27 Maret 2012

Semangkuk Baso Tahu


***
Aku dan Fathir. duduk berhadapan dengan semangkok bakso tahu yang mengepul dihadapan masing-masing. Menu yang sama. Semangkok bakso tahu dengan mie kuning dan tanpa sayur. Hanya menu minuman saja yang berbeda. Aku dengan teh botol, dan Fathir dengan Teh Tarik nya.
Fathir mengaduk pelan mangkuk baksonya. Tadi dimobil kami nggak terlalu banyak berbicara. Fathir lebih banyak diam, seperti sedang memikirkan sesuatu. Aku memilih sibuk berkelana di dunia twitter. Hanya suara musik dari dvd player mobilnya saja yang mengalun lembut.
“Nggak usah pake cabe, nanti perutnya sakit lagi...” Fathir menahan tanganku yang hendak menuangkan cabe ke dalam mangkuk bakso tahu-ku.
Aku tersenyum kecil. “Dikit aja, ya?” kataku memohon.
Fathir tetap menggeleng dengan keras.
Aku merengut, lalu melepaskan sendok cabe. Mengaduk-aduk kasar mangkuk bakso tahuku. Apa enaknya coba makan tanpa cabe? Huh!
“Eh, katanya ada yang mau diomongin?” kataku memecah keheningan. Fathir menatap mataku dan mulai tampak gugup.
“Iya, nanti. Makan aja dulu. Biar enak ngomongnya kalo udah selesai makan...” Fathir menjawab pelan, lalu kembali menunduk kearah mangkok bakso tahunya.
Aku semakin merasa tidak enak hati. Ini sebenernya ada apa sih?
“Tadi Maya ketemu Ririn, loh...” aku berkata hati-hati.
Fathir bergumam tak jelas. “Terus?” tanyanya.
“Ya gitu, masih kayak biasa. Bilang kalo kamu... ah, kamu taulah, yank...” Aku memotong kecil-kecil bakso tahuku.
Fathir nggak merespon.
“Hilda?” tanya Fathir pelan. Ada yang janggal dari nada bicaranya.
Aku mengangguk. Menyuap perlahan bakso yang sudah kupotong kecil-kecil tadi ke dalam mulutku. 
“Kamu percaya?” tanya Fathir pelan, masih menunduk. Aneh. Fathir jaraaaang sekali menghindari kontak mata denganku.
“Retoris, sayang. Aku ingetin nih, ya... Kali-kali aja kamu lupa... Aku percaya kamu. Lebih dari apapun yang Ririn atau orang-orang lain itu bilang tentang kamu. Peduli apa sih aku tentang masa lalu kamu sama Hilda? Aku tau kamu, yank. Aku kenal kamu dengan baik. Mereka boleh kenal kamu lebih dulu. Tapi mereka nggak kenal kamu dengan baik. Yah, at least, kamu yang sekarang...”
Fathir tertawa kecil. “Jadi ceritanya kamu kenal aku ‘yang sekarang’ lebih baik dari mereka niih?” katanya menekankan ‘yang sekarang’.
Aku menonjok lengannya pelan. Kami tertawa.
“Terus kenapa kamu nggak mau percaya sama omongan dia? Aku nyuruh Hilda nunggu tapi malah pacaran sama kamu?”
“Ya nggak lah, yank. Gimana bisa aku percaya omongan dia? Statement dia tempo hari tentang Reza sama Ardi aja nggak ada yang bener. Kita toh udah konfirmasi langsung ke orangnya... Apa perlu kali ini aku konfirmasi langsung juga ke kamu? Tapi apa itu gak berarti aku gak percayaan sama kamu?” Aku nyerocos panjang lebar. Di kepalaku mendadak terputar ulang tingkah-tingkah konyol Ririn.
“Haha. Ya kali aja khusus yang ini, omongan Ririn bener...”
DEG!
“Kamu ngomong apa sih, yank?” Aku mulai merasa nggak enak.
Fathir menjauhkan mangkuk bakso tahunya yang sudah kosong. Menyeruput dalam-dalam Teh Tariknya. Lalu, meraih tanganku.
“Aku boleh bilang sesuatu ke kamu?” tanya Fathir dengan mimik serius. Menatap mataku dalam-dalam.
 Mata yang selalu membuat aku luluh.
Berbagai pikiran buruk berkecamuk diotakku. Gimana kalo ternyata bener? Gimana kalo malem ini Fathir mau memperjelas semuanya? Gimana kalo...
“Terimakasih buat selama ini ya, sayang....” Fathir tersenyum lembut. Senyum yang menenangkan. Senyum yang juga membuat aku luluh.
Pikiranku semakin tak menentu. Semakin kacau. Sesuatu bergemuruh dengan kencang dibalik dadaku.
“Aku sayang sama kamu...” fathir memberi jeda pada ucapannya. Aku menahan nafas. Jemariku yang ada dalam genggaman Fathir itu mendingin. Sekujur tubuhku mendingin. “Terus percaya sama aku, bisa?” tanyanya pelan.
Aku balas menatap matanya. Mata cokelat meneduhkan itu. Dia tersenyum, manis. Aku bisa merasakan ketulusan disana.
Aku tersenyum dan mengangguk mantap. “Selalu, sayang. Kamu tenang aja...”
Fathir memegang kedua pipiku. Mengecup lembut keningku. Kehangatan mulai menjalari sekujur tubuhku.
“Kalo jadi ibu dari anak-anakku kelak.... bisa?”
DEG!
Aku tersenyum lega. Jantungku mulai berdetak normal. Sudut mataku memanas. Air mata haru mendesak keluar. Dan aku menangis. Tidak peduli maskaraku bakalan belepotan. Aku memeluk Fathir erat-erat dan dia menciumi atas kepalaku.
“Jawab doooong, bisa nggaaak?” tanyanya menggoda.
Aku menghujaninya dengan cubitan.  Aku tertawa. Dia ikut tertawa. Tiba-tiba aku teringat sesuatu.
“Katanya tadi mau ada yang dibilangin?”
Raut wajah Fathir kembali tegang. Dia melirik kiri-kanan seperti mencari sesuatu.
“Cari apa sih?” tanyaku penasaran.
“Mbak!” Bukannya menjawab pertanyaanku, Fathir malah memanggil mbak-mbak pelayan. Si mbak tersenyum dan berjalan mendekat membawa sebuah nampan dengan mangkok diatasnya.
Mbak pelayan itu meletakkan mangkok berisi bakso tahu tanpa kuah dihadapanku. Aku mengernyit bingung. Aku kan nggak mesen bakso tahu tambahan? Yang dimangkuk pesananku aja belom habis.
Aku menatap Fathir kebingungan. Fathir tersenyum. “Tuh dimakan baksonya...”
“Yank? Yang ini aja belum habis...”
“Dicek dulu... ada apa aja... yang ini spesial loh...”
Aku menurut. Masih kebingungan. Mengecek satu per satu isi mangkuk bakso tahu porsi tambah tersebut. Ada mie kuning, ada tiga butir bakso, ada tahu, ada.... CINCIN?
Aku mengalihkan tatapan ke arah Fathir. lelaki tampan itu tersenyum lebar.
“Will you marry me?” tanyanya mantap.
Aku kehilangan kata-kata. Menatap fathir beberapa saat sebelum akhirnya mengangguk mantap. Fathir mengambil cincin itu dan memasangkannya di jari manisku.
Lalu kemudian, sekali lagi mencium pelan jidatku. Sudut mataku kembali menghangat. Buliran bening mendesak keluar.
“Dih, kok malah nangis.... Mestinya seneng dong dilamar cowok ganteng ini...”
Aku tertawa. “Ini aku nangis seneng, begoooo....”
Dia ikut tertawa. Menggenggam erat tanganku. Damaaaai sekali rasanya. Sekarang aku sudah tidak peduli lagi. Berapa banyak pun yang akan bilang padaku bahwa Fathir nyuruh Hilda nunggu dan malah jadian sama aku. Berapa kuat pun bisikan jahat itu menyerangku. Aku sudah tidak peduli lagi.
Dan aku bahkan sudah tidak perlu bertanya kepada Fathir lagi, tidak perlu meminta kejelasan darinya lagi.
Cincin dalam semangkok bakso tahu ini adalah jawaban dari segalanya


*ditulis untuk meramaikan #FFHore dengan tema : Semangkuk Bakso Tahu
*spin off cerita Fathir - Soraya
23 Maret 2012

Antologi Rasa

Judul : Antologi Rasa
Penulis : Ika Natassa
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama





What if in the person that you love, you find a bestfriend instead of a lover...

Cinta segiempat. Dan gue menges, geregetan, sebel, nyesek bacanya. Perasaan campur aduk. Ngebayangin rasanya jadi Rully, jadi Hariss, jadi Denise, dan yang paling paling paling adalah jadi Keara. Sebenernya sih tokoh utama dalam novel ini ya Rully, Harris, sama Keara. Tapi si Denise ikut terlibat karena dia ada dalam garis cinta segiempat ini.

