaman-jamannya masih PDKTan. Hihi.

Lalu kamu akan menjawab : "Loh? Gimana kalo ternyata mimpi indah aku itu adalah mimpi dengan kamu sebagai objeknya?"

Aahhh, bebii sayang... kamu selalu tau caranya menghadirkan jutaan kupu-kupu yang berterbangan bebas dalam perutku :')

Sayangnya siih, aku tau, kalimat manis itu nggak lebih dari gombalanmu saja. Bukannya kamu memang selalu begitu sama cewek-cewek yang dekat padamu ituh? :D Mereka (para cewek itu) boleh saja tertipu, tapi nggak untuk aku. I know you so well :p Tapi tetap saja, meski tau itu sekedar gombalanmu, kupu-kupu itu tetap beternak dengan baik di perutku :')

Kalo diinget-inget lagi, nyaris dua tahun yang kita habiskan dengan bernaung dibawah status 'sahabat' itu lucu, ya? Ada-adaaaa aja tingkah konyol yang dilakukan demi bisa bareng :p

Masih inget janjian makan malem di ayam goreng depan adinda? Pake acara jaim lagi. Laper banget padahal, tapi makanannya nggak diabisin. Hahahaha. Atauuu, masih inget nyusun KRS bareng? sengaja mengulang matakuliah yang sama supaya bisa sekelas terus? :D oh atau ini, masih inget tiap fotokopi materi kuliah atau tugas apapun kita selalu pesen dua rangkap. Meski nggak ada titip-titipan dulu sebelumnya. Malah kadang, aku ngopi dua rangkap, kamu juga ngopi dua rangkap. Akhirnya mubazir x))

Tapi aku tau, kita memang butuh waktu selama itu untuk meyakinkan diri. Kamu dengan hatimu. Aku dengan hatiku.

Well, aku nggak peduli. Kalo nyatanya, apa yang terjadi selama ini justru tampak norak, lebai, ganjen.. dan apalah itu.. toh mestinya aku bersyukur.. karena kenorakan, kelebaian, dan keganjenan itulah sekarang aku dan kamu bisa menyebut 'kita'. Iya kan sayang? :)

Aku sayang sama kamu? Jelas. Nggak perlu diragukan lagi. Bahkan aku sudah berulang kali mengatakannya padamu kan? Dan bahwa diluar sana, aku yakin, nggak akan ada yang bisa melakukannya sebaik aku.

Aku bangga punya kamu? Jelas! Siapa sih yang nggak bangga punya pacar paket komplit? Well. Kalo aku jabarkan, aku pasti dibilang norak lagi, deh. Hehe. Yasudahlah.. kita nggak bisa mengatur apa yang orang bicarakan tentang kita kan? Tapi at least, kita bisa memilih loh.. memilih mau mendengarkan atau tidak :)

Tadi di bis pulang ke Prabumulih, aku sebangku sama salah seorang teman kita yang berbeda jurusan. Dia menyatakan betapa kita pasangan yang cocok. Hahahaha. Dia bilang dia suka liat kita bareng. Selalu nampak nggak saling peduli didepan rame. Kayak sahabatan, bukan pacaran. Cuek becandaan sama orang lain, nggak saling cemburu kalo deket sama yang lain. Dan kamu tau? Dia mendoakan sesuatu yang baik buat kita. Tuh, kamu lihat... diluar sana ada banyak doa baik yang ditujukan buat kita kok sayang...

Kita punya banyak teman yang baik, yang mendoakan hal-hal baik pula buat kita. Semoga Allah mendengarkan dan mengabulkan doa-doa baik itu ya sayang. Semoga doa-doa baik itu cukup kuat menjadi tameng untuk segala bisikan jahat, ya? Dan.. semoga.. Allah membalas doa-doa baik itu dengan kebaikan yang berlipat ganda pula untuk mereka. Amin amin amin :)

Dyta sayang wawan :*
Published with Blogger-droid v1.7.4
25 April 2012

perpisahan sekolah

Hari ini dateng ke perpisahan sekolahnya adek... Karena papah masih dijalan pulang dan belum sampe juga pas udah jam setengah delapanan, akhirnya gue yang nemenin nyokap. Dan kita motoran. Dari rumah ke kompleks pertamina. Sampe gedung udah tau lah apa yang kejadian kan ya? Dandanan kacau balau xD

Gue selalu nggak suka upacara perpisahan. Gue nggak pernah suka perpisahan. Entah kenapa, suasananya nggak enak banget bagi gue. Begitu masuk gedung, gue udah yang merinding nggak enakan gitu. Inget moment wisudaan (perpisahan) sekolah gue dulu. Perpisahan gue SMA. Nyaris empat tahun yang lalu. Udah lama emang, bahkan dua bulan lagi gue udah bakal wisudaan S1. Time flies, tapi perasaannya masih terasa begitu jelas buat gue.

Ketika harus (meski nggak mau) memeluk erat satu per satu para sahabat dan (terpaksa) melepaskannya karena harus memulai hidup sendiri-sendiri. Ketika harus pura-pura tersenyum padahal dalam hati menangis kencang, karena tau, hidup setelah hari itu tak kan lagi sama. Nangis sesegukan dan bergandengan tangan, berulang kali berkata... kenapa sih pintu yang kelak akan kita lewati ini adalah beberapa puluh pintu kecil yang mesti dilewati sendiri-sendiri? Bukan justru satu gerbang gede yang bisa dilewatin bareng-bareng?

Tapi itulah... ketika ada pertemuan, maka kelak akan ada perpisahan...

Gue yakin semua teman-teman gue sama seperti gue... excited menyambut hari baru di kemudian... nggak sabar pengen jadi mahasiswa... tapi tetep nggak mau menanggalkan segala kebiasaan dan rutinitas yang sudah tiga tahunan ini dijalankan... tiap hari...

Tiba-tiba terlintas jelas lagi dalam otak gue... detik-detik prosesi sungkeman sama semua guru... segimana gue nangis tersedu-sedu dan memeluk nyaris semua guru dengan sangat erat seakan nggak mau melepaskannya. Terlalu banyak hal-hal baik yang sudah mereka ajarkan dan tanamkan pada gue, terlalu banyak kenangan yang gue lewati sama mereka, sampe rasanya gue nggak pengen semua itu berakhir. Karena gue tau, kelak, nggak akan ada lagi suasana seperti itu. Saat kuliah, dan udah jelas banget kerasa sama gue, nggak ada satupun dosen yang deketnya ke gue sama persis kayak para guru itu deket sama gue. Mungkin ada beberapa dosen yang kenal sama gue, tapi guru-guru itu semuanya kenal sama gue, mereka kenal gue dengan amat sangat baik.

Gue masih inget, saat beberapa dari mereka berbisik lembut ditelinga gue, disela-sela isak tangis sesegukan gue, dan disela-sela pelukan erat mereka. Bahwa hidup akan terus berjalan, dan segalanya tidak akan selalu tampak mudah. Maka jadilah dyta yang tangguh, dyta yang selalu mau berjuang, dyta yang nggak pernah mengenal kata menyerah. Gue bahkan masih ingat waktu salah satu ibu guru mencium hangat kedua pipi gue dan berkata... "tetaplah jadi dyta yang pintar ya, nak... ibu sayang sama adek..". Lo tau apa rasanya? Bahkan saat menuliskan ulang semua kenangan itu, gue nggak bisa membendung tangis.

Gue (rasanya) masih bisa mencium wangi rumput smanti setiap kali gue dateng kesana pagi-pagi untuk menuntut ilmu. Gue yang selalu telat dan sempet-sempetnya sisiran dulu padahal apel udah mulai. Smanti yang mengajarkan gue banyak hal. Smanti yang menempa gue dengan sebegitu tangguhnya sehingga menjadi seorang gue yang sekarang ini. Maaaan, how I miss my smanti :')

Gue kangen smanti. kangen pake seragam kebanggaan itu dan sekolah dari pagi sampe sore. kangen belajar tambahan malem-malem disekolah. kangen gegilaan sama semua sahabat. andai bisa, gue jelas nggak akan menolak, diberi waktu sehariiiii saja untuk kembali merasakan semua itu. lengkap dengan semua anak angkata gue, lengkap dengan semua kakak dan adek tingkat pada masa gue. merasakan sekaliiii lagi saja kebahagiaan itu, kebanggaan itu, menjadi bagian dari smanti :')

Saat menuliskan ini, gue menyempatkan diri membuka buku kenangan angkatan gue. membaca sepintas  satu per satu kalimat yang ada disana. dan tersenyum mendapati wajah-wajah lugu para sahabat yang gue yakin sekarang udah jauh lebih dewasa. Semoga kelak Allah memberikan kita semua berkumpul lagi, ya... Semuanya... Seangkatan... Tanpa kurang satu apapun. Amin :')

Perahu Kertas




Judul : Perahu Kertas
Penulis : Dewi Dee lestari
Penerbit : Bentang Pustaka
Tahun terbit : 2007

Kesan pertama begitu selesai menamatkan novel ini dalam dua hari saja adalah : menyesal. Beneran. Menyesal karena setelah bertahun-tahun sejak novel ini di-publish dan beredar nyaris di setiap toko buku, gue baru bisa baca kemaren. Sebenernya rasa penasaran udah menghantui sejak kapan tahun, tapi memang baru berkesempatan baca sampe selesai itu kemarin.

Kabar yang didapet, novel ini akan di filmkan. Proses syutingnya bahkan udah selesai. Tinggal nunggu aja nih kapan tayangnya. Well, gue pastikan gue bakal nonton film ini kelak. Ketika memang sudah diputer di bisokop-bioskop. Mesti. Harus!

Perahu Kertas mencakup segala macam perasaan dan konflik khas remaja. Mau cinta diam-diam? Ada! Mau tau rasanya jadi korban PHP? Ada! Mau liat akibat dari kedekatan yang tak kunjung mendapat kejelasan? Ada! Mau tau seberapa pentingnya 'pernyataan cinta' itu? Juga ada! Mau ngerasain perihnya terjebak dalam friendzone? Disini ada!! Mau tau gimana rasanya memendam cita-cita karena orang tua nggak setuju? Ada! Dan.. mau tau.. sesaknya.. mencintai seseorang sepenuh hati... tapi sampai kapanpun tidak akan bisa bersama-sama? Ada juga!

Perahu Kertas adalah produk lengkap dari segala perasaan. Membaca halaman demi halaman selalu menegangkan. Ada kejutan-kejutan yang terselip. Ada kesan yang tertinggal. Sedetik dibawa dalam perasaan bahagia. Sedetik kemudian dibawa dalam perasaan haru. Lalu, sedetik lagi dibawa kedalam perasaan nyeri yang menalam.Paket komplit!

Gue suka endingnya. Seperti yang gue bayangkan di awal memang. Tapi sempet dibikin blank sama isinya sama beberapa kejadian di tengah. Tapi pada akhirnya, gue bisa tersenyum lega saat membaca surat terakhir Kugy untuk Dewa Neptunus. Well, jodoh memang nggak pernah salah... Seberapa kali pun lo dihadapkan pada pilihan yang salah dan bersama orang yang salah. Gue pribadi selalu percaya itu :)

Gue suka perjuangan Keenan dan Kugy demi mencapai cita-citanya. Sebegitu gigihnya. Apa yang dihadapi Mereka, sempat kejadian juga sama gue beberapa tahun yang lalu. Saat nyokap menentang keras pilihan gue untuk mendalami dunia tulis menulis. Karena menurut beliau, itu adalah hobby yang bisa terus gue lakukan sambilan gue memiliki pekerjaan lain yang lebih mantap.

Gue suka kebetulan-kebetulan yang terjadi yang mempertemukan mereka-mereka di dalam cerita. Keenan dan Remi. Remi dan Kugy. Keenan dan Luhde. Kugy dan Luhde. Keenan dan Wanda. Juga yang lain. Digambarkan dengan begitu rapi dan manis. Bikin gue menahan nafas pada beberapa kejadian, dan meghembuskannya dengan lega di kejadian berikutnya.

Hal lain yang paling bereksan bagi gue adalah Sakolah Alit. Cerita tentang jendral pilik itu bener-bener menyentuh hati gue dan bikin gue menitikkan air mata. Iya. Oke. Gue emang cengeng. But, trust me... bagian ini benar-benar mengharukan.

Gue suka Perahu Kertas secara keseluruhan. Dan, bok, sumpah demi apapun, gue amat sangat menyesal baru bisa baca sekarang. Tapi terlambat kadang kala selalu lebih baik daripada tidak sama sekali kan? Thank God, gue masih dikasih kesempatan baca dan memvisualisasikan sendiri adegan-adegan dalam novel ini sebelum akhirnya Film-nya tayang.

Terakhir... harapan gue... Film Perahu Kertas kelak akan sama bagusnya dengan visualisasi yang ada dalam kepala gue saat membaca novel ini. Hahaha. Biar nggak kecewa gitu nontonnya. :D Amin...
24 April 2012

disorientasi arah

Pernah baca postingan gue tentang hal-hal yang gue banget? salah satunya adalah : disorientasi parah akan arah. Salah satu dari sekian banyak hal yang selalu bikin bebii khawatir. Dan gue lupa sejak kapan, juga nggak tau apa awal mulanya, tapi gue bego banget dalam urusan arah. Bahkan bukan bego, tapi emang bener-bener 'kacau'. Kalo bego kan bisa jadi 'pinter' dengan belajar. Nah gue? Untuk menuju rumah yang udah bertahun-tahun gue tinggalin dan selalu menjadi tujuan gue pulang pun tetep aja bisa nyasar.




