26 Mei 2011

Rain Affair - Sahabat dan Pacar

Judul : Rain Affair
Penulis : Clara Cancerina
Penerbit : GagasMedia


***

Hari ini saya menamatkan Rain Affair untuk yang kedua kalinya. Bukunya udah lecek karena udah pernah di pinjem Wawan, Roy, juga Mega. Partner in crime saya untuk urusan baca dan tukar menukar novel romance. Hahhaa… *Eit, tapi kali ini Rain Affair nya punya saya kok!* :D

Pertama kali baca… Entah terburu-buru atau apa tapi saya nyaris tidak mendapatkan apa-apa selain “Si tokoh utama cewek sekuat tenaga membohongi diri dan hatinya sendiri demi suatu perasaan semu yang dia anggap bisa bikin dia bahagia”. Just it. No more.

Sempet beberapa kali membahas sama Wawan dan nggak ada hal spesial yang kami temukan selain “bohong demi cinta”.

Wawan bilang dia nggak bakalan mau begitu, membohongi hati demi kebahagiaan semu. Sementara saya? saya bilang, saya lebih memilih membohongi hati saya dan berpura-pura serta mengingkari kenyataan, asalkan saya bisa menikmati detik indah dalam hidup saya. Ini kebiasaan kita berdua tiap abis baca buku yang sama. Membahas dimana letak lebih dan kurang dari suatu novel, serta hal manis apa yang kami dapetin dari novel itu ;) 

I really enjoy that time. Membicarakan buku dengannya memang menyenangkan. Sekalipun selalu saja pendapat kami berbeda. #eaaaaa #curcolbanget :D

Daaaaan… dikali kedua saya menamatkan Rain Affair ini, tetiba saya menemukan sesuatu yang berbeda. Saya mencatat banyak sekali Quotes manis dan Jleb yang tetiba saya temukan disini. (Kemaren pas pertama kali baca, gue lempeng banget, ya… Nggak dihayati!!)
..

Did you know that some relationships get broken just because they didn’t trust each other? (107)

“Lo nggak akan pernah memiliki sesuatu yang memang bukan untuk lo. Sekuat apapun usaha lo!” (174)

“Cowok nggak akan berkorban sedemikian rupa kalo bukan karena dia sayang sama tuh cewek” (267)

I know he is lying to me but I keep wanting him. I though, I’ve already felt in love with him. But, the worst part is.. I’m lying too..

...

Rain Affair… Bercerita tentang cinta segitiga diantara tiga orang sahabat. Dua cewek, satu cowok. Dimana dua cewek itu adalah kakak beradik. Si kakak dan si cowok saling naksir, tapi karena si kakak pengen jadi kakak yang baik, dan dia tau banget adeknya juga naksir sama cowok itu maka dia mundur. Dia bahkan memohon kepada cowok tersebut agar belajar mencintai adeknya. 

FYI, si cowok sama sekali nggak ada niatan buat jadian sama si adek. Dia hanya menganggap si adek itu sahabat, nggak lebih. Tapi si adek ngeyel, dia teteeep kekeuh pengen jadian sama si cowok. Egois. Bahkan sampe nyaris mencelakakan dirinya sendiri.
Dan disanalah kebohongan serta segala kerumitan itu dimulai.

Mereka jadian, tapi si adek nggak pernah benar-benar merasa memiliki. It’s seems like… Apa ya… Status palsu, mungkin? Dimana si cowok ‘terpaksa’ jadian sama si adek karena mempertimbangkan banyak faktor.

Oh tentu.. si adek sadar banget ini semacam kebohongan disana dini. Tapi cinta membutakan segalany. Dia balik membohongi hati, menutup-nutupi apa yang sebenarnya terjadi, dan berlari sejauh mungkin dari kenyataan.

Tanpa pernah dia sadari… Bahwa semakin lama dia berada pada kebohongan… Semakin jauh dia berlari… Sakit itu makin menumpuk, dan akan menjadi berkali-kali lipat. Berulang kali sesuatu menyadarkan, tapi dia tetap menyangkal.

This is crazy. So much!

Saya pernah bilang ke wawan. Mungkin saya akan melakukan hal yang sama jika kondisi ini terjadi pada saya. Saya akan berlari sekuat tenaga, sejauh mungkin, dari kenyataan. Saya akan memilih membohongi hati saya sendiri demi kebahagian yang nyata-nyata semu. Meski saya tau, ketika kenyataan itu bisa dihindari lagi, dan saya sudah tidak bisa lari kemana-mana, rasa sakit yang melanda akan berjuta-juta kali lipat. Tapi setidaknya saya pernah merasakan bahagia, kan? Iya… Meski semu… ;) Setidaknya…. saya pernah…. menggandeng tangan dia… dan mengakui dia sebagai pacar saya…. Iya… Meski semu ;)

Ada satu kalimat di Rain Affair yang baru kerasa banget begitu saya membaca buku ini untuk kedua kalinya.

“Aku udah bilang, kan… Kita lebih baik jadi sahabat…”

Apa kamu pernah merasakan begitu menyayangi seseorang hingga kamu takut dia dimiliki orang lain? Apa kamu pernah merasakan begitu nyaman berada didekat seseorang hingga kamu nggak pengen dia hilang? Apa kamu pernah… merasakan… begitu bahagia berada didekat seseorang… seperti kamu tidak butuh orang lain? Karena dia selalu ada buatmu – setiap saat kau butuh, karena dia selalu mendengarkan semua keluh kesahmu – tanpa interupsi sedikitpun, karena dia… memperlakukanmu spesial, menjagamu dengan sangat baik, dan 
selalu mendahulukanmu dari apapun didunia ini…

Saya pernah!

Dan sekarang… Abis menamatkan Rain Affair untuk yang kedua kalinya… saya jadi mikir… Apa semua yang saya rasakan itu bener-bener bikin saya pengen jadiin dia pacar – atau sekedar sahabat?

Orang yang cocok jadi sahabat belum tentu cocok jadi pacar, kan?

Mungkin kamu bahagia dan nyaman berada didekat dia ketika kalian masih dalam status sahabat. Dan, ketika kalian memutuskan untuk melanjutkan menjadi pacaran. Apa tetap ada jaminan kalian tetap senyaman sahabatan?

Baiklah… Nggak bisa dipungkirin… Banyak kejadian sahabat jadi cinta ;)
 Tapi sekali lagi, ada orang-orang yang cocok jadi sahabat dan nggak cocok untuk dijadikan pacar.

Saya dibikin merenung setelah baca Rain Affair untuk kedua kalinya ini… Banyak hal yang tiba-tiba kepikiran… Banyak yang berkelebatan di otakku…
 Orang yang cocok jadi sahabat belum tentu cocok jadi pacar, kan?
Hhhh…..
Just wait and see…

Note : Beberapa temen saya bilang novel ini terlalu datar, they don't get anything after read this one. Kayaknya mereka mesti baca dua atau tiga kali, baru bisa menemukan apa yang membuat Rain Affair nampak 'berisi' - seperti yang saya lakukan ;))  Karena saya juga ga dapetin apa-apa di kali pertama saya baca!! hihi
Blog Design ByWulansari