Gaya penulisannya berdasarkan sudut pandang Rully, Harris, dan Keara. Bikin gue (meminjam komennya mbak Ollie) jleb after jleb after jleb dan selalu jleb bacanya sampe ending. Harris naksir abis sama Keara. Keara naksir abis sama Rully. Rully naksir abis sama Denise. dan Denise udah punya suami. Bayangin!!!

Harris ngelakuin apa aja untuk bisa bikin Keara nyaman, Keara melakukan apa aja untuk bikin Rully nyaman, dan Rully? Melakukan apa aja untuk bikin Denise nyaman. Iyah banget. Cinta segiempat dan ditambah mereka terikat dalam friendzone. Iya. Mereka-mereka ini sahabatan. Gemes ya? :)

Gue semakin jleb waktu baca alasan kenapa Keara segitu cinta matinya sama Rully, padahal Rully beda jauh banget sama mantan-mantannya Keara. Mantan-mantannya Keara itu setipe, anak clubbing gitu. Sementara Rully? Laki-laki alim yang bahkan 'minum' pun nggak pernah. Terus Keara bingung jawabnya, tapi pada akhirnya dia sadar, mungkin karena sosok kayak Rully itu yang pantes jadi imam buat dia.

Ahhh... Jadi inget waktu temen-temen hebooooh banget nanyain kenapa setelah sekian banyak mantan-mantan gue yang anak band, guitarist, nggak manja, dll, dsb, yang intinya sejenis gitu. Gue pada akhirnya melabuhkan hati gue dan cinta mati banget sama bebii? Awalnya sih sama kayak Keara, gue juga bakal bingung jawab, dan jawaban template gue adalah karena gue nyaman sama bebii. Tapi makin kesini, makin seriusnya kita (amin) gue tau jawabannya... kenapa dari semua mantan-mantan gue yang begitu, gue akhirnya melabuhkan hati pada bebii yang manjanya minta ampun ini? Mungkin karena... sosok kayak bebii itu yang emang gue harapkan jadi imam buat gue kelak. Bebii kayak papah. Dan gue kan emang mau punya suami yang baiiiiik kayak papah :) *tetep curcolan gue*

Begitu juga waktu Harris ditanya, kenapa dari sekian banyak cewek yang deket sama dia, hatinya malah berhenti di Keara. Jawabannya sama. Nyaman jelas. Tapi yang terpenting adalah, karena sosok seperti Keara itu yang dia harapkan jadi ibu bagi anak-anaknya kelak :')

Duh. Manis, ya... Jangan mikir yang manis-manis deh. Karena si Harris ini bikin suatu kesalahan yang fatal pas lagi liburan sama Keara ke singapur, dampaknya? Sepanjang cerita di novel ini, Hariss bakal musuhan sama Keara. Lo bakal dibikin gemes sama Harris yang mohon-mohon banget maaf dari Keara sementara Keara yang sama sekali nggak ngasih kesempatan sedikitpun buat Harris ngejelasin. Sedikitpun. Keara memilih menjauh dan nggak sahabatan lagi...

Trus Rully gimana? Dia baik. Masih kekeuh deketin Denise. Keara juga, meski gonta-ganti pacar setelahnya (tetep) tapi hatinya tetep aja tuh berhenti di satu nama. Rully.

Trus Rully tau nggak sih, Dhe? Pada akhirnya semua tau kok. Keara tau Hariss naksir dia. Rully tau Keara naksir dia. Yang nggak tau mungkin cuma Denise. Iya. Denise nggak tau kalo Rully segitu cinta matinya sama dia.

Endingnya gimana, Dhe? Duh! Gue paling ogaaaah banget nyeritain ending suatu novel. Ogah jadi spoiler. Ogaaah bikin lo-lo kehilangan antusiasme baca novelnya. Yang jelas, di beberapa halaman sebelum ending, lo bakal dibikin nebak ending versi lo sendiri, tapi ternyata lo dikejutkan dengan apa yang terjadi di halaman terakhir. Nggak nyangka? Jelas! Clueless banget gue malah. Asli nggak nyangka kalo akhirnya bakal begitu. Gue bok ya sampe nahan nafas. Hhahahha.

Jadi. Kalo lo pengen ngerasain sensasi yang lebih gereget lagi, buruan deh baca. Ada banyak kalimat manis didalam ini yang pengen gue kutip sebenernya, tapi let you find it yourself pas lo baca, dan mari share ke gue. Nyamain persepsi, kalimat manis versi lo sama kalimat manis versi gue beda nggak sih. Hahahhahaha

Eniwei, ini buku kedua Ika Natassa yang gue baca. Setelah sebelumnya AVYW. dan jadi ketagihan. Sekarang lagi berburu divortiare nih :D
21 Maret 2012

Good Fight - a review

Judul : Good Fight (ada yang salah dengan cinta)
Penulis : Christian Simamora
Penerbit : Gagasmedia





Setelah sekian lama nunggu bukunya sampe (gue beli online, bye the way, di Palembang belum masuk soalnya) dengan berpenasaran-ria, akhirnya selasa kemaren bukunya sampe di tangan gue juga. Pas lagi bareng bebii, udah mulai nyicil baca sangkin penasarannya tapi nggak konsen gara-gara digangguin bebii, hihi. Dan hari ini, seharian dikamar (cuma keluar mandi-makan doang, itupun makan sambil baca tetep) nyelesain baca buku ini. Limaratusduabelas halaman, bok! Dan gue nggak rela banget barang sebentar aja ninggalin buku ini. :D

Baca halaman pertama, udah langsung disambut dengan adegan yang begitu. Nyahahaha. Labelnya aja udah novel dewasa, ya wajarlah yaa... Baca lembar demi lembar berikutnya, Nggak beda-beda jauh sama Pillow Talk, laah... Adegan demi adegan yang kalo dibayangin kok malah bikin pengen (eh?).

Tentang kisah cinta yang, ehm, complicated. Si ini jadi selingkuhan, si itu jadi simpenan. Cinta emang kadang bikin orang mendadak jadi gila, nggak bisa berfikir jernih, mengabaikan nasehat temen, dan rela ngelakuin apa aja. Kayak apa-apa yang terjadi dalam novel ini. Kalo orang 'sehat' sih bakal ogah banget jadi selingkuhan cowok yang jelas-jelas udah punya tunangan. Atauuuu... jelas ogah banget jadi simpenan tante-tante yang udah bersuami. Jelas ya. Tapi kalo cinta? Err... apapun bisa jadi bener :)

Ada satu statement dalam novel ini yang jleb banget buat gue. pernah dibahas juga sih sama bebii, karena ada temen kita yang kasusnya begitu. Gue lupa halaman berapa, dan bakal kepanjangan banget kalo gue copas kesini. Intinya begini : "Orang... kalo udah sayang banget sama seseorang... nggak ada kesulitan bagi dia buat memilih... dan kalo pada nyatanya dia nggak mau memilih, maksudnya tetep jalan sama tunangannya, dan juga jalan sama orang lain, berarti dia nggak cinta-cinta amat. Kalo alesannya tertekan, nggak cocok, atau apa... Nggak perlu ketemu orang lain dan selingkuh dulu buat mengakhiri hubungannya dengan tunangannya..."

Ah, yes. That's right!!! Waktu itu ada kasus temen kita yang mau-maunya jadi pacar rahasia cowok yang udah punya pacar. Kita sih udah nasehatin, tapi si temen bilang "dia lagi nyari waktu yang pas buat mutusin ceweknya". Tapi sampe detik gue nulis ini pun, tuh cowok masih adem ayem aja sama ceweknya. Dan bebii bilang apa coba? "aku sih yakin, nggak bakal dia putus sama ceweknya. Lah kalo bisa jalan dua-duanya, sama ceweknya dan sama temen kita itu, ngapain mesti milih salah satu". Great!

Iyaaa. Kayak yang udah gue bilang... Cinta bisa bikin orang jadi gila, nggak waras, atau apalah. Mengabaikan nasehat temen. Heheheh. But. it's their life, mereka-mereka yang terjebak dalam hubungan itu udah cukup gede buat mengambilo keputusan dan memilih mana yang terbaik buat mereka. Gue nggak pengen jadi orang sok bijak dan sok bener apalagi sok baik dengan men-judge mereka macem-macem :)

Balik lagi ke Good Fight. Yang bikin gue gemes adalah, susah banget siiiy buat ngakuin kalo cinta? Awalnya musuhan, beranteman, ribut-ribut kecil. Tapi pas jauhan? Kangen. Ahahahhaa. Sounds cheesy, ya? :D Gemes se-gemes-gemesnya sama perjalanan cinta si Tere dan Jet (tokoh utama disini), sampe pengen rasanya narik mereka berdua terus nyuruh mereka ngomong.