Gue tau kanan sama kiri. Tau depan sama belakang. Bisa kok bedain mana sebelah kanan, mana sebelah kiri. Tapiii. Kalo sudah dihadapkan pada arah jalan, apalagi kalo jalan itu bercabang dan banyak banget belokannya, Allahuakbar banget, gue nyerah! Bakal kacau banget gue. Bakal nggak bisa bedain mana kanan mana kiri. Udah nggak tau lagi mana depan mana belakang.

Gue pelupa, nggak gampang nginget. Iyah banget. Tapi untuk masalah arah ini lain lagi ceritanya. Gue kayaknya emang nggak diberi kemampuan untuk mengingat arah. Sekuat apapun gue mencoba menghafal jalan menuju suatu tempat, gue nggak akan pernah bisa. Bikin denah? Percuma! Denah nya benar, petunjuk arahnya bener, gue nya yang bego nggak bisa baca denah itu dan salah arah yang berujung gue nyasar dan nggak bakalan nyampe ke tempat yang dituju.

Untuk alasan itulah kenapa gue selalu bermasalah kalo nyetir kendaraan sendiri. Sejauh ini sih gue mengakalinya dengan 'mengingat' bangunan yang dekat tempat yang gue tuju. Kalo jalan lurus sih gue nggak masalah. Belokan-belokannya ini loh. Bisa aja gue udah 'yakin' hafal dan tau belokannya karena udah berulang-ulang kesana. Tapi begitu dihadapkan pada pilihan belokan-belokan itu, gue akan merasa asing lagi. Padahal udah sering lewat, tapi dalem hati gue bakal tetep nanya ragu "ini bener nggak sih lewat sini?" atau "Eh apa iya belokannya kesini? kok asing sih tempatnya", dan pertanyaan-pertanyaan ragu semacam itu lainnya.

Makanya... daripada nyetir kendaraan sendirian. Gue lebih memilih naik angkutan umum. Tinggal menghafal naik angkot jurusan apa dan warna apa dan berenti dimana. Nggak perlu khawatir belok kemana-kemananya. Nggak bakalan nyasar. Tapi iya sih rempong, untuk ukuran gue yang selalu nggak nyaman naik angkutan umum karena (kadang) penumpangnya rese, ngerokok sesukanya, tidur sesukanya, duduk sesukanya. Tapi gue masih milih naik kendaraan umum lah daripada nyetir kendaraan sendiri dan nyasar-nyasar. Nyahahahha. Apalagi kalo di Palembang. Meeeeh. Selain takut nyasar, gue juga nggak berani karena jalananya rame banget!

Hal paling memalukan yang berkenaan masalah disorientasi arah ini adalah, jaman gue SMA. Nggak terlupakan buat gue karena termasuk yang paling parah! :D Ceritanya mau main kerumah temen yang jauuuuuuh banget. Gue udah sering sih main kesana. Biasanya dijemput temen yang lain. Tapi kali itu karena sesuatu hal, gue telat, jadi temen-temen yang lain udah duluan kesana dan gue nyusul. Jadilah gue berangkat motoran sendirian. Rumahnya ini jauh banget dan dalem kompleks. Tau sendiri lah ya kompleks perumahan itu belokannya ada seberapa banyak. Temen-temen gue yang tau gue disorientasi arah ini menawarkan jemput gue di gerbang kompleks, tapi gue menolak dengan alasan nggak mau ngerepotin. Akhirnya mereka memutuskan untuk 'memandu' gue lewat telpon.

Panduan bener. Temen gue bilang "belok kanan", "lurus, mentok, belok kiri". Yang gitu-gitu. Panduannya udah bener dan udah sejelas mungkin. Tapi gue nggak nemu rumah temen gue itu. Berkali-kali gue muterin, ngikutin panduan temen gue tadi. Ada kali 8 sampe 10 kali. Udah dua jam lebih. Gue nyerah. Nelpon temen gue dan minta dijemput. Tebak apa yang terjadi sodara-sodara... Iyak banget!!! Paduannya udah bener belok kanan, tapi yang gue lakukan justru belok kiri. Mau gue muterin sampe kiamat pun nggak bakalan sampe kerumah yang gue tuju. *nangis guling-guling*

Kebodohan lain yang terjadi sama gue gegara disorientasi arah ini adalah : NYASAR DI PTC. Jadi ceritanya janjian nih sama tika (sahabat gue dikampus) buat belanja-belenji ke PTC, beli jilbab gitu rencananya. Karena Tika langsung dari layo dan gue dari kostan, kita janjian ketemuan di PTC. Tika sampe duluan, dia ngasih tau gue dia lagi dimana. Gue sok-sokan gitu nggak mau ketemuan aja di depan PTC, gue suruh tika nunggu tetep ditempat dia itu ntar gue nyusul. Apa yang kejadian coba? Iyak, betul sekali. Gue nyasar di dalem PTC itu. Belokannya boooook banyak banget sumpah. Gue udah beneran kayak anak ilang disana. Gue tau tempat tika nunggu itu dimana, tapi untuk menuju kesananya itu gue nggak tau gimana caranya. Huhuhuhu. Akhirnya menyerah dan ketemuan sama tika di depan pintu masuk PTC x))

Pernah juga nih waktu lagi sama bebii. Ah ini mah sering. Tapi yang diketawain banget sama bebii pas lagi di Kantor Pajak Pratama Baturaja, kan sama bebii nih kesananya, urusan data skripsi kemaren ituh. Nah belokannya didalem kantor ini nggak banyak kok, sebenernya. Tapi karena masuknya dari pintu sebelah sini dan keluarnya dari pintu yang lain. Eh. Pintu sama sih. Cuma arahnya yang lain. Kan pas masuk dari depan, dari arah luar. Keluarnya dari dalem kan. Begitu mau keluar, gue nggak tau mau kearah mana. Merasa asing gitu. Dan emang asing karena gue baru beberapa kali kesana. Tapi semestinya udah tau lah, kan nggak berubah, sama aja kayak masuk tadi, cuma arahnya aja yang beda. Gue yang langsung blank, ngerasa tersesat, dan langsung diem ditempat. Bebii megang tangan gue dan menuntun keluar. Sambil cekikikan jelas. Gue udah gemes banget ituh. Gemes sama diri gue sendiri, bego banget nggak sih gitu aja nggak tau :(


Dan masih banyak "nyasar-nyasar" lainnya yang gue alami akibat disorientasi arah gue yang parah banget ini. Nyasar karena mengunjungi tempat baru sih oke-oke aja kali. Wajar lah. Semua orang juga mungkin aja begitu. Tapi kalo nyasar ke tempat yang udah sering dikunjungi? kayak gue ini? Duuuuh. Malu-maluin.

Untuk alasan itulah juga kenapa sekarang tiap kali gue bilang mau ke suatu tempat, bebii mastiin berulang-ulang gue sama siapa kesana. Kalo sendirian, bebii lebih memilih menunda pekerjaannya dan 'nganterin' gue. Hahahha. Atau kalo terpaksa dia nggak bisa nganterin, ya lima menit sekali gue ditelponin, ditanyain lagi dimana xD

Enak banget ya kalo mau nyulik gue??? Nggak perlu ke tempat yang gue nggak tau. Bawa aja ke tempat-tempat yang banyak belokannya. Sekalipun gue udah sering kesana, yakinlah gue bakal tetep nyasar dan nggak tau jalan pulang xD Eh itu yang baca dilarang ketawa-ketawa yaaaa....

Hijab Style

Sebulan terakhir ini, gue lagi demen-demennya berkreasi dengan jilbab. Yang selama ini, nyaris dua tahun, gue jilbabannya cuma standar doang, jilbabnya juga melulu paris. Sebulanan terakhir ini lagi ngumpulin pashmina, shawl, dan jilbab-jilbab bukan paris lainnya.

Ngumpulinnya nyicil sih. Nggak bisa beli sekaligus banyak. Secaraaaa harga jilbab-jilbab ini nggak semurah jilbab paris. Kalo biasanya beli jilbab paris 5 sampe 10 warna sekali beli, ini cuma bisa 1 sampe 3 motif aja. Bahahahaha.

Tapi, gini deh gue kalo udah niat. Sebulanan terakhir ini nggak banyak belanja buku gegara belanja jilbab. Dan koleksi jilbab yang bukan Paris nya udah banyak aja. Warna-warni dengan berbagai motif. Hahahaha.

Bereksperimen dengan jilbab-jilbab yang non paris ini enak banget. Bisa keren-keren lagi style-nya. Gue sampe belajar sana-sini untuk memodifikasi jilbabnya. Malah sampe punya grup whatsapp yang judulnya 'jilbaban yuk', isinya gue, fira, belind, mba wangi dan mba indah. Gank Hijab Ceria. Hahaha. Share tentang model jilbab baru, pashmina motif baru, dll. Dan tiap harinya (nggak tiap hari juga, pokoknya tiap keluar rumah) kita fotoan hijab style kita hari itu dan share ke twitter :D

Ditambah lagi, si mbak wangi punya label sendiri buat pashmina. Dress Up For Life. Dimana tiap ada motif baru, kita-kita dibikin ngiler lewat email. Great! Jadi makin 'ladasan' laaah belanja pashmina-nya x))

Pertama kali gue mulai memodifikasi style jilbab, ketemuan sama bebii, terus dia yang tercengang gitu dan bilang... "ayank kamu mau kemana? Kok cantik banget?". Glek. Bebii jarang memuji gue. Sekalipun biasanya gue cantik, dia tetep ajah bilang gue jelek. Tapi pas ituh, dia keceplosan bilang gue cantik. Hahahaha. Berarti gue cantik BANGET ya saat itu, sampe-sampe dia nggak bisa nahan diri buat nggak ngomong itu :p secaraaa biasanya jilbaban gitu-gitu ajah :D

Tapi, bebii paling sebel kalo gue udah jilbaban "macem-macem". Soalnya bakal rempong kalo diboncengin motor sama dia. Nggak boleh ngebut, mesti pelaaaaaan banget. Takut jilbabnya rusak. Hahahahahaaaa... Kalo udah gitu, dia pasti ngedumel. Mending jalan kaki katanya, lebih cepet sampe ketimbang naik motor sepelan itu x))

Sejauh ini sih belum banyak-banyak banget hijab style yang gue kuasai. Ada beberapa yang sempet terdokumentasikan sama gue, ini dia :


hasil eksperimen iseng nan asal, tapi gue suka hasilnya! :D

ala mba ollie :D

ini yang paling standar dan mudah! hahaha


ala suciutami

ini diajarin firah :D



Readers sayang ada yang punya hijab style yang keren, lucu, dan cantik? Share yuk!! :)

PS : kalo mo belanja pashmina dengan motif keren, boleh banget loh check label mbak wangi di Dress Up For Life. Harga terjangkau, cantik-cantik pula. Kalo liat, bikin pengen borong :D
Published with Blogger-droid v1.7.4
22 April 2012

His Wedding Organizer

Abis ngubek-ngubek lemari buku lama yang udah ditaro mama diluar kamar, dan nemu metropop yang ceritanya keren banget! Menurut gue. Tapi waktu gue baca buku itu dulu, gue belum aktif ngeblog deh. Makanya nggak bikin review-nya. Hahaha. Kemaren gue re-read, dan akhirnya memutuskan berbagi sedikit disini. Mudah-mudahan nggak banyak spoilernya x))

Gue udah selesai bacanya dulu, jelaaaas. Malah gue masih hafal jalan ceritanya. Tapi kemaren pas re-read, tetep aja ada getaran aneh yang gue rasakan. Tsaaaah! Getaran aneh apaan, dheaaaa xD

Jadi buku ini judulnya 'His Wedding Organizer' karangan Retni SB. Denger nama Retni SB, pasti banyak yang tau karya-karya dia yang lain kan? Kalo gue, jujur aja baru baca satu buku ini doang karya dia. *ngumpet*

Dari judulnya itu lo udah bisa nebak belum bakal kemana jalan cerita novel ini? Yaaah... Intinya sih, si cewek tokoh utama jadi panitia wedding organizer cowok yang selama dua bulan ini dipacarinya. Dan parahnya, calon istri si cowok ini adalah... SAHABAT SI TOKOH UTAMA CEWEK SEMASA SMA!!!

Bayangin. Dobel patah hati nggak siyyy? harus jadi WO nikahan orang yang kita sayang dan kita harapkan jadi pasangan mempelai kita, melihat dia bersanding dan nampak bahagia dengan orang lain aja nyeseknya udah gimana ya bok! Mesti ditambah dengan kenyataan calon pasangan mempelai orang yang kita sayangi itu adalah sahabat kita. Iya. Sahabat kita. Mari bayangkan sendiri rasa sakit dan tercabik-cabiknya :')

Dan parahnya. Sahabat kita nggak tau. Dan nggak ada orang yang tau. Dan si cowok ini seakan-akan lari dari tanggungg jawabnya menyelamatkan hati. Pengen nimpuk, beneran! Jadilah si tokoh utama cewek harus menikmati patah hatinya sendirian. Berusaha tampak tegar padahal dalem hatinya sedang ada badai hebat.

