14 Februari 2012

Jalan

Kepada Kamu yang saat ini berjarak sebegitu dekatnya dengan aku.
Aku sedang tidak ingin memujimu, karena kamu jauh lebih indah dari segala pujian itu.
Kamu hebat. Aku bangga punya kamu.

Bagi aku.Kamu itu bukan yang terbaik. Bukan. Tapi... Kamu adalah satu-satunya.
Kamu tahu itu?
Kamu adalah satu-satunya....
Bagaimana aku bisa mengatakan kamu adalah yang terbaik, kalau bahkan kamu tidak punya saingan yang sepadan untuk menjadikanmu yang ter-.
Iya. Kamu itu satu-satunya.


.weheartit.

Sekarang. Kita sedang berjalan dialur yang sama. Bergandengan hati. Bertautan tangan.
Sesekali menangis bersama. Kemudian dilain waktu terbahak berdua.
Jalan yang sedang kita lalui ini tidak mulus. Dia lurus. Panjang. Tapi berkerikil.
Bukan sekali-dua kita tersandung hingga terjatuh.
Seringkali kemudian salah satu dari kita terluka dan yang lainnya berusaha mengobati.
Tapi aku tau. Kerikil-kerikil kecil itu dalah cara Allah menguji seberapa kuat kita.

Jangan pernah lepaskan genggaman tanganmu.
Aku mungkin bisa saja melewati jalan ini sendirian. Hingga ujung pun.
Ah, bukan mungkin. Bahkan. Aku pasti bisa.
Tapi, saat ini, yang aku tau adalah, aku tidak mau.
Aku mau kamu disini. Berjalan bersisian denganku.

Atau. Aku bisa saja menyerah ditengah jalan. Berbalik arah. dan memilih jalan yang mulus.
Sendirian. Tanpa kamu.
Iya. Kita bisa saja menyerah ditengah jalan dan menjauh dari jalan berkerikil ini.
Tapi. Kita terlalu kuat untuk sekedar goyah oleh kerikil kecil ini, kan?

Jadi. Abaikan saja kerikil-kerikil itu.
Jalan ini masih sangat panjang.
Kerikil ini semakin lama akan semakin mengganggu.
Dan kita akan semakin kuat.
Sudah tidak ada luka yang terasa sakit saat kita terjatuh. Lagi. Untuk kesekian kalinya.

Semoga. Jalan ini selalu lurus.
Tidak bercabang ditengah jalan.
Sehingga kita tetap bisa bergandengan tangan dan bertautan hati hingga ujung.
Meski dengan kerikil-kerikil ini.

Aku sayang kamu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Design ByWulansari