Si Tere nggak pernah ngasih kesempatan buat Jet ngejelasin apa yang salah diantara mereka. Tere bahkan menolak ngasih Jet kesempatan buat buktiin kalo Jet bener-bener cinta. Oh. it's not so me. Gue siiiy, sekesel, semarah, segaksuka apapun gue sama pacar, gue tetep ngasih dia kesempatan buat jelasin kenapa itu bisa begitu.


Terus akhirnya mereka gimana, Dhe? Si Jet sama Tere ini? Yakin mau gue kasih tau disini? Saran gue sih, mending lo baca sendiri aja. Biar kerasa gitu sebelnya. Sama sikap plin-plan Tere. Sama kerumitan cinta mereka. Dan, booom, kalian bakal surprise sama endingnya. Daripada gue ceritain disini, terus pasa baca nggak ada sensasi apa-apa lagi doooong? Heehhehe.


Part paling gue suka? Hm... Hm... Hm.... waktu Jet sama Tere kejebak di Lift,. Hehe. Bukan adegan 'itu' nya yang gue suka, loh, ya... (kalo ntar udah baca, lo pasti tau adegan yang gue maksud). Tapi karena kejadian kejebak di lift itu adalah titik tolak yang baik bagi hubungan mereka berdua. Yang tadinya musuh, jadi pacar :)

Dan sekarang gue udah tau, kenapa covernya gambar itu. Kancing sama Lensa kamera. Hehehhe. Abang Christian bener, baca aja novelnya baru deh 'ngeh' kenapa gambar itu. Tapi judulnya? Good Fight? Hm... Perjuangan Jet ya maksudnya yang bagus itu? :D

Over all. This novel is nice to read. Yah sekedar saran nih, mending bacanya deket pacar. Jadi kalo pas adegan Tere nyium Jet dan lo pengen, lo bisa tinggal cium pacar lo. #eh #abaikan :D :D :D

So, siapa aja yang udah baca, nih? Share opini lo, yukk... Part mana yang lo suka? terus, in your opinion, lo lebih suka mana? Good Fight atau Pillow Talk? :D
19 Maret 2012

saya dan jilbab

Mei nanti, saya bakal menginjak dua tahun bersama jilbab. Nggak kerasa? Iyaaa. Banget. Jadi inget gimana awal-awal mau pake jilbab dulu sempet nggak dibolehin mamah, terus nangis-nangisan ke bebii. Hahahah.

Seminggu sebelum resmi jilbaban, saya yang udah mulai latihan pake jilbab kalo keluar rumah (kecuali ngampus). Tapi, ya itu... pake jilbabnya masih yang standaaaaar banget. Standar... dan berantakan :D

Seiring berjalannya waktu, saya mulai belajar banyak model-model berjilbab. Udah beberapa kali juga ganti gaya pake jilbab. Tapi sekalinya dapet gaya pale jilbab yang baru, yang lama dilupain. Hahahha. Jadi, kalo misalnya sekarang gaya jilbabnya begini, ya bakal begini mulu sampe berbulan-bulan kedepan, sampe nemu gaya jilbab yang baru dan dirasa pas.

Udah berapa kali ganti gaya? Hm... entahlah... awal pake jilbab, saya jilbabannya asal aja dan berantakan gitu. Nggak pake daleman atau ciput. Poni masih suka kemana-mana. Heheheh. Terus sama mamah dibeliin daleman yang bentuk topi itu, jadilah dari situ pake yang topi. Rapi siiy. Tapi kaku! Hihi. Nggak lama dari situ mulai kenal ciput, mulai deh pake ciput. Daleman topinya udah entah kemana aja tuh! :D

Ciput arab, ciput ninja, sampe ciput polem udah pernah dicoba. Tapi yang paling sering pake ciput arab, soalnya mamah juga pake itu, punya banyak koleksi ciput warna-warni. Jadinya pinjem-pinjeman sama mamah :D

Sekarang kan udah banyak yaaa gaya jilbab yang keren-keren dan nggak kaku. Tutorialnya di youtube juga udah banyak banget. Tapi saya sukaaaaaa gaya jilbabnya mbak Ollie. Tapi sampe sekarang nggak pernah bisa nurutin pake jilbab yang begitu. Muahahaha. Alesan utamanya siy karena saya nggak punya jilbab yang macem-macem. Dari awal pake sampe sekarang punya nya cuma jilbab paris doang, dan itu ada kali jumlahnya 3 lusin. Hampir semua warna ada, bahkan pink aja ada berapa jenis, ungu ada berapa jenis, dll :D

Hampir dua tahun pake jilbab, saya masih belum bisa modifikasi jilbab macem-macem. Masih yang standar-standar aja. Jilbabnya pun masih punya paris doang :p

Terus bajunya? Apalagi. Masih kemeja-jeans. Kadang rok. Kadang kaos lengan panjang. Kadang cardigan. Masih yang simpel-simpel lah. Baru akhir-akhir kenal Mbak Ollie dan sering liatin gayanya di setiap foto-foto mulai ikutan beli baju yang kayak dia. Celana hareem misalnya, hehe. Tapi tetep, masih belum bisa mix and match antara baju yang satu sama baju yang lain. Masih belum bisa modifikasi jilbab biar terlihat keren. Pokoknya masih yang standar-standar ajah!! :D

Dan... senang sekali sekarang Mbak Ollie udah punya Salsabeela Shop. Jenis-jenis baju yang kayak Mbak Ollie pake. Yang trendi. Yang manis. Yang bikin keren meski kita berjilbab. Setidaknya kalo saya pengen niru gaya mbak Ollie lagi, kan gampang, udah tau mesti belanja kemana :D

Baju paling saya pengeeeeeen di salsabeela shop itu adalah Blue Hero Blazzer, Vertical Stripes Novel Dress, terus jilbabnya Rose Hijab in Blue. Duh, keren banget ya pasti kalo ke ujian komprehensif nanti pake gitu. Hahahahaha. Mungkin dosen pengujinya bakal lupa mau nguji apa ke saya, karena terpesona sama penampilan saya. #eaaaaaaa

Last but not least. Sukses Mbak Ollie buat Salsabeela Shop nya yaaaa.... Keep inspiring!


This is me with my style, now...


18 Maret 2012

wedding party versi gue

Tadi baca dimana, yaaa... Ada yang bahas masalah wedding party impian. Bhahahaha. Blog temen, temlen twitter, apa dimanaaaa gitu.

Hm... Kalo gue yang disuruh menggambarkan wedding party impian gue... Maka gue bakal mendeskripsikannya begini :

.weheartit.


Standing party di salah satu gedung mewah disini. Dekorasinya nuansa ungu dan pink terang. Ada banyak rangkaian bunga disetiap sudut ruangan. Tidak ada jajaran kursi. Ada banyak meja-meja berisi makanan dan minuman yang tersebar dibeberapa bagian gedung. Tidak ada susunan acara seperti resepsi pernikahan yang sering kita datangi saat ini. Setiap tamu yang datang, boleh langsung mengambil makanan, mengobrol satu sama lain, sambil menikmati musik yang mengalun.

Banyak foto-foto gue dan mempelai pria tersebar didalam ruangan. Foto-foto masa kecil kita. Foto-foto pas kita pacaran. Foto-foto pre-wedding. Foto-foto yang memorable bagi kita.

Hiburan musiknya juga nggak bakal diisi oleh orgen tunggal. Hahahah. Nggak akan ada musik dangdut yang mengisi pesta pernikahan gue. Orgen tunggalnya bakal diganti dengan home-band. Kalo ada tamu yang mau menyumbangkan lagu, harus dipastikan bahwa yang si tamu nyanyikan bukanlah lagu dangdut :p Daaaan... si mempelai pria bakal menyanyikan "I won't give up" -nya jason Mraz buat gue.