Maaaaan, dateng ke nikahan mantan tersayang lo aja rasanya gimana coba? Ini bukan sekedar dateng, yang ada lo yang repot ngurusin nikahan orang yang lo sayang. Pacar lo! Ih wow. Tapi si tokoh utama cewek ini menerima dengan besar hati kekalahannya. Mungkin memang sahabatnya yang sudah lebih dulu mengenal si cowok ini. Dia memilih diam, ikhlas, menerima, dan mengobati hatinya sendirian.

Tapi ujian demi ujian kemudian datang menghampiri. Ketika si cewek sudah move-on dan menemukan pengganti, si cowok datang lagi, berusaha meluluhkan lagi. Dan begonya si cewek luluh lagi. Asli gue gemes banget sumpah. Padahal si cewek udah dapet pacar yang jauuuuuuh lebih baik. Kenapa juga mesti mau tergoda sama orang yang sudah pernah mencampakkan dan tidak memilih kita, sementara ada orang lain yang menawarkan cintanya sedemikian besar.

Alesan si cewek, karena hati selalu memilih berlabuh pada orang yang bisa membuatnya bergetar hebat. Hallooooo. Boleh, boleh banget ngikutin kata hati. Tapi mbok ya otak ikut dipake jugah. Lo mau jadi perusak hubungan orang lain? Sampe detik ini gue nggak pernah nemu apa enaknya jadi perusak hubungan orang lain...

Pokoknya yah... Novel ini Keren! Penulisnya bisa banget bawa perasaan pembaca hanyut dalam rasa gemes. Dari awal sampe akhir, asli ya, gue gemes se gemes-gemesnya. Pengen datengin si tokoh utama cewek dan bego-begoin dia. Sumpah bego banget emang dia sebagai cewek. Iyaaaa cinta kadang bikin orang 'buta', tapi hallooooo, kalo sikonnya udah gitu dan tetep aja? Diiiihhhhh --"

At least, gue cukup puas dengan endingnya. Nggak ada kejutan. Karena gue udah ngebayangin endingnya begitu dari awal. Cuma yang gue gak kebayang adalah cerita menuju endingnya. Segitunya. Fitnah emang kejam. Apa dhe? Ada deeeh. Hahahaha. Pokoknya bikin gue tercengang. Dan, again, gemes!

Dan.. oh ya.. satu lagi nilai plus novel ini bagi gue.. ada penjelasan tentang Taman Nasional Betung Kerihun - Kalimantan yang digambarkan dengan amat detail. Bikin gue meneguk ludah karena ngiri dan merasa pengen kesana. Keren kayaknya. Hmmm, catet di agenda backpakeran sama bebii aahh x))

Lainnya?? Hm. Gue juga suka pen-deskripsian wedding party-nya. Konsep the little mermaid. Keren. Bikin gue (lagi-lagi) membayangkan wedding party impian gue :')

Apa yang gue pelajari dari novel ini?? Adalah kalau seseorang sudah pernah menolak memilih kita dan menyerah dalam perjuangan yang semestinya dilakukan bersama, maka ketika dia berusaha datang kembali, bentengi diri dan jangan kasih dia kesempatan. Setiap orang berhak untuk kesempatan kedua? Ya! Tapi.. buka mata.. dia sudah pernah mengecewakan lo. Kalau dikasih satu kesempatan lagi, yakin dia gak begitu? Ada yang jamin? don't expext too much, safe your heart!
Published with Blogger-droid v1.7.4
21 April 2012

telpon dini hari

Aku sedang lelap dalam tidurku saat kurasakan handphone yang kuletakkan tepat di samping bantalku bergetar hebat. Dalam gelap aku meraba mencari handphone tersebut sambil mereka-reka jam berapa sekarang. Mestilah sudah lewat tengah malam. Dan, ah aku tau siapa penelpon ini.

Bibirku menyunggingkan senyum lebar saat melihat nama yang tertera di layar handphone yang terus saja bergetar itu.

"Hallo..." aku menyapa si penelpon dengan suara khas orang yang baru bangun tidur.

"Kamu belum tidur?" Tidak ada sapaan balasan, si penelpon langsung bertanya.

Aku tersenyum, mengucek mataku yang masih terasa berat. "Udah tidur, kebangun..." jawabku, menguap.

"Kebangun gara-gara aku, ya?" Tanya si penelpon lagi.

Aku tertawa kecil. Kalau saja yang menelpon ini bukan Fathir, pacarku... dan kalau saja aku tidak betul-betul sayang padanya, aku akan menjawab "ya menurut looo" dengan nada jutek.

Tapi beda halnya karena yang menelpon ini Fathir, jam berapapun, apapun efeknya, aku akan menjawab "Iya, sayang. Tapi nggak papa. Aku seneng kok ditelpon kamu... kamu kenapa belum tidur?"

Pertanyaan retoris dan template karena Fathir akan menjawab "Aku nggak bisa tidur, sayang...".

Aku tersenyum. Tuh, bener kan. Fathir memang menjawab begitu. Ah aku sudah hafal :)

Aku menggerakkan badanku agar terasa enakkan. Mengambil handphone satu lagi dan memencetnya agar menyala, melihat jam yang tertera disana. Pukul 3 lewat 20 dini hari.

"Kamu lagi ngapain?" Tanyaku, memastikan. Meski aku tahu Fathir mungkin sedang bermain game football manager atau menonton film di laptop kesayangannya.

"Aku lagi kangen kamu, sayang..." jawabnya gombal. Aku tersenyum. Sesuatu menghangat dibalik dadaku.

Dulu, saat kami belum pacaran, Fathir memang sering menggombaliku. Sampe saat dia menyatakan cintanya padaku, aku pun menganggapnya gombal. Tapi sejak pacaran, Fathir jarang mengeluarkan kata-kata gombal. Fathir lebih menunjukkan rasa sayangnya padaku dengan tingkah laku dan perbuatan, tidak sekedar ucapan. Ahh... Fathirku itu memang punya segudang pesona yang bisa membuat jantungku berdetak jutaan kali lipat tak normal.

"Idih. Tumben ngegombal. Ada apa nih? Jangan-jangan abis bikin salah? Hahahaha" aku meledeknya.

Iya. Sejak pacaran, kalau Fathir sudah mulai bersikap mesra padaku, pasti dia baru melakukan kesalahan. Mematahkan flashdisk milikku misalnya, atau mungkin tidak sengaja merusak novelku yang dia pinjam. Hihi. Dia kira gombalannya bakal meluluhkan aku? Dia salah. Aku sayang sama dia. Dan cinta adalah satu-satunya alasan orang bisa dengan mudah memaafkan. Jadi, tanpa perlu dia menggombaliku-pun, pasti aku memaafkannya :D

"Ih kamu gitu, kalo romantis dikit dituduh abis bikin salah. Males ahhh..." Fathir menjawab dengan nada ngambeknya yang khas. Andai sedang berdekatan, aku pasti sudah menciuminya. Fathir tampak menggemaskan kalau sedang ngambek.

"Abisnya aneh... hahaa...."

"Aneh kenapa? Kangen sama pacar sendiri kan wajar? Kangen sama cewek lain tuh baru aneh..." Fathir bersungut kesal.

Aku mengucek mataku yang mendadak gatal. Rasa ngantuk udah lenyap entah kemana.

"Atau kamu mau yaaa aku gitu ke cewek lain? Aku sih bisa aja ngegodain cewek lain..." kata Fathir santai.

Aku tersenyum geli. "Ngegodain doang sih nggak papa, sayang. Asal hatinya tetep dijaga buat aku doang. I teach trust by giving you a freedom". Jawabku mantap.

Hening. Cukup lama.

"Terus kalo pas lagi ngegodain, aku beneran jatuh hati sama cewek itu... gimana?" Tanya Fathir.

Aku tersentak, terdiam beberapa saat memikirkan jawaban. "No, you won't. Kamu kan sayang sama aku" jawabku terkekeh.

Fathir ikut tertawa. "Aku sih sayang sama orang yang juga sayang sama aku dong..." kata Fathir, masih tetap tertawa.

"Well. I do. Rite? Dan kamu tau... diluar sana nggak akan ada yang bisa melakukakannya sebaik aku..."

"Idih. PD pisan. Hahahaha. Gimana kalo ada? Hayolooooh...." Fathir menantang ucapanku.

"Jelas nggak akan adalah..." jawabku mantap dan penuh keyakinan. "Kalo yang lebih baik dari aku sih mungkin aja ada. Tapi kalo sama persis kayak aku, aku yakin nggak bakal ada..." lanjutku.

"Nah ituh... kalo ada yang lebih baik... gimana hayoooo?"

Lagi-lagi aku terdiam, memikirkan jawaban yang tepat.

"Make sure, then... dia benar-benar sayang sama kamu atau sekedar obsesi memilikimu? Nggak pengen kamu dimiliki orang lain apalagi dimiliki cewek yang kayak aku..."

Farhir terbahak. Aku mengernyit. Apa yang lucu dari omonganku tadi sih?

"Kok ketawa?" Tanyaku.

"Hahahaha. Ya ya ya. I know what you mean... statement kamu tadi. Hahahahaha. Dasar!"

Aku ikut tertawa.

"Nah. Kalo sudah aku pastikan, dan dia memang sayang padaku bukan sekedar obsesi. Dan itu lebih dari kamu. Gimana?" Fathir mencecarku lagi.

Aku tersenyum. Kekasihku ini kalau bertanya sesuatu memang akan menuntut jawaban dengan jelas. Sampai dia puas.

"Kamu mau sama dia, gituh?" Aku balik bertanya.

"Mungkin aja..." Fathir menjawab seadanya.

"Kalo memang kamu bahagia sama dia dan dia bisa menyayangi kamu lebih baik dari aku, aku nggak akan nahan kamu kok, yank. Aku pasti ngelepas kamu dengan ikhlas sama dia. Aku nggak akan jadi penghalang, sahabatku pun nggak. Emang sih, susah banget buat aku pasti, bahkan jangan kaget kalo denger kabar aku jadi gila. Tapi jangan khawatir, I will be very fine, hanya jika kamu juga bahagia. Aku tahu Allah nggak akan pernah salah, aku sayang kamu ikhlas. Yah yang jelas, aku nggak mau jadi seperti... euh... if you know what I mean..." aku mengatakan semua itu dengan mantap dan Fathir mendengarkan dengan seksama.

"Tapi sayang, sebelum akhirnya aku melepaskan kamu dengan dia. Aku pasti akan berjuang semampuku untuk bikin kamu ngerasa jauuuuh lebih bahagia sama aku. Biar kamu nggak pergi berpaling ke dia dan tetap bersamaku..." aku menambahkan.

"Ah... ayaaaank...." nada manja Fathir yang khas. Kalau saat ini kami berdekatan, dia pasti sudah memelukku dengan sangat erat.

"Emangnya, kalo sosok itu ada. Kamu betul-betul memikirkan untuk pindah hati, yank? Aku nggak cukup bikin kamu bahagia ya?" Tanyaku pelan. Ketakutan menyergapku.

"Hm...." Fathir berdehem. Mungkin dia sedang berfikir. Aku menunggu dengan was-was. "Nggak, sayang. Andai mau, pasti sudah aku lakukan dari sekarang. Tapi nggak. Bagiku kamu satu-satunya, dan apa yang kamu kasih ke aku sudah jauh dari kata cukup. Kamu melengkapi, dan aku udah nggak butuh apa-apa dari cewek lain lagi" jawab Fathir mantap.

Sudut mataku memanas, buliran air bening mendesak keluar dari sana dan berjatuhan membasahi pipiku.

"Aku kan sayang sama kamu. Cewek lain mah nggak ada yang bisa kayak kamu buat aku. You are the one who can!"

Ah, Fathir. Aku pingin memeluknya erat-erat, sesegukan di dada bidangnya, dan merasakan dia menciumi ubun-ubunku dengan penuh rasa sayang.

"Yaudah, sayang. Udah malem. Kamu tidur gih. Maaf bangunin malem-malem dan jadi ngobrol yang berat gini ya sayang..." kata Fathir.

Aku tersenyum, menghapus bulir-bulir air mata yang membasahi pipiku

"I love you, yank..." katanya pelan, setengah berbisik. Tubuhku bergetar hebat.

"I love you too, sayang..."

Dan telpon pun terputus. Aku mengulang lagi percakapanku dengan Fathir tadi dalam kepalaku. Hatiku menghangat. Aku tau Fathir bersungguh-sungguh mengatakannya. Aku tau itu. Thank God I have him :')


***
Potongan cerita Fathir - Soraya. #draft
Published with Blogger-droid v1.7.4
20 April 2012

Pemberi Harapan Palsu

Ada yang tau PHP? Dari kemaren pengen bahasan ini tapi belum dapet feel yang pas... belum dapet referensi yang banyak dan layak juga sih. Takut tulisannya nggak berisi. Hihi. Tapi setelah tanya sana-sini dan baca sana-sini, akhirnya menyimpulkan akan membuat sedikit tulisan ringan tentang PHP.

Iyak. PHP adalah singkatan dari Pemberi Harapan Palsu. Ada yang pernah digituin? Atau malah ada yang pernah gituin? x))

Biasanya sih, pelaku PHP ini adalah cowok. Kebanyakaaaaan. Tapi ya nggak menutup kemungkinan juga sih pelaku PHP ini cewek. Cowok pun cewek punya kapasitas yang sama besarnya untuk menjadi pelaku PHP...

