14 November 2011

.jarak.


“Jarak adalah sesuatu yang bisa dikalahkan oleh hati”

Sebaris kalimat yang selalu kita ucapkan, berulang kali, berkali-kali, setiap weekend akan usai dan perpisahan raga akan kembali terjadi. Meski kita berdua sama-sama tau, sebaris kalimat itu tetaplah tidak bisa mengemas baik-baik rasa rindu yang menggebu. Tapi anehnya, meski tau kalimat itu tidak bekerja maksimal, kita tetap mengucapkannya. Sedetik setelah kamu berpamitan pulang dari rumahku, sedetik setelah kamu mengecup hangat keningku.

Dan kalimat itulah... yang berhari-hari setelahnya... semacam menjadi mantra bagi kita berdua yang sama-sama membenci jarak... untuk tetap bertahan... untuk tetap menjaga emosi... hingga weekend kembali datang mempertemukan kita.

Ah, apa harus aku jelaskan disini... bahwa jarak yang memisahkan kita hanya sejengkal? Palembang – Inderalaya dan itu hanya berjarak tempuh tak lebih dari satu jam. Bahkan... aku dan kamu kuliah di Fakultas, Jurusan, dan angkatan yang sama... Tapi... seperti yang kita tau... dan sama-sama berusaha kita pahami... alasan utama itu adalah karena jadwal kuliah kita yang berbeda. Kamu kuliah dan aku libur, begitu sebaliknya.

Mungkin akan terdengar berlebihan. Ketika jarak sejengkal ini harus aku namai perpisahan raga. Apa kabar mereka yang terpisah kota, provinsi, negara, bahkan benua? Tapi toh jarak yang sejengkal ini tetap bertugas memisahkan. Meski sejengkal. Tapi ‘dia’ tetap memisahkan.

Jadilah kita... berdua... sama-sama belajar... menguatkan hati... mengemas rindu... dan berdamai dengan jarak. Iya.. berdamai dengan jarak yang sejatinya sejengkal ini. Meski harus berulang kali tidur pulasmu di malam hari terganggu karena telpon-telpon nggak penting aku, lantas bermenit-menit setelahnya, disela kantuk yang mendera kamu dengan hebatnya, kamu harus menyiapkan telinga mendengarkan rengekan manja aku yang mengadu kangen kamu.

Karena toh tidak ada hal lain yang bisa kita lakukan. Jarak ini tetap ada. Meski sejengkal. Dan bisa mengakibatkan apapun. Bahkan hal terburuk sekalipun. Jarak itu mengakibatkan jeda. Dan jeda itu bisa berakibat bosan. Aku dan kamu sama-sama orang yang tidak mampu berdamai dengan jarak. Sudah banyak cerita kita di masa lalu yang harus terhenti karena jarak mengacaukan segalanya. Cerita kamu dengannya, pun aku dengannya.

Tapi kali ini kita yang diuji jarak. KITA. Aku dan kamu. Dan kita harus belajar melatih diri. Belajar memahami. Belajar menerima. Belajar mengerti kalau jarak memang akan selalu ada.

Dan kita harus percaya... bahwa kita akan baik-baik saja... Kita harus percaya bahwa kita tidak akan pernah kalah oleh jarak... Aku dan kamu akan sama-sama bertahan,, dengan jarak yang sejengkal ini...

Kita akan baik-baik saja...

Karena jarak memang akan selalu dikalahkan oleh hati :)
Published with Blogger-droid v1.7.4

2 komentar:

  1. Like this quote

    "Karena jarak memang akan selalu dikalahkan oleh hati."

    BalasHapus
  2. hhe iyaaaa... jarak gak boleh bikin kita nyerah :)

    BalasHapus

Blog Design ByWulansari