Semua keluarga bisa berkesempatan hadir. Sixfrenly juga. Temen-temen SMA dan temen-temen kuliah. Pokoknya, yang jelas, tamunya rame. Kalo bisa sih, para mantan pun berkesempatan hadir dan ikut mendoakan yang baik-baik buat kami :D

Souvenirnya? Pengennya buku. Novel karangan gue? Hahaha. Tapi boook, bakal gede banget nggak sih modalnya? Mending dipake buat honeymoon kaleeee... Hahahahah. Jadi mungkin, sesuatu yang simpel tapi bermakna, yang berguna juga buat para tamu. Apa, ya?? Hmmm... mungkin gantungan kunci. Hahhaha. Standar banget. :p Tapi mungkin konsep gantungan kunci yang gimananya yang bakal bikin souvenir nya spesial :D

Pakaian gue dan mempelai pria? Bukan pakaian adat. Tapi lebih ke kebaya dan jas modern. Warnanya? Hm.. pengennya ungu. Tapi mamah bilang bakal lebih cantik kalo putih. Mungkin putih tapi ada semburat ungunya cantik juga, ya :)

Akan ada buku tamu (jelaslah, ya...) tapi yang bikin beda, dalam buku tamu ini, selain menulis nama, alamat, dan tanda tangan... si tamu juga mesti menuliskan sebaris doa buat gue dan mempelai pria. Iya. Doa. Apa saja, tapi mesti yang baik-baik dong, ya :D

Dan... the most important thing... pada wedding party imipian gue itu... yang jadi mempelai prianya adalah dia... hehe, iya dia... dia yang sekarang ini ada sama gue, jaga gue, bela gue.Iya, dia... kurniawan okta saputra... :)

Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. Amin. (aminnya udah 40x nih, hahahahah)

Tapi, gue yakin banget, mamah pasti nggak setuju sama konsep wedding party ini. Standing party nya sih mungkin oke, hiburannya home-band juga oke-oke aja, foto-foto juga nggak masalah. Tapi warna dekorasinya? Mommy hates purple so much. Hahaha. Katanya warna ungu itu nggak bagus. Dan gue nggak berani bantah. Apapun warnanya lah... asal setelahnya hidup bahagia sama suami. Amiiiiiiin :D

Kalo lo... gimana konsep wedding party imipian lo? Share yuk! :)
17 Maret 2012

Alasan kenapa lo nggak perlu balik sama mantan

Gue adalah salah satu dari sekian orang yang menganut aliran nggak bakal balikan sama mantan. Apapun masalah putusannya. Semasih sayang apapun gue sama mantan gue itu. Beberapa temen bilang ini aneh, tapi gue punya alesan kenapa bisa begitu.

Coba lo sebutin alasan-alasan yang bikin lo MAU balikan lagi sama mantan lo?

Putus baik-baik? Well. can you just explain to me, apa yang dimaksud dengan putus baik-baik? Karena, menurut gue, nggak ada yang namanya putus baik-baik. Ketika dua belah pihak memutuskan untuk mengakhiri suatu hubungan, jelas ada yang salah dan nggak baik yang jadi penyebabnya. Jelas ada sesuatu yang bikin hubungan itu nggak bisa diteruskan, dan tentulah sesuatu itu bukan sesuatu yang baik-baik. Iya, kan? Karena, masih menurut gue, kalo nggak ada sesuatu yang salah dan semuanya baik-baik aja, kedua belah pihak tidak akan memutuskan untuk berpisah. Iya, kan? Iya nggak, sih?

Putusnya karena masalah jarak, Dhe.... Hm... Seorang sahabat pernah bilang gini ke gue : Distance will mean nothing when someone is your everything. Lo nggak bakal menyerah dalam suatu hubungan hanya gara-gara jarak kalo memang seseorang itu berarti segalanya buat lo. Sahabat gue itu bilang juga ke gue, kalo pada suatu hubungan jarak jauh akhirnya ada satu pihak yang menyerah, kesimpulannya cuma satu, that relationship isn't everything buat dia.. Karena, kalo toh emang 'segalanya', nggak akan ada alesan untuk bikin nyerah.

Terus? Apalagi? Putusnya karena salah paham? Okay. Apa setelah terjadinya salah paham kalian sempat membahas itu berdua? Kalo udah... hasilnya apa? Kalian memilih mengakhiri? Orang yang saling sayang nggak akan pernah mau memutuskan untuk mengakhiri hubungan saat sedang dikuasai emosi. Mestinya, kalo emang saling sayang, kalian bisa nunggu keadaan dingin untuk bicara baik-baik kesalahpahaman itu. Dan gue yakin, endingnya nggak bakal berakhir dengan perpisahan. Jadi, kalo karena kesalahpahaman itu kalian malah memilih untuk udahan, perlu dipertanyakan lagi, apa bener kalian saling sayang?

Cih. Gue ngomong kayak udah yang paling bener aja, yak? Hahahahah. Sekarang coba deh, lo pikirin lagi, dari alesan-alesan yang udah lo sebutin dan gue kasih bantahannya itu. Lo nemu satu kesamaan nggak sih?

...Betul sekali!!!

Dua orang yang akhirnya memutuskan untuk berpisah adalah karena sudah tidak ada 'cinta' lagi diantara mereka. Entah kedua-duanya. Entah salah satunya. Seringnya sih salah satu, ya... Karena, menurut gue, kalo 'cinta' itu masih ada, lo nggak akan memutuskan untuk berpisah.

Putus baik-baik? Lo masih sayang banget gitu sama dia? Dia yang minta putus, ya? Terus sekarang dia ngajak balikan lagi? Dan lo masih sayang banget sama dia? Hahhaa... Please. Please banget. Dia pernah menyia-nyiakan rasa sayang lo itu. Dia minta putus dengan apapun alasannya. Dia nggak mau berjuang bareng sama lo. Hati lo hancur berkeping-keping malah jadi serbuk begitu dia pergi. Dan lo udah usaha setengah mampus ngobatin luka hati lo, nyusun keping demi keping itu untuk jadi utuh lagi. Terus sekarang dia dateng dan minta kesempatan lagi sama lo? Lo yakin dia nggak bakal pergi lagi suatu saat nanti? Kalo gue... gue nggak bakal rela hati gue hancur berkeping-keping oleh orang yang sama DUA KALI. Oke gue masih sayang sama dia. Sayang banget. Tapi hallooooo, dia udah pernah nyakitin gue loh!!!

Putus karena jarak? Terus sekarang dia balik lagi, gitu? Jarak kalian deket lagi, gitu? Dan lo masih sayang banget sama dia, dan dia minta balikan sama lo? Lo mau? Hei, buka mataaa.... Dia pernah menyerah untuk memperjuangkan 'kalian'. Dia pernah menganggap lo bukan segalanya dengan mengakhiri hubungan kalian. Saat lo berjuang sekuat tenaga, dia malah minta untuk menyudahi. Apa lo yakin, suatu saat dia nggak bakal gitu lagi? Yakin? Gue nggak. Dari dia nyerah karena jarak aja, gue udah bisa mikir, besok-besok ada aja hal lain yang bakal bikin dia nyerah. Sama orang yang nggak mau berjuang gitu gue mau menghabiskan sisa hidup gue? big noooo!!!

Putus karena salah paham? Terus sekarang udah dijelasin dan kalian udah baikan, gitu? Dan lo masih sayang banget sama dia? Dan dia minta balikan? Let me tell you, suatu saat, akan ada kesalahpahaman lainnya yang terjadi diantara kalian dan akan berakhir pada perpisahan juga. Percayalah. Dan lo bakal menelan kecewa lagi. Bakal tersakiti lagi. Bakal mengulang semuanya dari awal lagi. Lo mau? Mau? Kalo gue, mending cari yang lain, deh... bego banget kalo sampe nangis-nangis dua kali karena cowok yang sama :)

Gue kedengerannya jahat banget yaaa... Iya? Iya, gitu?

Hahahaha. Bagi gue. Kalo udah putus, nggak akan ada alasan buat balikan lagi. Gue nggak bisa. Pernah nyoba. Tapi jadinya aneh. Dingin. Nggak enak pokoknya. Dari situ gue tau, kalo emang nggak ada alasan bagi gue untuk bisa balikan sama mantan. Iya. Semasihsayang apapun gue sama dia.

Karena gue nggak pernah putusan tanpa suatu masalah. Eh pernah deng. Sama si kasih terbaik, ya. Dan itu pun move-on nya lama banget, masih yang kayak orang bego ngarepin dia balik. Tapi sekalinya dia udah ngasih sinya buat balik, gue nya ogah. Iyalah. Dia udah pernah nyia-nyiain rasa sayang gue gitu. Sama mantan yang lain? Nggak pernah. Kalo udah memutuskan untuk 'mengakhiri', artinya ada problem berat yang emang bikin hubungan itu nggak bisa dilanjutkan. Jadi emang nggak ada alasan lagi buat balik :)

Jadi. Menurut gue. Kalo lo bener-bener sayang sama seseorang, apapun yang terjadi, jangan sampe ada kata putuslah. Mending sedieman gitu berapa lama, sampe dingin, sampe akhirnya baikan lagi. Pokoknya jangan sampe nyebutin putus lah. Kecuali ya, masalahnya berat banget, kayak misalnya selingkuh.... Selingkuh itu satu-satunya hal yang nggak akan pernah gue maafkan, I will make a posting about it latter, yah :)

Tapi lagi-lagi ya, bok. Jodoh si Tuhan yang ngatur, ya. Kalo ternyata jodoh lo adalah mantan lo. Ya nggak bisa gimana-gimana juga. Gue juga sih. Kalo ternyata jodoh gue adalah mantan gue, ya mau nggak mau pada akhirnya gue mesti 'balikan' sama simantan itu dong? Hihi. Tapi mari berdoa yang baik-baik, semoga jodoh gue itu adalah orang yang saat ini sedang menjaga hati gue baik-baik. Iya. Bebii :')


PS : Ini cuma opini gue loh, ya. Kalo beda sama opini lo, ya wajar, manusia kan beda-beda. Tapi yuk share, biar pemikiran makin terbuka :)

PSS : Tidak ada pihak yang disindir disini
16 Maret 2012

pukul tiga lebih dua puluh pagi

Baru saja membaca ulang postingan mbak hanny - @beradadisini dan mbak wangi - @WangiMS. Postingan dengan topik yang sama. (Postingan mereka bisa di cek dengan klik nama mereka itu ya...)