Jadi korban PHP-an ini nyebelin banget yak? Maaaaan... udah berharap setinggi langit, eh ternyata harapannya kosong. Semu. Nggak berujung pada apa-apa. Nyakitiiiiiin, bok!

lo pernah digituin, dhe? Pernah. A few years ago. Tapi pada masa itu sih belum ngetren istilah PHP. Nyahahahaha. Ah tapi, setelah gue pikir-pikir lagi sekarang, saat itu gue nggak di PHP-in kok. Cuma gue nya aja yang ngarepnya ketinggian. Kan emang nggak boleh yaaa expect to much about something, nggak baek kan yaaa :)

Karena kadang... bukan salah doi juga sih. Kali aja emang kita yang ngarepnya berlebihan, bukan doi berniat PHP-in kita... *positif thinking*

Seseorang bisa dikatakan pelaku PHP kalo : kita sama dia nggak ada status tapi dia manggil kita 'yank', 'honey', 'beb', dan panggilan sayang lainnya... kalo dia memperlakukan kita layaknya seseorang yang sedang PDKTan... ngirim sms template lagi apa, udah makan, dan lainnya rutin kayak minum obat 3x sehari... kalo kita diajak ngumpul dan dikenalin sama temen-temennya... kalo kita (bahkan) dikenalin sama keluarganya... dan hal-hal manis lainnya yang sejatinya emang hanya bakal dilakukan oleh orang-orang yang PDKTan.. tapi segala itu tidak berujung pada 'jadian'.. doi bisa aja jadian sama orang lain atau bahkan menolak ketika lo ajakin jadian...

Dan seseorang... nggak bisa dikatakan PHP kalo : dia sering sms atau nelpon lo tapi objek obrolan dia adalah temen deket lo, maaaan, itu sih doi mau PDKTan sama temen deket lo kali! :D atau, dia sering menerima tawaran jalan bareng lo setelah berulang kali lo paksa dan bujuk-bujuk, fyi, itu dia sebenernya nerima ajakan lo cuma karena nggak enakan aja loh... kalo pada akhirnya dia jadian sama cewek lain atau bahkan menolak saat lo ajak jadian, ya bukan berarti dia pelaku PHP. Lo nya aja yang ngarepnya ketinggian :)

Nah.. pada kasus gue tadi.. yang few years ago ituh... kalo dipikir dengan seksama dan mengakui dengan besar hati sih, gue emang nggak di PHPin. Dasar gue aja yang ngarepnya ketinggian. He wasn't call me 'yank' 'beb', etc. Dia bahkan susaaaah banget kalo diajakin ketemu, mesti ada temen lain yang ikut, nggak pernah mau berduaan ajah sama gue. Daan, kalo sms telpon juga ngomongin yang penting-penting doang :D

Pelaku PHP ini bisa disebut playboy atau playgirl juga nggak sih? IMHO.. nggak! Playboy atau playgirl itu adalah orang yang suka gonta-ganti pasangan. Iya kan? Nah, kalo pelaku PHP ini adalah mereka yang demeeeen banget ngasih harepan tanpa pernah mau mewujudkan harepan itu.

Mungkin. Mungkin nih yaaaa... mereka menikmati saat-saat bikin orang lain tersenyum malu karena ulah mereka. Mungkin juga.. emang itu udah sifat bawaan mereka, membuat seseorang jatuh tanpa pernah berniat menangkapnya.

Well. It's hurt. So damn hurt untuk menjadi seorang korban PHP. Jatuh, tapi sama sekali tidak ditangkap...

Pelaku PHP ini enaknya diapain, Dhe?? Bakar. Nyahahaha. Nggak deng, nggak seekstrim itu. Kalo lo adalah korban PHP, jangan sedih. Jangan sampe si pelaku PHP melihat betapa rapuhnya lo akibat ulahnya dia. Pasang tampang sok cool ajah, meskipun dalem hati lo sedang ada badai parah, tapi depan dia tunjukkan ekspresi kalo lo nggak kenapa-napa. Bikin dia mikir kalo bagi lo, apa yang udah dia lakukan itu nggak ada artinya buat lo. Lo kuat. Lo tangguh. Dan permainan PHP mereka nggak mempan buat lo. Bales dengan elegan x))

Kalo lo pelaku PHP? Tobat, dude! Karma does exist. Ntar kena batunya looooh. Nggak baik bikin seseorang jatuh tanpa berniat menangkapnya :)

Ada yang pernah menjadi korban atau bahkan pelaku PHP? Wanna share with me? :D
Published with Blogger-droid v1.7.4
18 April 2012

Foto


Kebayaan. Foto buat ijazah.
Seharian ini rempong gegara ini. Hahahhaha. Mulai dari make-up sampe urusan model jilbab. Kalo make-up sih gampang. Model jilbabnya ini bok! :D
Tapi akhirnya nemu juga yang pas. Setelah nanya sana-sini, searching sana-sini, sampe minta kirimin tutorial step by step sama gank hijab ceria :p
Akhirnya pilihan jatuh di model jilbab yang ini. Cantik yaaaaaa :p
Ini sih kalo tampak samping jilbabnya masih acakan banget. Banget, deh. Tapi kan cuma buat foto doang. Lumayan lah, kalo tampak depan, rapi, dan cantik! *tetep*
Ntaran mesti latihan lebih maksimal lagi, di pas-pasin gimana biar pas yudisium atau wisuda tampak depan - samping - dan belakangnya sama-sama cantik x))
Atau ada yang mau share model jilbab lain yang cantik dan cocok buat wisudaan?:)
16 April 2012

Sarjana Ekonomi

Hari ini judulnya dapet "surprise" . Hehehehe. Alhamdulillaaaaaaah banget. Padahal baru kemaren kan ya bikin postingan bernada khawatir itu. Hahahahah.

Allah memang selalu bekerja dengan cara-Nya sendiri. Cara-cara yang tidak diketahui oleh manusia. :')

Abis subuh, seperti senin-senin biasanya dalam dua bulan terakhir ini, gue berangkat ke Palembang. Masih ngantuk, kedinginan, tapi mesti. Demi bimbingan sama dospem tepat jam 9 pagi di kampus bukit. Demi bimbingan sama dospem yang nggak sampe 10 menit. Waktu yang gue habiskan di perjalanan bolak-balik bener-bener nggak sepadan sama waktu yang gue habiskan untuk bimbingan -____-;

Sempet kena macet parah di musi dua, udah jam setengah 9 aja. Khawatir banget-bangetan, si bapak dospem kan nggak boleh telat. Kalo nggak harini, takut nggak nyempet revisian. Tanggal 27 terus membayang-bayangi gue. Tapi syukurnya sampe kampus, bapaknya belom dateng...

Nunggu bentar, ngobrol-ngobrol dikit, then si bapak dospem dateng. Ada anak ekstensi duluan konsultasi. Terus kami-kami ini berjajar antre gitu didepan ruang bapak. Pas si anak ekstensi keluar, salah satu temen gue dideret antrian terdepan udah siap masuk. And guess what?? Si bapak dospem manggil gue. Iya. Beliau manggil gue dan minta gue masuk duluan. DULUAN!!

Gemeteran sebadan-badan gue. Ada apa cobaaa. Apa yang salah sama analisis gue. Segala doa baik udah gue sebut dalam hati dalam perjalanan masuk ruang bapak. Jalan pelaaaan banget, berasa nggak sampe-sampe. Slow motion gituh jadinya. AC ruangan yang dingin banget bikin gue pengen pingsan.

Kemudian terjadilah percakapan yang kira-kira begini :

Bapak : Adyta Dhea..
Gue : Saya, pak...
Bapak : *nyodorin map kuning draft skripsi saya*
Gue : *menerima dengan bingung*
Bapak : ada siapa lagi diluar sana? Sonia ada?
Gue : ada, pak.. (masih bingung, kok nggak ada bahasan revisian sama sekali)
Bapak : yaudah panggil...
Gue : ini... nggak konsultasi aku dulu pak?
Bapak : udaaaah... buka diluar sana....
Gue : *jalan keluar dengan perasaan was-was*

Sampe luar ruangan, gue langsung buka lembar konsultasi. Dan tebak apa yang tertulis disana sodara-sodara. ACC!! sampe bab 5!! ACC tanpa revisi sedikitpun.

Gue langsung loncat-loncat girang, dan, iyah, gue sumpah nggak bisa nutupin rasa seneng gue itu... Booook, targetnya sih emang minggu ini dapet acc. Tapi shock juga secepet ini. Bayangin. Tanpa revisi sedikitpun!! Alhamdulillaaaaaah :')

Jadi sekarang udah acc dua-dua dospem dong. Syarat ujian komprenya juga udah setengah dipenuhi. Besok mau melengkapi syarat yang lain, dianterin bebii dooong. *tetep* bisa kok sendiri, bisa. Tapi disorientasi arah gue apa kabaaar? Bebii sih khawatir gye nyasar di perpus pusat kalo ngurus semuanya sendirian :p

Jadi. Wisuda juni nih, Dhe?? Iyaaaaaaaa :D nih lagi khawatir ujian komprenya gimana nih. Semoga Allah selalu memberikan kemudahan untuk semuanya sampe selesai. Amin amin amin. Pokoknya yaaa, tetep doa yang baik-baik buat gue ya :')

Eniwei. Topik wisudaan adalah topik paling sensitif yang diobrolin antara gue sama bebii. Dia belum soalnya. Gapapa, sayang. Gapapa. Akan sampe waktunya buat kamu, kok :*

Doa pendek sebelum postingan ini diakhiri. Semoga mata kanan yang bengkak ini segera pulih. Kan mau foto kebayaan. Masa matanya bengkak sih. Kan fotonya buat diijazaaah :(

Sarjana Ekonomi.... I'm coming!!
Published with Blogger-droid v1.7.4
15 April 2012

stalking

Seharian ini timeline twitter gue lagi rame bahas stalking. Dan ada salah satu selebtwit yang ngetwit paaaaaas banget sama apa yang baru kejadian sama gue. Jadilah gue retweet terus ikutan ngetweet dikit tentang stalking. Eh terus malah banyak yang nimbrung dan jadi rame, deh x))

What is stalking? Menguntit ya? Kalo gue mendefinisikan stalking (khusus di dunia pertwitteran) itu begini... lo nggak follow seseorang, tapi lo rutin ngecek timeline dia dan bacain satu-satu.

Yang paling parah adalah, stalker yang pernah follow, terus unfollow, terus tetep stalking. Meeeeehh xD tujuan unfollow kemaren karena apa? Karena muak gitu baca twit-twit doi kan? Keganggu gitu kan sama twit-twit doi? Nah terus, pas udah unfollow, kok ya masih mau stalking siiy? :p

Terus ada temen gue yang bilang. Stalking sama kepo apa bedanya? Mereka berdua itu beda, tapi sodaraan. Hahaha. Kepo itu adalah bibit-bibit stalking, dan kepo itulah yang mendorong seseorang untuk stalking. Gini deh, nggak mungkin stalking kalo gak kepo. Dan.. kepo itu nggak akan tuntas kalo lo nggak stalking. Do you get it??

Okeh. Next. Kita persempit pembahasan pada dunia pertwitteran aja yah...

Stalking ini membutuhkan keahlian khusus. Hahahaha. Apalagi kalo lo stalking pake hape touchscreen (kayak gue), salah-salah, pas mau view conversation, lo malah klik mark as favorite. Iyaaa. Itu gue x)) #aibtwitter

Stalking pake hape non touch-screen juga mesti ati-ati. Jari mesti terlatih. Temen gue tadi cerita pengalamaN stalkingnya pake bebe, alih-alih mau stalking eh malah kepencet 'follow' . Bhahahahaha. Ada yang gituh? Ada? Gue alhamdulillah belum pernah x))

Lo belum keren ah kalo mau stalking eh malah kepencet follow atau mark as favorite. Daaaan, lebih nggak keren lagi nih kalo abis stalking lo kebakaran jenggot, marah-marah, dan ngerasa apapun yang ada di timeline orang yang lo stalking itu ditujukan buat lo. Kecuali di timeline orang yang lo stalking itu ada twit yang mengandung keyword menuju lo. Kayak yang pernah kejadian sama gue x)) kan nggak ada yang nyuruh lo stalking. Jadi kalo efek abis stalking, lo patah hati atau kesel, ya jangan keliatan banget laaah. Kecuali itu tadi ya, ada keyword yang menuju ke lo, gue dukung banget kalo lo mau marah :D

Stalking juga butuh kekuatan mental. Kuatin hati lo sebelum stalking. karena abis stalking, apa aja bisa terjadi. Apalagi kalo yang lo stalkingin ini mantan pacar lo. Oh. Apalagi mantan pacar yang udah punya pacar baru. Booook, itu stalking ngapain sik? Liatin TDA-an mantan dan pacar barunya? Kasian hati lo...

Too much stalking will kill you. Yah, at least kill your heart...