Tentang seseorang yang selalu menjadi "pukul sekian" dalam hidup mereka. Sebenernya ini postingan lama mereka berdua, saya juga bacanya udah dulu, duluuuuu banget. Tapi mengingat beberapa bulan terakhir ini selalu terbangun ditengah malam pada jam yang nyaris selalu sama, saya tiba-tiba pingin baca ulang postingan mereka. Jadilah tadi, mention mbak hanny dan mbak wangi di twitter minta dibagi linknya. Sebenernya kan bisa nyari langsung ke blog mereka, tapi kok udah saya ubek-ubek nggak nemu ya? Hehehe

Semua orang punya sosok itu. Sosok di pukul 3 pagi yang membuat kita terjaga dan ingin pergi menjaganya. Kamu juga punya. Dan kamu, adalah pukul 3 pagiku. Karena itu, setiap kali kamu sedang merasa sangat sendirian, kamu tinggal mencari namaku di memori telepon genggammu, lalu menekan tombol itu: call. - (www.beradadisini.com)


Kamu punya sosok itu. Seseorang di jam sebelas malam.
Seperti aku. Aku juga punya. Sosok sebelas malam-ku yang bersedia bertahan berjam-jam hanya untuk sebuah cerita. Rela membuang pulasnya hingga pagi tiba.
Dia adalah sosok itu. Kamu juga punya kan?
(wangisusilo.wordpress.com)


Saya? Iya. Saya pun sama seperti mereka. Punya seseorang yang menjadi "pukul sekian" bagi saya. Setiap kali saya terbangun dipertengahan malam yang entah karena apa, saya akan selalu tau apa yang harus saya lakukan. Mengambil handphone dan menelpon dia.

Dia. Pacar saya. Yang saya tau saat itu dia pasti tengah lelap dalam tidurnya. Atau mungkin sedang larut dalam pertandingan bola liga favoritenya. Tapi dia akan dengan sabar mengangkat telpon saya. Tidak peduli seberapa lelap tidurnya. Bahkan tidak peduli seberapa serunya pertandingan bola yang sedang dia saksikan.

Lalu kemudian dia akan bertanya ada apa. Dan bermenit-menit lamanya mendengarkan saya bercerita panjang lebar - bahkan terkadang cerita yang itu-itu saja. Kemudian dia akan berkata pelan, bahwa dia menyayangi saya. Dia akan mengucapkan tiga kata ajaib itu. Seakan berbisik. Karena dia mengucapkannya dengan begitu pelan dan tepat ditelinga saya. Iya, kan? Dia berada diujung telpon sana, dan saya diujung telpon yang ini.

Selalu. Disetiap pertengahan malam saya terbangun tiba-tiba dari tidur saya. Disetiap pukul tiga lebih dua puluh dini hari. Entah keterbiasaan atau karena alasan lain yang saya juga nggak tau sampe sekarang. Mungkin Allah membangunkan saya untuk saya mengambil wudhu dan kemudian sholat malam. Mungkin. Mungkin juga karena alasan lain.

Tak jarang saya bangun dengan ketakutan. Terkadang karena mimpi buruk yang barusan saya alami. Tapi seringnya sih karena ketika terbangun, saya berada dalam kamar sendirian dengan keadaan gelap. Lalu saya akan meraba dalam gelap mencari handphone. Handphone yang selalu saya letakkan di meja sebelah tempat tidur saya. Menekan agak lama pada angka 7. Dan kemudian telpon akan terhubung padanya.

Iya. Dia. Pacar saya.

Dan dia nggak pernah protes. Meski mungkin dia sedang lelah dan butuh tidur pulas tanpa gangguan. Meski mungkin liga bola yang disaksikannya sedang sangat seru. Meski mungkin dia bosan mendengarkan rengekan saya yang itu-itu saja. Meski mungkin.....

Tapi dia selalu menjadi pukul tiga lebih dua puluh pagi saya. Yang apapun kondisinya akan selalu mengangkat telpon saya. Yang kemudian akan dengan sabar menunggu saya tertidur kembali. Yang membiarkan telpon tetap tersambung meski saya sudah tertidur. Yang kemudian, setelah memastikan saya benar-benar tertidur, dia akan mematikan telpon dan melanjutkan lagi tidurnya yang tertunda.


.weheartit.


Dia. Pukul tiga lebih dua puluh pagi saya.

Iya. Setiap orang pasti punya seseorang yang menjadi "pukul sekian" baginya.
Mbak Hanny dengan pukul tiga paginya.
Mbak Wangi dengan pukul sebelas malamnya.
Saya? Saya punya dia. Pukul tiga lebih dua puluh pagi saya.

Kalo kalian? Siapa "pukul sekian" kalian? :)

Bintang - Bunting. (@Vabyo)

Baiklaaaaah. Setelah beberapa hari yang lalu baca-kaget-dan ngereview Joker. Hari ini gue mau melanjutkan dengan review Bintang-bunting, yaaa....


edited by streamzoo

Judul : Bintang-Bunting
Penulis : Valiant Budi (@vabyo)
Penerbit : Gagasmedia. 2008. (dicetak ulang lagi nih sekarang)

Jadi gue baca ulang nih novel kedua Vabyo ini. Hahaha. Masih hafal ceritanya, sik. Masih hafal banget konfliknya jugah. Cuma ya pengen aja baca ulang. *padahal mo nyari jawaban buat ikutan kuis* :D

Gue suka covernya, by the way. Meski ada yang komentar ini itu blablabla segala macem tentang covernya. Tapi gue pribadi suka kok. Unik. Nggak biasa. Keren. Apalagi bintang yang ditengah itu. Pengen gue copotin terus tempel dikamar, deh :D

Biarin ajaaa... yang nyinyir tentang cover ituh... Haters? Haters kan pengagum yang salah mengintrepetasikan kekagumannya :) Ladang sorga itu, kang! Insha Allah :)

Pernah nggak lo ngerasain mimpi yang kayak nyata? Mungkin bakal jadi gila kalo lo ngerasain apa yang Audine (tokoh utama) rasain dalam Bintang-Bunting ini. Dia bahkan nggak bisa bedain mana mimpi mana kenyataan. Semua terasa sama. Semua terasa.... kayak nyata.

Sampe Audine butuh bantuan kertas-pena-dan goresan bintang-bintang untuk bisa membedakan mimpi dan nyata itu. Tapi tetep aja. Cara yang dikira paling ampuh ini pun tetap saja membingungkan bagi Audine. Dia tetap nggak bisa membedakan mana mimpi dan mana nyata. Pokoknya bagi Audine semua terasa nyata.

Tapi, pada akhirnya justru goresan bintang-bintang itulah yang akan menjadi petunjuk nyata bagi Audine. Bahwa sebenarnya tidak semua yang terjadi adalah mimpi. Dan tidak semua pula yang terjadi adalah nyata. Bingung? Hahahahha *ketawa jahil*

Adalah Mada. Sang peramal. Yang berusaha membantu masalah Audine ini. Juga Raeli, sahabat yang mempunyai ketakutan aneh terhadap kematian. Ada pula Adam, suami yang sikapnya aneh dan seringkali menjadi objek kebingungan Audine membedakan dunia mimpi dan nyata.

Jadi sebenarnya apa yang terjadi? Seperti biasa. Vabyo dengan sangat pandai mencecerkan fakta yang bisa membuat pembaca mengambil satu kesimpulan sendiri tentang endingnya. Tapi, guess whaaaat, tebakan lo bakalan salah. Lo nggak bakalan nyangka kalo endingnya justru begitu. Sekali lagi, Vabyo bikin kita ber "Oh ya ampun. Ternyata gitu..." begitu menyelesaikan membaca bukunya. Bener-bener hebaaaat. Salut!!

Tapi. Tapi nih, ya... Gue agak nggak nangkep. Maksud dari adegan-adegan disetiap akhir bab yang didalam kotak-kotak itu. Itu teh fungsinya buat apa, akang, yah? Heheh. Buat iklan doang, kah? Atau itu adalah iklan yang diproduksi oleh perusahaannya si Adam? :D

Kalo dijoker gue dapet pelajaran tentang "Kalo lo jadi psikiater, masalah apa yang lo harapkan datang dari klien pertama lo?"... Nah, di bintang-bunting ini ada satu pelajaran yang nancep banget ke otak gue. Masalah tradisi ambil pisau. Bhahahaha. Itu dimana sih? Istanmbul ya, kang? Mau diinget ah, mana tau ntar ada kesempatan buat berkunjung kesana, ntar gue asal nyaplok pisau aja dari waitress nya. Bhahahahahah. Amin amin amin :D

Well. Great work, kang! Baru sempet ngereview sekarang setelah baca untuk yang kedua kalinya. Hahahha. Ditunggu terus loooh novel=novel shock endingnya. Gue pasti beli. Pastiiii :D

Jadi. Ada apa dengan Audine. Mimpi. Bintang? Lalu kenapa bintang-bunting? Yak. Silahkan temukan jawabannya dalam Novel Bintang-bunting karya Vabyo ini. Dijamin bakal speechless begitu sampe di ending :)
11 Maret 2012

Joker : a Shock Ending (again) by Vabyo

Book of this week : Joker - Valiant Budi Yogi (@Vabyo).

Terbitan Gagasmedia, 2007 sih. Tapi gue baru baca sekarang, pas tuh buku di cetak ulang :D
Tertegun sama kata pengantar dari Mbak Windy. "Seperti sedang duduk bersisihan dengan mantan pacar yang putusnya baik-baik, dan ketika bertemu, kami mengenang banyak hal,"
Gue selalu menolak mendengar kalimat "putus baik-baik". No spesific reason, sih. Entahlah. Selalu berasa ada yang nggak enak dalam hati gue tiap denger kalimat itu.

Okeh. Fokus, Dhea! :D

edited by streamzoo

Jadi. Joker ini buku pertamanya Vabyo. Tapi, justru buku terakhir yang gue baca. Haha. Dan. There was a big WOW begitu gue menamatkan buku ini. Ada banyak adegan-adegan yang udah gue baca sebelumnya berkelebatan dikepala gue saat gue nyaris mencapai ending. Nahan napas, dan terus mikir.. Mikir ini itu dan banyak hal, sampe akhirnya gue bergumam pelan... "Astagaaaaa, jadi ternyataaaa? Oh gitu...."

Dan ada banyak "Astagaaaa. Jadi ternyata gitu.. Oh ya ampun..." yang akan keluar dari mulut gue saat gue berada di detik-detik menuju halaman terakhir Joker. Semacam.. apa yah... ibaratnya gini, selama ini lo percaya sama sesuatu yang diomongin orang-orang tentang suatu hal, dan itu udah terdoktrin dengan jelas dalam otak lo, tapi diakhir, lo ketemu orang lain yang membeberkan kenyataan yang bertolak belakang sama apa yang lo percayai selama ini. Kaget? Banget! Jangan ditanya. Dan gue sampe merinding...

Sensasi yang sama kayak apa yang gue rasakan saat gue baca bintang-bunting. ada banyak "Oh ternyata. Yaampun. Oh jadi gitu..." yang keluar dari mulut gue begitu sampe di ending. Juga ada banyak adegan-adegan sebelumnya yang mendadak berjejalan diotak gue bagaikan sebuah video yang diputar ulang. Dan gue dibikin mikir banyak hal. Berusaha mencocokkan ending dengan apa-apa yang udah gue baca sebelumnya.

Great job, kang vabyo!!! Bener-bener shock ending yang... errrr.... bikin shock!!! Gue bener-bener nggak nyangka kalo ternyata ini begini dan itu begitu. Semua ditulis seakan-akan nyata. Nggak ada keganjilan yang bisa bikin gue nebak endingnya. Mantep banget. Rapiiiiii banget. Sampe bener-bener kaget sama endingnya itu.

Emang sih, pas ditengah, ada beberapa keyword yang mengarah kesitu. But, hei, tetep aja nggak bisa menuntun gue untuk menebak ending yang begitu. Iyeeeee. Gue kaget se kaget-kagetnya!!!!

I love this Joker. Gak semua yang tampak seperti yang terlihat. Gak semua yang bunyi seperti yang terdengar. Nggak heran kalo Joker bikin Vabyo menjadi Nominator Penulis Muda Berbakat di Literary Khatulistiwa Award 2007.

Buku pertama Vabyo yang gue baca itu Bintang-Bunting. Sama kayak Joker ini. Shock ending. Tapi terus agak kecewa pas beli  Kedai 1001 Mimpi-nya. Berharap dapet shock ending kayak Bintang Bunting. Eh malah dapet iri liatin cerita-cerita Vabyo di arab saudi sana. Hahahhaha. Gue sih lebih suka tulisan vabyo yang kayak di Joker dan Bintang-bunting ketimbang di Kedai 1001 Mimpi. Bukan berarti kedai 1001 mimpi itu nggak bagus loh, kang. Bagus. Cuma cerita semacam itu udah terlalu jamak rasanya. Tapi kalo tulisan dengan ending seperti Joker dan Bintang Bunting ini, khas akang banget.

Iya. Khas akang vabyo banget.
:)

Hm.. mungkin... temen-temen yang baca ini penasaran, geregetan, dan gemes yaa... karena gue sama sekali nggak nyeritain sedikitpun isi Joker? Hahaha. Gue nggak mau jadi spoiler. Lagian akan lebih menyenangkan rasanya kalo lo baca sendiri. Shock ending nya boooook, lebih terasa :D

Dan Joker ini bikin gue merasa nggak sia-sia ngeluarin duit empatpuluhsekiaribu untuk belinya. Recomended banget, deh!! :)

Pssst, akang vabyo kapan ke palembang? Aku mau dong ngopi-ngopi cantik terus kita ngobrol tentang banyak hal :D

*salam kecoa terbang* bhahhahhaha
10 Maret 2012

Galau "Cinta itu, Kamu"

Ada apa dengan minggu ini? Dunia kayaknya sedang berkonspirasi bikin gue galauuuu. Hahahaha. Mulai dari bebii mudik, lalu revisi skripsi yang bikin bengek, lalu paket buku dari nulisbuku yang berisi Setoples Rindu-nya Hilda dan antologi Menunggu. Terus I won't give up nya Jason Mraz. Kemarin... draft punya akang saputra roy, dkk. Hari ini? Buku kumpulan puisina Moammar Emka, "Cinta itu, Kamu".

Entah akan ada apa besok....

By the way. Ngomong-ngomong soal "Cinta itu, Kamu" nya Moammar Emka... entah kenapa begitu di gramed, dari sekian banyak novel romance favorite gue, gue malah memutuskan beli buku kumpulan puisi ini.

Kumpulan puisi, Dhe? Iya... Nggak gue banget kan? Gue juga nggak ngerti kenapa. Dunia kan memang sedang berkonspirasi bikin gue galau. Jadi pantes aja hati gue dituntun untuk beli buku ini.



Dan gue langsung sesak begitu baca puisi pertama dalam buku ini. Pingin nangis, tapi malu, karena lagi dibis. Iyah. Gue bacanya dijalan balik ke Prabumulih. Untung bacanya sekarang, jadi air matanya masih lumayan bisa ditahan. Bukan, bukan sekedar gue lagi dibis. Tapi terlebih, isi puisi itu, adalah gambaran gue dibeberapa saat yang lalu. Gue yang sudah lewat. Sekarang udah usai. Tinggal bekasnya aja yang nggak usai :')

Coba kalo gue bacanya pas beberapa saat yang lewat itu. Pas momentnya lagi kena banget. Gue yakin bakal nangis sesegukan. Eaaaaaa. Lebai. Hahahahha.

Gue nggak pernah ngerti baca puisi. Apalagi yang sastra banget gini. Gue mencintai deretan kalimat manis, tapi gue nggak pernah paham kalo deretan kalimat manis itu udah mulai pake majas-majasan. Huahahahha. Dan betul sekali, "Cinta itu, Kamu" ini booook bahasanya amat sangat tidak sederhana dan gue puyeng bacanya :D

What do you think about this book, Dhe? Hm... entahlah... I can't say it is good or not. Karena sejujurnya gue nggak paham. Muahahahahha. Tapi gue menikmati. Meski ada beberapa bagian yang gue skip, itu bukan karena jelek. Tapi terlebih... karena gue nggak ngerti. Nggak. Nggak ngeri itu bukan karena jelek. Tapi karena otak gue yang nggak nyampe. Hahahhaha.

Tapi gue suka lagu 'patah' yang jadi bonus buku ini. Menyayat hati. Lagi-lagi bikin galauuuu. Meski gue sedang tidak ada di posisi yang sama dengan yang dimaksud dalam isi lagu ituh, tapi boook, bikin jleb juga dengernya.