Gue juga sering stalking kok. Hahahaha. Stalking TL pacar :p itu namanya stalking juga bukan sik? Kan gue sama pacar saling follow. Malah timeline pacar tuh ada di uberbar twitter gue. Hahaha. Tapi tetep aja gitu, tiap bangun tidur pagi, langsung stalking TL dia. sekedar pengen tau dia ngapain aja selama gue tidur x))

Stalking orang lain? Lumayan sering juga. Hahahaha. Dunia twitter bok, banyak yang memancing kekepoan. Tapi lagi-lagi kayak yang temen gue bilang, professional stalker, alhamdulillah sampe sekarang nggak pernah kepencet "follow" pas lagi stalking x))

Eh terus temen gue tadi nanya, gimana kalo kita yang di stalkingin? Enjoy that! They're stalking because we are something. Hahaha. Gue sih stalking orang kalo emang orang itu punya kapasitas buat di stalkingin. Kapasitas nyinyirin gue misalnyah :D nah kalo lo yang ada di posisi yang di stalkingin, nikmatin aja, jangan gembok akun lo, biarkan aja si stalker terbunuh pelan-pelan akibat ulahnya sendiri. Gue dooooong, ngeh di stalkingin, langsung ajah gitu menulis hal-hal yang gue tau banget dicari para stalker. TDAan sama bebii misalnya :p

Eits. Yang baca ini terus kesindir? Jangan salahin gue dong. Kata temen gue, nggak ada tulisan yang menyindir. Yang ada itu lo melakukan sama persis kayak apa yang ditulis, makanya lo kesindir.

Gue? Kesindir? Abis stalking? Sering. Yakali kesindir. Lah apa yang ditulis penuuuuuh dengan keyword-keyword yang menuju jelas kearah gue. Hahahaha.

Well. Stop stalking. Nggak sehat. Minimal buat hati. Kasiaaaaan hati. :)

Tapi. Kalo tetep kekeuh pengen stalking karena lo kepo banget. Let me tell you some rules. First, latihan jari. Mencetnya hati-hati. Sabar-sabar gitu, biar nggak kepencet tombol-tombol lain. Next, siapkan hati, siap nerima efek apapun yang akan terjadi kelak. Last, doing it professionally, this is The most important, hahahahah... if you know what I mean x))

Hepi stalking everyone :D
Published with Blogger-droid v1.7.4

Life

Halloooooo.....
Setelah semingguan kemaren cuma bisa nge-blog lewat android, hari ini ketemu juga nih sama laptop yang tercolok modem dan bisa ngeblog dengan puaaaaaaas :D

Gue suka. Sukaaaaaa banget ngeblog dari android. Everytime and everywhere. Iya, kalo via android, gue bisa ngeblog kapan dan dimana aja. Iya sih tergantung sinyal juga sih. Tapi tetep aja, bisa sambil tiduran, sambil otw kampus, sambil duduk-duduk nunggu, dll, dsb. Nah kalo dari laptop? Mesti bener-bener diniatin mau nge-blog, nggak bisa iseng-isengan. Hahhaha. Tapiiiii nggak enaknya dari android adalah layarnya seuprit. Nggak bebas aja gue. Ngetiknya touchscreen lagi, penyakit typo gueeeeee :D

Ah sudahlah.... masing-masing punya kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri, kaaaan :)

Ngomong-ngomong soal kelebihan dan kekurangan. Gue. Iya, gue. Well, I'm not a perfect one. Banyak banget kekurangan-kekurangan dalam diri gue. Malah... ada beberapa orang loh yang bilangin gue ini nggak pantes dapetin bebii. Bebii yang gitu, masa cuma dapet gue yang begini. Hehehehe. Hidup kan saling melengkapi, ya? Bebii cuma dapet gue yang begini aja yang heboh segitu. Gimana kalo bebii dapet cewek yang jauuuuuuh baik segala-galanya dari gue? Bisa-bisa sedunia heboh :p

Allah kan adil. Gue dan bebii disatukan untuk saling melengkapi :')

How's life, Dhe? Baik. Alhamdulillah. Cuma lagi dihimpit deadline aja. Duuuuuh, ngomongin deadline, angka 27 ituh udah tergambar jelas didepan mata gue. Sesek napas mulu gue tiap inget. Pengen lari-larian ngurusin semuanya biar segera kelar. Tapi gabisa. I hate the birocration. Dari awal, gue udah dibikin ribet sama segala tetek-bengek birokrasi ini. Mudahkanlah ya Allah... Mudahkanlaaaah....

Tanggalnya udah semakin deket aja... Kelabakan ngurus ini itu segala macemnya... Takut nggak nyempet, takut masih ada aja yang kurang. Tapi gue optimis. Apalagi kemaren salah satu hal paling vital udah di tangan gue. Bismillah... Sekarang yang bisa gue lakukan hanyalah banyak-banyak berdoa. Usaha maksimal juga tetep. Bodo amat deh lari-larian dan kerepotan ngurus ini itu. Bodo amat. Kayak yang bebii bilang, kelak, kalo semua urusan ini udah selesai, gue pasti merindukan saat-saat ini. Jadi inget Script Trip to Baturaja. Hahahaha. Ngedumel karena birokrasinya nyebelin, eh pas udah kelar gini, jadi kangen kan :D

Iya... Sekarang yang bisa gue lakukan hanyalah banyak-banyak berdoa, disela-sela usaha maksimal gue itu. Semoga semuanya selesai tepat pada waktunya. Mendoakan banyak hal. Semoga Allah melancarkan semuanya. Nggak sekedar urusan ini aja, tapi juga gue dan bebii. Bisikannya makin kenceng dan makin jahat aja. Nggak pernah reda sedikitpun. Yang stalking juga tetep ajah ada. At least, gue nggak nyuruh mereka stalking sih. Jadi kalo nemu something yang mereka nggak suka, TDA-an gue dan bebii misalnya, that's not my fault :)

Ah iyaa... Setelah nyaris tujuh bulan... Akhirnya kemaren gue lakuin juga. Sekarang legaaaaaaa banget rasanya, nggak ada ganjelan lagi tiap bareng bebii. Mestinya gue nurutin omongan temen-temen dari kemaren-kemaren. Tapi, entahlah, semacam merasa sayang aja. Tapiiiiii liat respon bisikan jahat itu, akhirnya kemaren dilakuin juga. Daaaaan responnya bebii? Ya Allah.... No doubt :')


Jadi. Siapapun yang baca ini, my trully readers atau bahkan para stalker, mari doa yang baik-baik buat gue yaaa... buat kemudahan jalan menuju Sarjana Ekonomi ini.... buat kelancaran hubungan gue dan bebii... Amin amin amin amiiiiin :)

So... How's your life?
13 April 2012

From Bandung with Love

Pagi ini bangun tidur, mandi, sarapan, dan langsung nonton. Iyaaaa, kemaren pas pulang dari kostan bebii, dibekalin sama beberapa film. Hahaha. Dan ini kenapa gue jadi ketagihan review film, yak? :D

Film yang tadi pagi gue tonton bukan film asia, tapi film Indonesia. From Bandung With Love. Ada yang udah pernah nonton? Ada? Sssst! Itu yang lagi-lagi ngomongin gue telat banget baru nonton sekarang, coba ya kali ini mulutnya yang disilet :))

Adalah Vega, seorang penyiar radio. Acara dia di radio itu seputar dengerin curhatan pendengar yang nelpon dan ngasih masukan gituh. Tiap minggu ada tema-tema tertentu. Misalnya, mantan pacar. Nah.. Vega ini profesional banget orangnya, dia bahkan sampe melakukan survey untuk tiap tema siarannya. Jadi dia bener-bener "ngerti", gituh. Nggak asal komentar aja.

Si Vega ini punya sahabat. Sahabatnya abis di selingkuhin. Denger cerita si sahabat itu, Vega memutuskan untuk mengangkat tema "kesetiaan" pada siarannya minggu depaN. Daaan... iyaaaa... untuk tema ini pun Vega melakukan survey :)

Pas doi cerita sama pacarnya, named Dion. Si Dion yang nggak setuju gitu. Vega mau jadiin siapa sumber penelitiannya? Tema itu terlalu sensitif menurut Dion. Tapi Vega kekeuh. Sampe dia bilang "aku punya waktu 6 hari. I'll find the way buat dapetin sumber. Daan, apapun bisa terjadi dalam enam hari..."

Dan itu bener banget. Apapun bisa terjadi dalam enam hari. Vega ketemu sama seorang cowok yang dia rasa bisa jadi sumber risetnya. Gawatnya... Disinilah segala kerumitan itu dimulai. Vega mulai terlihat ada "sesuatu" sama si sumber survey nya ini...

*menghela nafas*

For your information aja nih ya... Pacarnya Vega, si dion ini... ya ampuuuun, tipe cowok yang pas banget dijadiin calon suami. Udah ganteng, baik, pengalah. Tapi ya itu, Vega tetep aja deg-degan begitu diperlakukan "lebih" sama si sumber risetnya itu. Secara yaaa, cowok bad boy mah, emang selalu tau caranya bikin cewek kelepek-kelepek.

Pesan moral yang mau gue perjelas disini adalah... bersyukurlah kalo pacar kalian kagok melakukan hal-hal romantis, it's mean that, he is a good boy :)

Setelah terlibat "sesuatu" sama si cowok sumber riset ini, vega jadi sering boong. Beneran kayak lagi selingkuh padahal sih nggak. Tapi entah kenapa Vega merasa harus boong sama Dion. Dan dionnya juga jadi aneh, jadi insecure gituh, jadi bawel dan sering nanya-nanya. Mungkin karena memang Vega ada "sesuatu" sama si cowok sumber risetnya ini yaaa. Jadi Vega merasa perlu menutupinya dari Dion. Dan karena Vega aneh, ya wajar dong Dion insecure yak. Dion jadi ngerasa ada yang aneh kan :)

Pada akhirnya. Bok. Nggak tega gue nulisinnya disini. *ambil tissue* *lap air mata*

Pada akhirnya, something happened, sesuatu yang benar-benar menyakitkan bagi Dion dan amat sangat di sesali oleh Vega. Itulah sih, yang namanya penyesalan itu emang nggak pernah dateng diawal. Selalu belakangan, akhiran. Makanya, gue, kalo mo ngapa-ngapain mesti dipikir berulang kali, dan kali berasa ragu sih gue lebih milih untuk tidak melakukannya. *tetep ada curcolannya*

Tapi salahnya Dion juga nih. Gue sebel bin gemes dan geregetan banget. Masa main ilang gitu aja. Nggak minta penjelasan dulu gitu sama Vega. Mungkin karena Dion terlalu sayang sama Vega ya makanya dia gitu. Karena dia sayang sama Vega dan nggak mau terjadi apa-apa sama hubungan mereka makanya dia ngilang, menyendiri dan menenangkan hati dulu, kelak setelah siap baru dia akan menuntut penjelasan.


Tapi kasian Vega kaaaan. Nggak kebayang kalo gue yang harus ada di posisi itu. Ribut kecil sama bebii aja gue susulin kekostannya pagi-pagi cuma buat mastiin dia nggak kenapa-napa. Apalagi kalo gituh, ngilang dan nggak bisa dihubungin? Dududududu...

Kalo gue sih. Iya, gue. Kalo pacar gue melakukan kesalahan. Gue pasti ngasih dia kesempatan untuk dia menjelaskan pada gue, kenapa bisa begitu. Karena gue tau, everything happened for a reason, jadi pasti ada alesannya. Setelah itu, mau gue terima atau nggak alesan itu, urusan kemudian. Yang penting gue tetep ngasih kesempatan buat menjelaskan. Makanya gue paling nggak suka sama orang yang kalo ada masalah malah memilih matiin hape, ngilang, gak mau di hubungin, dll. Gimana bisa selesai kalo gitu kan? Malesin banget hidup dalam masalah demi masalah --"

So. How's the ending, Dhe? Seperti biasa. I won't tell you. Nyahahahaha. Tapi yang jelas, endingnya menyakitkaaaaan sekali. Kalo gue jadi Vega, berhari-hari gue bakal mengutuki diri dan menyesali apa yang udah gue lakukan.

But, that's life. Like or not, you just need to deal with it.

Hidup itu pilihan, maka ketika lo udah memilih untuk melakukan "sesuatu", terimalah konsekuensi dikemudian harinya. Kalau memang itu menyisakan penyesalan, berjanjilah pada diri sendiri untuk tidak mengulanginya di kemudian hari. Jadikan itu pelajaran. Dan anggaplah, cara Allah menegur lo :)

Eh tapi ya.. selingkuh dan kesetiaan adalah masalah yang amat sangat sensitif bagi gue. Bagi semua orang kali yaaaa. Hahahaha. Gue pernah di selingkuhin, dan gue nggak pernah bisa memaafkan kesalahan yang satu ini. Dan gue pernah nyoba selingkuh juga, fyi aja, nggak ada enak-enaknya sama sekali deh. Been there before, no more. Alhamdulillah sekarang sudah punya bebii. Dan semoga kami berdua dijauhkan dari "masalah" beginian. Amiiiiiiin. Hahahaha. Curcol lagiiiiii :p
Published with Blogger-droid v1.7.4

a little thing called love

Jadi ceritanya gue dijejelin si bebii film-film asia ini. Setelah kemarin A moment to remember, sekarang gue disuruh nonton A little thing called love. Kesannya? Hm... Beda drastis sama a moment to remember kemaren. Pas nonton a moment to remember sih gue ngantuk, as usual, nyahahah. Karena film-film drama begini bukan gue banget. Mana ceritanya mirip-mirip film favorite gue lagi, 50 first dates. Jadilah gue menonton dengan setengah hati. Tapiiii.... a little thing called love ini?? Booook... Meleleh air mata gueeee....

Dari pertama mulai, gue udah tersentuh sama kata-kata pembukaannya. Oke. I wanna be a spoiler, yaaa. Dikit doang kok. Boleh, yaaa... Lagian gue rasa udah banyak yang nonton film ini. Iya, kan? *eh itu coba yang ngomongin gue telat banget baru nonton sekarang, jarinya di siletin sendiri*.

Oke fokus.

Begitu mulai, gue langsung di suguhi dengan kata-kata ini : “Siapapun kita, pasti punya seseorang yang kita cintai diam-diam. Saat kita mengingat orang itu, kita merasa... sesak didada... Tapi kita terus menyukainya...”. Ah, iya banget dong yah.... Ayo ngaku, deh... Siapa yang pernah cinta diam-diam dan nggak gerak apa-apa? Kalo gue sih yaaa.... nggak ada dalam kamus gue itu cinta diam-diam. Oh ada. Awalnya, bentar doang. Ujungnya sih action. Ngapain cinta diam-diam? Menyiksa perasaaaaaaan...

Yang gue suka dari film ini adalah... perjuangan Nam (si tokoh utama cewek) buat dapetin hatinya Shone (si tokoh utama cowok). Nam melakukan segala cara, loh!! Apapun. Hal-hal bodoh sekalipun. Demi bisa sekedar berpapasan dan ngobrol bentaaaaar doang sama Shone. Demi bisa ngerasain debar aneh saat dia deketan sama Shone. Dan... gue rasa ini nggak salah... Melakukan segala cara demi bisa ‘deket’ sama orang yang kita sayang itu sah-sah aja kok. Makanya gue heran dan ngerasa aneh, plus lucu juga sik, waktu gue deketin bebii dengan cara gue sendiri, eh beberapa pihak bilang gue ganjen. Hahahhaha. Ah sudahlah, postingan ini tidak dibuat untuk nyinyirin orang lain.

Fokus, Dhe... Fokus...

Dan, sodara-sodara... Si Nam ini ya... Sampe merubah penampilan. Jadi berkali-kali lipat lebih cantik dari dia di awal. Coba... niat banget kan? Ikut pementasan drama, jadi mayoret, mutihin kulit. Bayangin. Perjuangannya loh yaaa. Banget-bangetan. Dan si Nam ini punya gank, yang isinya empat orang, dan semua sahabatnya itu mendukung dia deketin Shone. How sweet. Sampe mereka beli buku yang judulnya 9 cara deketin gebetan gitu. Gue nggak sempet mencatat satu per satu, tapi yang paling gue inget banget adalah cara yang pertama... liat ke langit yang banyak bintang, tulis nama orang yang kamu suka dengan cara menggabungkan bintang-bintang. Kebayang nggak? Menarik garis antara satu bintang dengan bintang lainnya dan membentuk nama orang yang kita sayang. Hayolooooh.... pasti abis ini ada yang nyobain... hahaha... gue? Nggak. Kan orang yang gue sayang mati-matian itu sekarang udah jadi pacar gue. Kalo dulu sih mungkin aja gue bakal nekat ngikutin cara ini :p

Saingan? Oh adaaa... secara yaa si Shone ini bintang sekolah. Yang naksir banyaaaaak. Tapi ada satu yang usahanya sama besar sama si Nam ini, eh besaran Nam sih, soalnya si cewek ini (gue lupa namanya) udah cantik dari sananya. Jadi nggak ngapa-ngapain juga udah berhasil menarik perhatian Shone. Tapi Nam nggak patah semangat tuh. Tetep aja kekeuh. Tetep aja gitu PD deketin Shone. Emang mesti gitu sih. Kalo emang beneran suka sama orang, ya action. Bodo amat dibelakang dinyinyirin dibilang ganjen. Yakali kalo nggak ganjen, belum tentu gue jadian sama bebii. *tetep curcol*

Sepanjang nonton, gue sambil smsan sama bebii. Ngebahas film ini dan ngobrol random lainnya. Gue Cuma nggak mau terlalu fokus nonton dan larut dalam kisahnya. Gile aja. Sedih pisan ini. Berasa nonton kisah gue sendiri. Iya. Kisah gue yang ‘ganjenan’ dapetin perhatiannya bebii. Hahahha. Tapi pas gue bilang gitu ke bebii, respon bebii “udah nggak usah kebawa suasana, beda kok... gank Nam Cuma 4 orang, gank kamu 6 orang. Blablablabla...”, bikin pengen nimpuk si bebii, iyah nimpuk. Nimpuk pake bibir :p Tapi sekali lagi gue tegaskan sih, kalo gue nggak ‘ganjenan’, kayaknya sampe sekarang juga belum jadian-jadian sama bebii. Malah nggak bakal jadian kali... :D

Eniwei. Si Nam ini, setelah cantik, ditembak sama cowok loh. Aduh gue lupa lagi siapa namanya. Tapi temennya si Shone. Sahabat malah. Eaaaaa. Jadi spoiler beneran nih gueee... Gapapa, yaaa... Anggep aja ini gue sedang story telling ke kalian :p Iyah, jadi si Nam ini ditembak sahabatnya Shone yang gue lupa namanya siapa, dan mereka jadian. Terus Shone nya diem aja, Dhe? Menurut lo? Iyah dia diem aja. Si Shone ini malahan yaaaa jadian sama cewek lain. Cobaaaa... saat Nam udah berani mengakui perasaannya ke Shone, eh Shone malah bilang dia udah semingguan jalan sama cewek lain. Duuuuh, gue udah yang pengen nangis gituh... Sedih pisaaah... Nggak kebayang kalo gue yang ada di posisi itu. Ngeliat orang yang kita sayang udah bersama orang lain.

Eh pssst, lo tau nggak sih, si cowok sahabat shone yang gue lupa namanya dan jadian sama Nam itu ya bok, tipe-tipe playboy sejati. Nyahahahha. Ih beneran. Coba deh yang udah nonton, jujuran sama gue, menurut looo... iya nggak sih? Kalo gue liatnya sih iya. Dari senyumnya, dari cara dia memperlakukan cewek. Hahahha. Kata sixfrenly sih, gue semacam punya radar buat ‘ngeh’ seorang cowok itu playboy apa nggak :p

Terus akhirnya gimana, Dhe??? Hm... Kasih tau nggak ya... Meskipun gue udah spoiler hampir setengah isi film ini. Tapi gue nggak sukaaaaa banget kalo harus ngasih tau ending cerita. Ini kan bagian paling vital dalam suatu karya. Entah itu buku ataupun film. Kalo gue kasih tau sekarang, terus sensasi lo pas nonton apa doooong? :D

Yang jelas, endingnya bikin gue merinding dan menitikkan air mata. Beneraaan. Akhirnya setelah di tahan-tahan, gue nangis juga. Lah emang dasarnya cengeng sih, ya. Tapi beneran ya Allah. Sedih pisan. Apalagi pas Shone lulus-lulusan, terus si Nam ngaku dia cinta diam-diam sama Shone selama ini, terus ternyata Shone udah punya cewek, terus Shone yang mau melanjutkan sekolah ke sekolah bola gitu. Ada satu bagian yang bikin gue beneran terharu... satu bagian yang bikin gue tercengang dan nggak sanggup nahan air mata... Ciiiih bahasanya, dheee... :D Apa itu? Coba deh nonton deh ya... Gue kasih clue nih... Si Shone ini kan suka foto-foto gitu, nah dia bikin semacam scrapbook yang isinya pengakuan buat si Nam. Dan itu tuh sumpah, so sweet banget. Banget! Ya Ampuuuuuun. Beneran. Lo harus nonton sendiri biar bisa ngerasain sensasinya. Dan apa yang ada dalam scrapbook itu bakal bikin lo gemes.

And... Last... I love the ending... Sesuatu yang berharga itu memang butuh perjuangan, kan... Nggak mudah dapetinnya... Harus berjuang sekuat tenaga... dan nggak ada perjuangan yang sia-sia. Believe that...

Oke. Kelar ngetik ini, jam di sudut laptop gue menunjukkan pukul 0:00. Udah ganti hari dooong. Sebenernya bisa aja sih nulis ini nunggu besok. Tapi gue nggak tahaaaan. Hahahhaha. Sensasinya menyesakkan dada gue dan kalo nggak buru-buru ditulis bisa kebawa mimpi nih. :p

Tengkyu bebii buat rekomendasi film-nya. That’s so sweet. Aku mau dong dibikinin scrapbook kayak gituh... #kode

Ada yang mau share 'pengalamannya' setelah nonton ini?? Yuuuk :)
Published with Blogger-droid v1.7.4
12 April 2012

Soriano Trattoria

Soriano Trattoria.

Aku melangkahkan kakiku pelan memasuki restoran italia ini, jantungku berdetak jutaan kali lebih kencang dari normalnya. Entah kapan terakhir kali aku menginjakkan kakiku dengan perasaan bahagia yang menggebu disini. Dulu, restoran ini adalah tempat nge-date favoriteku dan Rama. Nyaris setiap weekend kami makan disini. Tapi itu dulu, saat aku dan dia masih berstatus sepasang kekasih.

Itu dulu, nyaris tiga tahun yang lalu.

Sekarang, setelah semuanya selesai, nyaris tiga tahun berlalu dan tiap kali menginjakkan kaki kesini, selalu ada nyeri yang terasa dalam hati. Iya. Semenjak Rama memilih menyerah dalam hubungan kami, aku masih sering berkunjung kesini, sesekali. Setiap aku rindu padanya. Dan sayangnya, rindu pada Rama itu seakan tak pernah berhenti. Padahal aku tau, sudah setahunan ini Rama menjalin cinta dengan gadis lain. Gadis yang berjuang mati-matian untuknya. Gadis yang setengah mati ku benci karena telah merebut Rama dariku.

Sekarang, hari ini, aku menginjakkan kaki di restoran ini lagi, dengan perasaan bahagia, yang menggebu, seperti dulu. Karena sekarang, hari ini, Rama mengajakku bertemu. Iya. Rama mengajakku bertemu direstoran ini. Ada yang ingin dia bicarakan padaku katanya.

Aku memilih tempat duduk di sudut dekat tembok, dengan kaca bening disalah satu sisinya langsung menghadap jalanan. Tempat favoriteku dan Rama dulu. Seorang pelayan datang mendekat dan membawakan daftar menu untukku. Aku memesan secangkir latte. Dan pelayan itu berlalu setelah mencatat pesananku.

Aku melirik jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangan kiriku. Sudah pukul 7, tapi Rama memang biasa terlambat. Biarlah, aku akan menunggunya dengan sabar. Seperti gadis yang berhasil memenangkan hatinya itu. Bukankah gadis itu harus bersabar sedemikian lamanya sebelum akhirnya meluluhkan hati Rama? Iya. Rama-ku. Jadi, kali ini aku akan mencoba bersabar, mungkin saja pertemuanku dengan Rama hari ini berujung baik. Iya, kan? ah... berharap rasanya tidak salah...

Pelayan datang, membawakan latte pesananku. Aku mengucapkan terimakasih sambil tersenyum, lalu pelayan itu berlalu lagi. Rama masih belum datang, sudah lewat sepuluh menit. Dan aku akan terus menunggu dengan sabar.

Aku mengaduk-aduk latte ku, menyesapnya sesendok demi sesendok, sambil pikiranku melayang ke tiga tahun yang lalu. Saat aku dan Rama masih merupakan sepasang kekasih. Terlalu banyak hal indah yang sudah kami lewati bersama, sehingga rasanya aku masih belum bisa memulai hidup tanpanya.

Tiga tahun berlalu, bahkan Rama sudah melabuhkan hatinya pada gadis lain. Sementara aku, masih tergugu disini menunggu Tuhan mengirimkan keajaiban. Keajaiban yang membawa Rama kembali padaku, dan kami bisa melanjutkan apa yang sudah pernah kami mulai dulu.

Aku menghela nafas, sudut mataku mulai terasa panas. Tidak. Aku tidak boleh menangis. Rama tidak pernah suka gadis cengeng. Tidak. Aku tidak boleh menangis dihadapannya. Lagian, nggak lucu kalau maskaraku harus belepotan karena air mata sialan ini. Ini kan pertama kalinya Rama mengajakku bertemu, berdua saja, setelah nyaris tiga tahun kami berpisah. Bahkan dia mengajakku bertemu ditempat favorite kami dulu. Berulang kali hati kecilku menyebut segala macam doa baik.

“Hai, Al... Udah lama?” Aku mendengar suara seseorang tepat dibelakangku. Suara yang amat sangat aku kenal. Aku tersentak dan menoleh. Mendapati dia berdiri tegak dibelakangku. Dia. Rama-ku.

Aku memperhatikan dia dari atas hingga bawah. Dia masih sama seperti dulu. Masih tetap tampan dengan kemeja dan jeans-nya. Masih dengan senyum manis berlesung pipi itu. Masih tetap menawan seperti dulu. Dan, aku mengendus, parfume-nya juga masih sama seperti yang dulu ia kenakan. Hanya potongan rambutnya saja yang sudah berubah. Aku tertegun, wangi khas Rama ini, ingin sekali aku memeluknya erat-erat dan tidak akan aku lepaskan lagi.

Rama melambaikan tangannya tepat diwajahku. Aku tersadar dari khayalanku. “Eh... Hai... Eh... Uh...” Aku tergagap. Sial. Senyum itu masih tetap membuat seluruh syarafku lumpuh.