Haaaaaaah. Cepetlah berakhir minggu ini. Cepetlah dateng hari senen. Biar bebii cepet pulang kesini. Biar galaunya cepet berakhir. Bebii kan obat anti galau paling mujarab buat gue. Hahahahhha

Have a nice weekend, readers :*
8 Maret 2012

Dear Bebii : Maaf


Dear Bebii,
Maaf karena sudah jadi pacar yang begitu merepotkan dan menyusahkan kamu, ya? Maaf karena kemarin-kemarin mesti bikin kamu ikut pusing mikirin data skripsi ini.
Ini yang mau skripsian siapaaah, yang repot banget siapaah :D
Aku yang berkepentingan, tapi justru kamu yang repot nanya sana-sini seputar travel (bahkan penginapan). Kamu juga yang sudah menyiapkan rencana-rencana cadangan kalo trip to Baturaja ini lagi-lagi gagal. Kamu yang menghubungi banyak orang dan bertanya detail tentang ini dan itu. Iya. Kamu yang repot :p
Aku tau. Nggak akan ada pacar yang nggak akan bantu pacarnya. Mungkin bukan sekedar alasan sayang atau apa, tapi terlebih karena nggak enak. Tapi aku yakin kamu bukan seperti itu. Kamu bukan bersedia menemani aku karena aku pacarmu, kan? Tapi karena kamu memang peduli padaku. Toh kamu sudah begini sejak dulu, sejak aku bahkan belum menjadi pacarmu. Iya, kan? :)
Ah, aku tau, sayang... Kamu nggak akan tega membiarkan aku susah sendirian, kan? :)
Aku yang meski udah 21 tahun tapi tetep aja nggak berani kemana-mana sendirian, apalagi tempat baru. Aku yang disorientasi parah akan arah selalu bikin kamu khawatir kalo aku mau kemana-mana sendirian. Aku yang pelupa dan nggak cepet inget jalan. Jadi jauhkan pikiran bahwa aku akan berlari jauh dari kamu, ya? Aku nggak akan berani. Takut nyasar dan nggak tau jalan pulang menuju hatimu. Hihi.
Papah mestilah seneng banget, tugasnya nganterin aku kesana-sini udah digantiin sama kamu, sayang :)
di travel, haha, sempet-sempetnya :D

Kamu bikin semangat itu muncul lagi. Cukup dengan berbisik kalimat sederhana "semua pasti akan ada jalannya, sayang. Sabar, yah..." tepat ditelinga aku, semangat yang hilang itu mendadak menggebu lagi.
Jujur, kemarin-kemarin ituh aku udah down banget. Kalo bisa dan tau siapa objek ngambeknya, aku pasti udah ngambek. Aku capek, sayang. Aku bosen. Aku sebel sama birokrasi yang berbelit-belit dan lelet ini. Kamu tentu tu itu, kan? Bolak-balik Prabumulih - Palembang - Muara Enim - Prabumulih - Palembang - Baturaja. Tempat-tempat dengan sisi yang berlawanan. Dan dengan hasil yang masih saja menggantung...
Tapi yang jadi Masalah adalah... mau ngambek sama siapaaaa? Huhuhuuu... Tadinya kan aku pingin gampang... Eh kok malah jadi ribet, sih? Tapi kamu dengan setia menemani kemanapun aku. Meski nggak ada kepentingannya sama sekali buat kamu. Kamu rela ngeluangin waktu, capek-capekan, buat nemenin aku. Malah waktu itu kamu sempet lagi demam tinggi ya, yank? :')
Terimakasih ya, bebii sayang :*
Aku tadinya udah pengen nyerah, bii... Sebel... Terombang-ambing kesana kemari Cuma demi data yang nggak lebih dari dua lembar. Hih! Tapi kamu yang bikin aku jadi semangat lagi, excited untuk sesuatu yang aku namai script trip ini. Haha... Kapan lagi coba kita bisa kesana-kemari berduaan ajah? Ke tempat-tempat baru yang sama sekali belum pernah kita kunjungi sebelumnya. Sounds good, rite? :D
Itulah. Allah Maha Adil. Everything happened for a reason. Ya kalo data skripsinya dengan gampang bisa diambil di Prabumulih, mestilah aku sampe detik ini belum bisa sungkeman sama mamah dan papah. Titip salam buat mamah dan papah, ya... Makasih sudah menerima aku dengan baik. I love your mom, she is beautifull. Baik-baiklah ya, bii. Biar wanita cantik dan baik hati itu bisa beneran jadi mamah aku :)

Dan akhirnya... Ketika apa yang dibutuhkan itu sudah digenggaman tangan, aku kok ngerasa kehilangan yaaa? 
Moment kejer-kejeran travel subuh-subuh. Berjam-jam duduk dikursi travel bersebelahan sama kamu, usaha kamu bikin aku nggak kedinginan karena AC, cerita-cerita tentang 'kita' disepanjang perjalanan...
...nunggu berjam-jam di Kantor Pajak Baturaja. Debat sama orang-orang disana. Jalan kaki sepanjang jalan lintas baturaja buat nyari makan siang. Ngeliatin mbak-mbak di warung sate menatap terpesona kearah kamu. Aaaaaa!!!
Kapan-kapan kita begitu lagi, ya? Tapi tanpa beban... Kamu ngerti maksudnya kan? Hahaha.

edited by Streamzoo for Android

Maaf karena masih aja nggak bisa mandiri dan selalu menyusahkanmu, ya, bebii sayang... Dan jangan bosen aku repotin, hehehe...

I love you, bii...
Jadi. Bilang ke aku, gimana aku mesti nggak bangga punya pacar kayak kamu? ;)
7 Maret 2012

setoples rindu - hilda nurina

Baru saja menyelesaikan Setoples Rindu nya @hildabika :')
Setelah menunggu sekian lama, akhirnya buku ini sampe juga ke gue. Daaan, seperti yang udah gue bayangkan, baca buku ini bakal bikin gue mengharu-biru.

Hilda memang selalu sukses membawa para pembaca tulisannya kedalam suasana sedih. Sedih yang manis. Yang bakalan bikin merinding dalam setiap katanya.

Setoples Rindu - dan kita yang tak pernah satu. 13 tulisan. Berupa cerpen, flash fiction, dan surat-surat yang sangat menyayat hati. Beberapa diantaranya sudah pernah gue baca, karena sejujurnya, gue adalah pembaca setia semua blog hilda :D

Tapi tetep aja. Walau udah pernah baca di blognya, begitu baca ulang dibuku ini, tetep yaaaa gue mau nangis :')

This is so sweet, hilda....
Tell me, ada berapa kisah yang based on true story didalam buku ini? Hahaha. Dapet banget feelingnya, hil!! :)

Tulisan yang paling gue suka?? Hm... The Last Rain... eh, untuk hujan juga.. lelaki berbaju merah juga... setoples rindu juga sih... ahh gue suka semuanya sih... manis-manis. Masing-masing ngasih sensasi sendiri setelah kelar baca.

Eh iya, cerita Ale-Biyan-Bayu nyaa.. gue penasaran! baca sepotong-sepotong melulu... mau dong dilanjutin dan dibikin jadi noveL. Pasti manis. Romantis. Sedih. Dan berurai air mata pastinya :)

Setoples Rindu ini.... Hilda banget!! Yang bercerita dengan selalu menggunakan sudut pandang orang pertama... yang dalam setiap barisnya manis, semanis gula :')

Yang gue sesalkan dari membeli buku ini adalah : terlalu tipis! Hahaha. Cepet banget abisnya. Kecewa gue, udah sampe aja di halaman terakhir. Bikin dooong yang tebelan, hil... Biar air matanya beneran meleleh... ini mah nangguuuuuung :p

Eniwei. Selamat untuk Setoples Rindunya yah. Sukses selalu untukmu. Ditunggu selalu tulisan-tulisan manisnya :)

PS : buat temen-temen yang penasaran sama buku ini, silahkan menghubungi penulisnya langsung di twitter @hildabika untuk mendapatkan bukunya. Gak dijual ditoko buku soalnya :)
Published with Blogger-droid v1.7.4
5 Maret 2012

Talkshow Tren Social Media With Trijaya FM

On the way Prabumulih, di bis yang berisiknya minta ampun, batre android yang udah sekarat, dan ngantuk yang nggak tertahankan. Ada telpon masuk. Dari nomor yang nggak dikenal.