“Boleh aku duduk?” tanya Rama, menunjuk bangku didepanku.

Aku mengangguk dengan canggung. Rama tersenyum. Seorang pelayan mendekat, Rama memesan Fetuccini dan Latte. Bahkan pesanannya pun masih sama seperti dulu. Mataku masih menatapnya tak berkedip.

“Apa kabar, Al?” tanya Rama sesaat setelah pelayan menjauh.

“Hm... Baik... Kamu?”

“Alhamdulillah... Baik juga...”

Hening. Aku memelintir ujung taplak meja dengan jari-jariku. Nyaris tiga tahun tidak pernah bertatap muka dengan Rama seperti ini. Malam ini dia ada dihadapanku. Terlalu banyak yang ingin aku katakan padanya. Bahwa aku masih menyayanginya. Bahwa aku masih menunggunya. Bahwa...

“Tisya apa kabar?” Aku mengutuki diriku sendiri karena sudah mengeluarkan pertanyaan bodoh ini. Tisya adalah gadis yang telah merebut Rama dariku, dan asal tahu aja, aku benci setengah mata padanya. Tisya mendapatkan perhatian yang ekstra banyak dari Rama. Lebih dari apa yang Rama lakukan ketika dia masih menjadi pacarku.

Kulihat Rama tersenyum. Matanya memandang sekitar. Trattoria ini ramai. Bangku yang tersedia nyaris penuh. Mataku ikut menatap berkeliling dan berhenti pada meja yang berisi sepasang kekasih yang saling menatap sayang. Mendadak aku diliputi perasaan iri.

“Tisya baik.... Dan... dia-lah alasan aku menemuimu malam ini...” Rama berkata pelan. Aku tersedak. Dalam hati, aku mulai menyebut segala jenis doa baik. Semoga apapun yang akan dikatakan Rama adalah bukan sesuatu yang bisa mengkiamatkan hatiku.

Pelayan datang membawakan pesanan Rama.

“Kamu udah pernah ketemu Tisya?” tanya Rama, menyesap latte-nya.

“Iya, udah...” jawabku pelan.

“Dia cantik, kan?” Rama terkekeh. Aku memaksakan senyum. Pahit. “Aku nggak salah pilih dong?” tanya Rama lagi.

Aku mengernyitkan dahi, tidak mengerti kemana arah pembicaraan ini akan berjalan. Aku masih memaksakan senyum.

Iya. Aku akui. Tisya cantik. Manis sih tepatnya. Aku pernah bertemu dengannya secara tidak sengaja di salah satu Mall. Saat itu Tisya sedang menemani kakak perempuan Rama berbelanja. Aku menegur kakak perempuan Rama, dan malah dikenalkan dengan Tisya. Sebelumnya aku memang sudah mendengar cerita tentang gadis ini dari beberapa temanku. Hanya saja, aku tidak menyangka, ketika bertemu, Tisya nampak 100 kali lipat lebih baik dari yang aku bayangkan. Dia cantik, errr manis maksudku. Dia ramah. Bahkan aku bisa melihat kakak perempuan Rama begitu menyukainya.

Hatiku berdenyut perih.

Tapi akhir-akhir ini aku sudah tidak pernah lagi mendengar cerita tentang Tisya dan Rama dari teman-temanku. Ekspektasiku mulai kemana-mana. Mungkin saja Rama dan Tisya sudah selesai. Mungkin saja Rama akhirnya merasa tidak cocok dengan Tisya. Mungkin saja, kan? Apalagi mendadak malam ini dia mengajakku bertemu, berdua saja, di restoran favorite kami dulu.

“Kamu udah punya pacar?” tanya Rama, menyentakku dari lamunan.

Aku menggeleng. Aku masih teramat menyayangimu, ma...

“Ih... sayang banget... nanti kamu ke pesta pernikahan aku sendirian doooong?” Rama tergelak. Aku melotot. Apa katanya? pesta pernikahan?

“Ma.. maksud kamu?” tanyaku terbata.

Rama masih cengengesan. “Ya kan kata orang kalo dateng ke nikahan mantan sendirian itu nggak enak rasanya. Emang kamu siap gitu, liat aku yang ganteng ini bersanding dengan gadis lain di pelaminan? heheheh...”

Aku masih menatap Rasa tak mengerti.

“Kamu kenapa?” tanya Rama, merasa aneh melihat responku, mungkin.

“Aku... aku nggak ngerti kamu ngomong apa...”

Rama tersenyum, menyodorkan sesuatu kearahku, sesuatu berwarna ungu-pink dan berbentuk persegi. Sesuatu yang ternyata...

“Ini...” Rama menyodorkan benda itu kearahku. Masih diliputi perasaan heran, aku meraihnya, membaca sekilas, dan sekujur tubuhku gemetaran. “Minggu depan aku dan Tisya akan menikah. Kamu datang, ya...”

Apa? Apa yang dia bilang barusan? Aku... Seseorang tolong bangunkan aku. Aku pasti sedang bermimpi kan, ini?

Sekujur tubuhku membeku. Ku buka undangan itu dan ku baca satu per satu kalimat di dalamnya. Hatiku berdenyut perih, aku lemas. Disana tertera nama Rama dan Tisya serta tanggal pernikahan mereka.

Tuhan... aku sedang bermimpi, kan? Aku mau bangun sekarang. Tolong...

Aku mengatur napasku. Tersengal. Menatap Rama. Memohon penjelasan. Tapi Rama hanya balas menatapku sambil tersenyum mantap. Dimatanya itu, aku menemukan bayangan Tisya.

Tuhan...
Published with Blogger-droid v1.7.4
11 April 2012

titanic 3D

Biasanya review buku, kali ini mau nyoba review film ah :D

Jadi ceritanya kemaren abis nonton titanic 3D sama bebii. Booook, perjuangan banget yaaa demi nonton ini doang. Yang telat dateng lah, tiketnya abis lah, sampe ke ujan deres. Dududdu. Ceritanya kita pingin nonton yang jam 2an itu, biar abisannya bebii bisa langsung pulang layo, gue juga rencana nginep layo malem itu. Tapi gegara telat dateng tadi, tiket jam 2 nya abis. Jadilah beli tiket yang jam 8 malem. Trus pulang dan nunggu dikostan.

Tebak apa yang terjadi sodara-sodara... Iyak banget!!! Ujan deres dari kita baru sampe kostan, sampe malem. Nggak berenti. Gue yang udah sebel setengah mati. Gilee. Jahat banget sih ujannya. Tapi ternyata Allah berbaik hati. Setengah delapanan, ujannya berenti, dan kita berangkat :)

Begitu masuk theater dan duduk dikursi sambil megang kacamata 3D, gue udah yang pengen sujud syukur gitu. Sangking ya bok, akhirnya nonton juga. Akhirnya tiket yang udah dibeli nggak sia-sia :D

Dan, setelah perjuangan yang sedemikian rupa. Sebenernya gue mengharapkan sesuatu yang 'wah' dari titanic 3D ini. Meski yaaa gue udah khawatir juga, secara gue mabok laut, nyahahaha. Khawatir aja gitu bakal terjadi sesuatu yang tidak diinginkan pas nonton ini :p

Tapi. Apa yang gue dapet? Hmmmm. Out of expectation banget. Awal filmnya maen. Gue udah langsung bosen aja gitu. Secaraaaa kita udah tau jalan ceritanya. Gue sih ada kali 10x lebih udah nonton film ini. Bebii juga bilang sih, ini sama aja kayak titanic biasa. Tapi gue kekeuh mau nonton. Karena apa? Karena ini 3d. Dan expektasi gue. Minimal. Minimal nih yaaa, kerasa lah efek percikan airnya. Akan lebih bagus kalo pas titanic tenggelem, penonton ikut kerasa gitu. Dan bebii nurut aja. Hehehe

Emang nggak, Dhe? Boro-boroooo. Tanya bebii, deh. Beneran kayak nonton titanic biasa. Beneran. Ada sih emang beberapa efek percikan air yang terasa. Selebihnya? Ya elah, kayak bukan nonton 3D gue mah. Iya kan, bii? (Nanya sama bebii)

Tapi filmnya manis. Jadi kekurangan efek nggak bikin film ini jadi nggak layak tonton. Gue nggak nyesel juga sih nonton. Karena, berkali-kali nonton titanic, gue tetep aja diliputi perasaan haru. Nyahahaha. Apa karena emang dasar gue yang cengeng aja kali yak?! :D

Tapi at least gue kecewa. Pas awal-awal sih udah kerasa "biasa aja"-nya. Tapi gue tetep nunggu dengan sabar. Mungkin bakal terasa "wah" pas adegan tenggelem. Tapi ternyata? Nggak sama sekali. Ya gitu gitu aja. Dari awal sampe abis. Huhuhu

Ini sih sebaiknya nggak usah dibikin 3D. Kalo emang mau diputer ulang dalam rangka satu abad titanic tenggelem. Tetep aja gitu versi 2D nya. Kayak AADC kemaren itu. Gue yakin tetep banyak yang nonton. Secaraa film legendaris ini. Kalo dibikin versi 3D, sama aja mengecewakan penonton. Ekspektasinya udah kemana-mana, yang didapetin nggak ada setengahnya.

Eh? Apa karena kita nggak boleh berharap terlalu tinggi, ya? :D

Eniwei. Gue sama sekali nggak nyesel nonton. Tapi gue nggak bisa boong kalo gue kecewa... hahahaha. Etapi pas adegan tenggelem dan kedinginan, gue ikutan kedinginan dan merasa beku juga. Tapi bukan karena efek 3D nya. Melainkan AC bioskop yang kenceng ditambah gue abis kena gerimis. Lalalalala. Gue emang nggak pernah tahan AC. Tapi begitu dipegang sama bebii tangannya yang dingin, eh langsung keringetan. Bhahahahah

Dan. Makasih bebii yaa. Gegara ngikutin maunya pacarmu ini. Mestinya nonton film lain aja yak? Hehehehe. Next time ya sayang :* Jalan sama kamu kok berasa jalan sama "adek" siy. Selalu deh. Padahal kan kita seumuran. Padahal kan tuaan kamu sebulan :p kamu yang "mahasiswa" banget, dan aku yang "calon sarjana" banget. Nyahahahahaha. Tapi yang jelas, makasih ya sayang...

Ohyaaa... Adakah diantara kalian yang udah nonton? Do you feel the same with me? share deh :)
Published with Blogger-droid v1.7.4
9 April 2012

selamat tanggal sembilan

Selamat tanggal 9, bebii sayang... Karena kita di stalkingin, jadi aku mau nulis yang manis-manis aja yaaaa :p

Seratus tujuh puluh empat hari menjadi satu-satunya yang ada dihati kamu. Tiduran dengan lapang, tanpa harus berdesakan dengan nama-nama lainnya.. Aku nggak bisa ngitung lagi, berapa banyak hal sederhana tapi means a lot for me.

Terimakasih banyak, bebii sayang. Baru enam bulan, tapi rasanya kayak udah enam tahun yaaaa. Hehe. Terimakasih pelukan, ciuman, genggaman tangan, bahkan bisikan-bisikan kalimat sayang ketika ragu mulai melanda.

Kali ini, aku tau... apa yang orang-orang maksud dengan "waktu itu berpengaruh". Katanya sih, awal-awal jadian sama hari-hari setelahnya bakal berbeda drastis. Apalagi kalo udah menginjak hitungan tahun.

Tadinya aku menyangkal, karena toh kita masih aja kayak masa-masa baru jadian dulu. Masih telponan dan smsan sampe malem. Masih nggak rela matiin telpon sampe telponnya mati sendiri. Masih mesra setiap saat. Masih saling panggil sayang. Masih, pokoknya... Masih sama kayak awal-awal jadian dulu.

Tapi terus aku inget beberapa hal. Hal-hal yang berubah banget emang. Dari dulu, pas kita belum pacaran, terus awal-awal jadian, sama kita yang sekarang.

Apa yang berubah? Haha. Kamu nggak sadar, ya? Coba deh kamu inget-inget lagi :)

Salah satu perubahan drastis yang kerasa banget bagi aku itu adalah... dulu, awal-awal baru jadian, kalo aku bilang aku mau mampirin kekostan kamu dulu, sepagi apapun itu, mestilah kamu mandi dulu. Menyambut kedatangan aku dengan senyum lebar dan muka fresh karena udah mandi, plus wangi lagi!! Tapi coba sekarang? Aku dateng kekostan dan kamu udah bangun aja, syukuuuur banget. Boro-boro mandi, deh. Hahaha. Ini tiap aku dateng, padahal udah gak pagi-pagi banget, tetep aja tuh kamu belum bangun, atau udah bangun tapi belum mandi. :p

Tapi kamu tetep ganteng kok. Mandi pun nggak. Hahaha. Aku malah sukaaaa banget tiap kali dateng kekostan, dan kamu masih tidur. Buka pintu sendiri dan masuk diem-diem biar kamu nggak kebangun, terus ngeliatin kamu yang masih tidur dengan nyenyak. Damaaaaiiiii banget rasanya :')

Baru enam bulan, bebii sayang. Jalannya masih panjaaaaang banget. Kerikilnya juga akan semakin tajam. Bisikan jahat yang terus mengganggu ini nggak akan pernah menyerah. Tapi jangan khawatir, karena aku juga nggak akan pernah menyerah. Sekuat apapun bisikan jahat itu berusaha menggoyahkan aku, well bebii, sekuat itulah aku bakalan bertahan. Kamu percaya itu, kan? :)

Karena sesuatu yang berharga itu tidak akan kita dapatkan dengan mudah. We need to fight for that. In this case, we need to fight, for us... Karena 'kita' adalah susunan aksara paling berharga yang Allah anugrahkan buat aku dan kamu.