Me : Hallo?
Penelpon : Mbak Dhea? Adyta Dhea Purbaya, penulis Relationship?
Me : (deg-degan)  Iya, saya sendiri...
Penelpon : Kami dari Trijaya FM, mbak. Sabtu ini ada acara nggak? Kami mau mengundang mbak Dhea sebagai narasumber untuk ikut live on-air dan membicarakan masalah tren social media.
Me : Eh? (gugupan)
Penelpon : Diskusi biasa, mbak. Ngalir aja. Nggak usah gugup. Hehe
Me : Hehe, mas-nya tau aja. Baiklah. Sabtu ya, mas. Dimana dan jam berapa ya?
Penelpon : d'fab cafe yang depan kedaung, tau kan? Jam 3 sore ya mbak :)
Me : Baiklah. See you there :)
Penelpon : Terimakasih sebelumnya mbak.
Me : Saya yang makasih udah diundang, mas :)


***



Pas Hari-H, gue dateng ke d'fab lima menit sebelum jam 3 tepat. Ditemenin bebii yang sebenernya saat itu lagi demam tinggi. Bebii bahkan rela nggak nonton pertandingan SFC hari itu. Hehehe... Kamu memang pacar yang baik, bii :)

Topik obrolan on-air nya adalah "Tren Social Media", dan gue belajar banyak dari obrolan itu. Kebetulan yang diundang nggak cuma gue, tapi ada Mbak Nike Rasyid (blogger palembang) dan Mbak Ema (dosen komunikasi Universitas Bina Dharma). Ngeliat dua narasumber lainnya, gue kok yang ngeri gitu, yaaa... Mereka ini, mbak nike sama mbak ema ini, cukup punya nama di Palembang. Sementara gue? Hohohoho...

Banyak hal yang gue dapet hari itu. Satu setengah jam yang rasanya cepeeeeet banget. Inti obrolan yang gue dapet hari itu adalah bijaklah dalam menggunakan social media. Disela obrolan, gue sama bebii sempet lirik-lirikan. Tema-nya pas banget. Kenaaaaa banget. Gue pingin ngerekam obrolan itu dan ngasih denger ke temennya bebii yang rese itu. Bahwa ada yang namanya etika online.

Iyaaa. Online pun punya etika. Mbak Nike sempet cerita-cerita sedikit tentang etika online ini. Dan gue menyetujuinya sangat. Kita memang boleh dengan bebas menulis apa saja di akun-akun pribadi kita di social media, boleh banget. Tapi harus tetap ber-etika. Walau itu tempat pribadi bagi kita, tapi toh yang baca nggak cuma kita doang, kan?

Etika online tuh gampang banget. Bawa aja etika dalam kehidupan nyata kita kedalam dunia maya. Apa-apa yang dirasa nggak pantes kita lakukan didunia nyata, ya jangan juga dilakukan didunia maya. Misalnya, menjelek-jelekkan orang lain. Nggak usah deh jauh-jauh bahas menjelek-jelekkan agama, suku, ras, dll. Mulai dari yang kecil aja dulu, mengomentari sesuatu sampe terkesan menjatuhkan nama baik seseorang pun sudah menyalahi etika online.

Bukan berarti kebebasan berekspresi seseorang dibatasi. Masing-masing orang boleh banget menuliskan apapun yang mereka mau di akun pribadi mereka di social media, tapi tetep mesti dirasakan pantes nggak pantesnya. Simpelnya gini, saat kita nulis sesuatu yang terkesan menjelek-jelekkan orang atau pihak lain, coba mikir gimana kalo misalnya orang lain yang nulis begitu tentang kita. Kita merasa dirugikan toh? Nggak mungkin terima diam aja gitu kan? Nah gitu lah... Think before tweeting. :D

Hal lain yang gue dapet dari obrolan hari itu adalah... Sekarang ini, maraknya smartphone bikin interaksi didunia nyata antar individu agak berkurang. Ditempat umum, masing-masing orang sibuk sama smartphone mereka masing-masing. Kalo dulu, selama antrian nunggu obat di apotek orang akan berbicara satu sama lain dengan orang disebelahnya, sekarang mereka sudah tenggelam dalam smartphone mereka masing-masing.

Tapi, balik lagi ke etika online. Masih tanda tanya besar, apakah semua pengguna smartphone ini adalah orang yang smart? Apakah dengan gampangnya akses internet dengan smartphone bikin orang jadi bermanfaat bagi orang lain? Atau malah dengan gampangnya akses internet dengan smartphone malah bikin orang menjadi jauh dengan orang lainnya.

Social media ibarat mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang dekat. Kita bisa berinteraksi dengan banyak orang dari berbagai belahan dunia hanya dengan interaksi lewat social media. Tapi kadang, sangking terbiasanya berkomunikasi lewat social media, buat ngobrol sama adek yang notabenenya satu rumah pun mesti dengan saling mention di twitter :D

Dan masih banyak pelajaran-pelajaran lain yang gue tangkep dari obrolan hari itu. Tapi intinya, bijaklah dalam menggunakan social media. Gunakanlah untuk hal-hal yang bermanfaat. Selalu inget etika online. Jangan sampe merugikan diri sendiri apalagi orang lain.

Terimakasih Trijaya FM yang sudah mengundang gue dan memberikan kesempatan buat gue berada dalam satu diskusi bareng Mbak Nike dan Mbak Ema. Semoga bisa dipertemukan dalam satu diskusi lagi dilain kesempatan ya mbak-mbak cantik :)

Makasih juga bebii, sayaaaang.... Jauh-jauh dari layo ke Palembang dalam keadaan demam tinggi, dan rela nggak nonton bola, demi nemenin pacarnya ini. Makasih foto candid nya yaaah... Emang deh kalo ada kamu, nggak mungkin ada event yang terlewat tanpa foto. Hehe. Seneng kalo setiap kerja ditemenin kamu. Eaaaaa. Iloveyouuuu :*
1 Maret 2012

Script Trip

Cuma pingin nulis satu kata sebenernya. Alhamdulillah. That's All.
Tapi kok? Ini kan blog, bukan timeline twitter. Bhahaha. Kalo sekedar nulis 'Alhamdulillah' sih, di twitter aja cukup :p
Yaudah deh, iya, gue jabarkan kenapa gue mengucap Alhamdulillah itu :)

Nggak lain nggak bukan, dan masih selalu sama, adalah urusan skripsi. Setelah beberapa kali perjalanan panjang yang gue namakan #ScriptTrip, akhirnya rabu (29 Februari 2012) kemarin semuanya selesai. Seiring dengan berakhirnya februari. Hahaha. Ini adalah salah satu dari 'latah' gue yang jadi nyata. Gue yang setelah ujian proposal sempet-sempetnya bilang sebulanan pengen istirahat nggak ngurusin skripsi. Eh... kesampean... sebulan pas gue nggak mengotak-atik skripsi karena terhambat data. Hahahha. Itulaaaaah, ucapan itu adalah doa :D Nggak lagi-lagiiii gue ngomong asal-asalan. Gue mau ngomong yang baik-baik aja, deh. Skripsi lancar, misalnyah. Atauuu... wisuda juni :D Amin amin :D

Jadi, Alhamdulillah, pulang #ScriptTrip rabu lalu bawa hasil. Cuma nggak lebih dari satu halaman kertas loh. Tapi berarti segalanya buat gue. Mestinya sih dua halaman, tapi karena mas-mas nya pake HVS, jadi satu halaman pun cukup. Hahha. *penting banget ginian dibahas*



Nunggunya berjam-jam, bok! Perjalanan menuju sana puuuuun, lebih dari lima jam. Berangkat subuh, masih ngantuk, kejer-kejeran sama travel pula. Hahahhaa. Kalo beberapa kali #ScriptTrip sebelumnya pulang masih dengan perasaan was-was, hari itu gue pulang dengan langkah ringaaaaaan banget, malah udah semangat foto-fotoan. Hehehhe. Soalnya pulang kali itu, bawa hasil. Iyah. Satu halaman kertas penentu masa depan itu :D




Jadi, Alhamdulillah. Doanya didenger Allah, dan nggak cuma didenger tapi juga dijadikan nyata. Baturaja is the last destination. (ucapan adalah doa, kan? :D). Alhamdulillah udah mulai bisa lanjut lagi skripsinya. Alhamdulillah akhirnya bisa memegang satu halaman kertas bertuliskan angka-angka penentu masa depan ituh. Meski sebelumnya sempet nangis-nangisan, panik, takut, capek, bosen, pengen marah. Hahahahah

Pulang hari ituh... perasaan campur aduk nggak keruan... Antara lega udah dapet apa yang dibutuhkan, juga sedih karena besok-besok nggak akan #ScriptTrip lagi. Tapi bebii bilang, besok-besok kan bisa jalan-jalan lagi, dengan tanpa beban malah. Liburan bener ;)




Makasih banyak bebii sayaaaang... Udah mau nemenin kesana-kemari... Makasih banyak sudah menjadi 'semangat'. Entah apa jadinya tanpa kamu :')

***

PS : Ada yang mau bilang gue 'pamer' dan 'sombong' lagi gara-gara nulis postingan ini dan nge-post foto-foto gue di KPP Baturaja? Silahkan... keliatan banget siriknya kalo gitu sih :p
Blog Design ByWulansari