Selalu inget bahwa semuanya nggak mudah ya, bebii sayang. Biar kamu selalu menjaga baik-baik apa yang kita miliki saat ini. Yang sudah susah payah kita pertahankan.

Aku sayang kamu


Akan ada ratusan tanggal 9 sepanjang hidup yang akan kita lewati bareng-bareng, dengan saling menggenggam tangan. Percaya saja lah. Kekuatan pikiran, kan? :)

Titip salam buat tiga jagoan kecilku disana, ya. Bilang pada mereka, tantenya ini kangeeeeen banget! Will come to your house, latter. Setelah semua urusan skripsi ini selesai. Doakan semua lancar ya, sayang...

Aku sayang kamu. Aku bangga punya kamu!
Tetaplah jadi Kurniawan Okta Saputra yang hebat, yang selalu sayang aku, jaga aku, bela aku.
Selamat tanggal 9 :*
Published with Blogger-droid v1.7.4
8 April 2012

Alasan

Dear Bebii...

Eh kamu inget nggak sih, waktu aku ada jadwal bimbingan tapi terus aku membatalkannya begitu saja gegara aku lebih milih menghabiskan berjam-jam bareng kamu? Ngobrol random nggak penting ala kita itu ya, yank... Kayak nggak bisa besok-besoknya aja gitu, loh. Hahaha. Atau minimal, kan bisa lah ya abis kelar aku bimbingan :p Padahal dapet jadwal ketemu si bapak dospem itu susah banget. Tapi aku membatalkannya loooh demi bisa berduaan sama kamu :D

Terus kamu inget juga nggak sih, malem terakhir semester pendek. Ciyeee. Malam yang mengubah segalanya. Hahahha. Aku yang udah pesen travel pulang, udah packing, udah segala macem... Eh membatalkan kepulangan aku cuma gegara kamu bilang mau ngapelin aku malemnya. Hahahha. Sayang tau duit ongkos travelnya, tiga puluh ribuuu diikhlasin gitu aja. Di alihin buat travel besoknya nggak bisa lagi :D

Atau pas aku sama sixfrenly udah janjian mau girl’s time? Waktu itu aku inget banget kami mau jalan-jalan ke PTC. Lagi lengkap loh sixfrenly. Tapi terus aku batalin sepihak karena kamu mau dateng. Hahahahha. Kamu inget juga nggak siiih ekspresi BeTe sixfrenly? sampe si winda ngambekan dan cemburuan gitu karena aku lebih milih ngabisin waktu sama kamu :D

Ah, bebii... Kalo ada satu-satunya orang yang bisa bikin aku labil sama rencana aku. Ya cuma kamu itu loh orangnya... Hahahaha. Tapi sama lah ya kayak kamu....
Aku masih inget banget loh waktu kamu menunda mudik kamu dan bertahan dikostan cuma biar sebelum mudik bisa ngabisin seharian bareng aku dulu... Padahal udah prepare banget ya yank mau mudiknya. Sampe ditelpon papah gitu berkali-kali. Hahahahha. Aduh jangan bilan-bilang sama om suman deh yaa kalo yang bikin kamu nunda mudik itu aku, gawat kalo sampe nggak di restuin jadi mantu gegara nahan-nahan anak bungsunya mudik :p

Atau waktu kamu membatalkan rencana karaokean sama temen-temen kamu gegara mau nemenin aku dikostan. Padahal aku sih nggak merengek minta ditemenin. Ya aku nggak mau juga kali menghalangi kamu main sama temen-temen kamu. Tapi, terimakasih karena tetap memilih aku :D

Terus... waktu kamu udah setengah jalan mau pulang ke Layo dari les di Lia. Udah malem, lewat setengah delapan. Tapi terus pas aku telpon dan bilang aku ada dikostan, kamu muter balik lagi ke Palembang dan langsung menuju kostan aku. Cuma buat nggak sampe sejam ngobrol sama aku. Cuma buat bawain aku makan malem, nemenin aku makan, dan abis itu pulang lagi ke Layo. :’)
Karena kita sama-sama sadar... waktu buat ketemuan itu nggak setiap saat ada... jadi begitu bisa, maka biarlah yang lain yang di re-schedule.

Terimakasih ya, bebii sayaang... Bego banget aku kalo dulu sempet-sempetnya bilang aku bukan prioritas bagi kamu. Gegara hal sepele ngambekan ditinggal kamu futsal. Hahahhaa.

Terimakasih karena sudah selalu sayang padaku yaa... Jangan lelah begitu....
Published with Blogger-droid v1.7.4
7 April 2012

Rumah

***
Hari ini sama seperti hari-hari minggu biasanya. Aku dan Fathir memilih menghabiskan hari dikostan saja. Rutinitas dan kesibukan kuliah yang begitu padat membuat kami berada diluar selama enam hari dalam seminggu, jadi saat hari libur begini, kami lebih memilih menghabiskan waktu berduaan, melakukan banyak hal, berbagi cerita, berjam-jam.
Setelah tadi sehabis sarapan aku membiarkan Fathir melanjutkan tidurnya yang tertunda, sekarang kami sedang duduk bersisian di sofa ruang tamu kostan Fathir. Sofa itu menghadap kesebuah televisi yang menyala dan menyiarkan salah satu acara musik yang sedang banyak digemari. Tapi tak satupun mata kami terfokus pada layar televisi.
Aku sedang hanyut dalam novel yang kubaca, dan Fathir dengan permainan football manager di laptop kesayangannya. Aku menyandarkan kepala di dada bidang Fathir dan membiarkan dagunya berada tepat diatas kepalaku. Sesekali Fathir menciumi atas kepalaku dengan penuh sayang, atau hanya sekedar mengelus rambut panjangku. Sementara matanya tetap terfokus pada layar laptop.
“Baca apa sih, sayang?” tanya Fathir disela-sela permainan game nya.
“Novel...” jawabku seadanya tanpa mengalihkan mataku dari deretan kalimat yang sedang ku baca.
Fathir berdecak. “Iya aku tau, aku kan bisa liat. Novel apa maksudku?” tanya Fathir lagi, sebelah tangannya masih sibuk memencet mouse dan tampak asik dalam permainan football managernya itu.
“Ya berarti kamu bisa liat sendiri juga dong judulnya...” aku tertawa geli, menggodanya. Fathir mengacak rambutku gemas.
“Aku udah lama nggak baca novel...” kata Fathir.
Aku dan Fathir memang sama-sama penggemar novel. Kami seringkali ke toko buku berdua, berdebat panjang tentang pilihan buku yang akan kami beli. Biasanya sih kami membeli novel yang berbeda, supaya nanti bisa tukeran pinjem dan saling baca. Lalu setelah sama-sama membaca, kami juga akan berdebat panjang lebar tentang novel yang sudah kami baca itu. Pendapat kami tentang sesuatu memang seringkali berbeda. Kalau Fathir suka, seringkali aku tidak. Begitu juga sebaliknya.
Tapi itulah yang aku suka dari hubungan ini. Selalu ada banyak hal yang bisa kami perdebatkan berjam-jam lamanya. Aku suka setiap kali aku harus berdebat panjang dengan Fathir tentang suatu hal. Kami sama-sama mempertahankan pendapat kami. Dan aku suka memperhatikan cara Fathir membela diri dan berusaha agar pendapatnya lah yang menang.
Fathir egois, nyaris semua teman kami bilang begitu. Fathir jarang sekali mau mengalah. Mungkin, karena dia adalah bungsu dari empat bersaudara, dimana semua kakaknya sudah menikah. Tapi denganku, Fathir selalu mengalah. Meski memang tidak secara langsung. Tapi kalau sudah ada indikasi perdebatan kami menuju pertengkaran, maka Fathir akan mengalah, menyudahi, dan berkata... “Iya, iya... masing-masing orang kan pendapatnya beda, kita nggak bisa maksain juga, sih...”.
Aku tersenyum mengenang tingkah konyol kekasihku itu.
“Nanti... kalo kita udah nikah dan punya rumah sendiri... aku mau rumahnya ada perpustakaannya ya, sayang... Kecil juga nggak pa-pa. Tapi ada tempat khusus buat aku, kamu, dan anak-anak kita menghabiskan waktu untuk membaca...” kataku pelan.
Aku menutup novel yang sedang kubaca dan memeluk Fathir. Mataku ikut menatap layar laptop yang menampilkan football manager yang sedang dimainkan Fathir.
“Pasti, sayang....” jawab Fathir, mengelus rambutku. “Mau yang kamar tidurnya salah satu sisinya terbuat dari kaca juga? Biar sebelum tidur kamu bisa ngeliatin bintang-bintang...” Fathir menambahkan.
“Mau... tapi kan aku penakut, sayang. Kalo satu sisinya dari kaca, terus bisa lihat keadaan diluar dengan bebas, gimana kalo tiba-tiba ada pocong lewat? Aku keliatan dong?” Aku manyun, mendesakkan kepalaku semakin dalam ke dada bidang Fathir.
Fathir tertawa mendengar alasan anehku, tangannya masih sibuk memencet mouse agar game yang dimainkannya tetap berjalan baik.
“Kan ada aku, sayang. Kita kan tidurnya bareng. Aku pasti jagain kamu, kok...” Fathir mempererat pelukannya. Aku merasakan kenyamanan yang aku tau tidak akan rela aku gantikan dengan apapun.
“Kalo kamu lembur, gimana... Atau kamu dinas luar? Ih... kan aku mesti tidur sendirian... Nggak berani, ah....” aku memprotes kecil.
Fathir tertawa lagi. Aku menonjok perutnya.
“Nanti aku bikinin tirai, deh. Jadi kalo kamu mau liat bintang, tirainya tinggal dibuka. Nanti pas kamu udah tidur, aku tutupin tirainya...” kata Fathir. “Kalo pas aku lagi nggak ada dan kamu harus tidur sendirian, tirainya nggak usah dibuka aja... Kamu liat bintangnya kalo pas sama aku aja...” katanya lagi.
Aku tersenyum. Hatiku menghangat. Membayangkannya saja sudah membuat tubuhku bergetar. Akan menjadi malam-malam yang romantis sekali bagi kami pastinya.
“Aku juga mau rumah dengan halaman yang luaaaas....” aku merentangkan tanganku seakan ingin memberi gambaran ‘luas’ pada Fathir. “Yang ada kebun mawarnya, ada ayunan, dan ada meja kayu kecil dengan beberapa kursi. Biar kita bisa menghabiskan sore disana sama anak-anak.”
Aku merasakan Fathir sekali lagi mencium atas kepalaku.
“Terus, aku mau rumahnya ada musholla-nya. Kecil aja nggak pa-pa. Yang penting, ada tempat untuk kita sholat berjamaah. Kamu imamnya, sayang....” aku masih nyerocos mendeskripsikan rumah impianku.
Fathir mendengarkan dengan seksama.
“Oh iya satu lagi, sayang... Aku nggak mau kamar tidurnya pake AC, ya? Aku kan nggak tahan AC... Masa tiap malem mesti sesek nafas...”
Kali ini Fathir tertawa lagi.
“Itu serius, sayang....” aku manyun.
“Kan ada aku, sayang. Nanti aku yang bikin kamu anget...”
“Nggak mau...”
“Ih, kalo nggak pake AC.. aku dong yang susah... nggak bisa tidur...”
“Pokoknya aku nggak mau, sayang...”
“Kamu selimutan aja. Masa selimut tebel plus aku masih bikin kamu sesek gara-gara AC?”
“Bukan dingin badan, sayang. Tapi idung. Kamu kan tau....”
“Iya. Oke, deh...” Fathir memotong ucapanku. “Aku nggak peduli rumah yang bagaimana yang kelak kita tempati. Semua sesuai kemauan kamu juga aku oke aja, sayang...” kata Fathir tenang.
Lihat... dia mulai menghindari perdebatan denganku :)
“Yang paling penting bagiku adalah... rumah itu rumah kita... aku, kamu, dan anak-anak kita kelak. Dan kita tinggal sama-sama disana. Bahagia...” Fathir melanjutkan.
Aku merasakan sudut mataku memanas, buliran bening mendesak keluar dari sana. Aku mempereret pelukanku dan mendesakkan kepala semakin dalam ke dada bidang Fathir. Fathir balas memelukku erat.
“Fathir sayang Aya....” dia berbisik pelan di telingaku.
“Aya juga sayang Fathir...” balasku sama pelannya, buliran bening mulai berjatuhan. Aku memang cengeng. Tapi aku bersyukur tangisan ini adalah tangis haru dan bahagia.
Aku merasakan pelukan Fathir yang semakin mengencang, sementara tangan satunya masih sibuk memencet mouse dan matanya masih terfokus pada layar laptop. Aku tersenyum, menghapus bulir air mata haru yang membasahi pipiku, mendongak dan mencium lembut pipi kekasihku itu.
Fathir selalu tau caranya menenangkan aku. 
Fathir selalu tau caranya membuat aku percaya.
Dan aku beruntung punya dia. 


*** another story of Fathir - Soraya #draft
Blog Design ByWulansari