Hallooooo....
Bertemu lagi dengan Rangkaian Blogtour dari gue dan Twigora. Kali ini untuk Novel Black Leather Jacket. Ada yang sudah tauuuuu?? Atau malah udah ada yang baca niiiihhh??? Gue seneng banget karena berkesempatan jadi host, karena emang ingin baca bukunya.
Adit, salah satu penulis Novel ini... adalah teman lama gue (mudah-mudahan aditnya masih inget sama gue heheheheh). Suka iri gimana dia bisa nulis buku begitu lancar dan naskahnya diterbitkan. Sementara gue? masih sok sibuk dengan kerjaan kantor dan draft-draft yang tak kunjung selesai lalu tersimpan saja di laptop. Hahahaha...
Seperti biasa, hari ini akan diawali dengan Ask Author. Dan seperti biasa juga, sebenernya ada banyak banget yang pengen gue tanyain. Lima pertanyaan mah ga cukup. Inginnya seharian ngopi-ngopi bareng gitu, ngobrolin penulisan dan buku. Hihiii... Maybe next time...
Yaudah ya... Langsung aja yaa.... Simak obrolan singkat gue dengan Adit dan Iif dalam lima pertanyaan dibawah ini....
1. Bagaimana cara Adit dan Iif berbagi bagian dalam menulis? Apakah saling bersambung satu bab, satu bagian, satu adegan... atau per tokoh... ataaaauu?
IIF dan ADIT : Proses penulisan ini diawali dengan membuat scene demi scene sesuai dengan sinopsis yang sudah kita buat. Lalu, setiap scene itu ditentukan siapa yang akan menulisnya, bisa karena keinginan pribadi, bisa juga atas pertimbangan si A kayaknya lebih cocok. Ketika sudah selesai, kita baca ulang untuk menyamakan tone cerita dan merevisi mana yang dirasa berlebihan atau malah kurang.
2. Apa ada deadline yang dibuat dari awal.. seberapa lama novel ini akan atau harus selesai ditulis?
IIF : Novel ini ditulis sekitar tahun 2013 atau 2014 lalu. Saat itu hanya ingin menulis aja, enggak ada tujuan lain, jadi enggak ditentukan deadline yang saklek. Makanya, kita enjoy banget waktu menulisnya. Ketika akhirnya memutuskan untuk mengikutsertakan novel ini untuk lomba, mau nggak mau harus direvisi. Jeda waktu yang cukup lama bikin kita serasa kayak menulis baru, he-he. Karena sudah mepet jadi deadlinenya agak ketat, dan akhirnya novel ini benar-benar dikirim last minute.
ADIT :Karena awalnya ini proyek seru-seruan aja, kami enggak menentukan deadline menulis. Pokoknya sampai selesai aja. Jadi memang enggak ada tekanan apa-apa ketika itu. Deadline baru ada ketika naskah ini direvisi untuk diterbitkan. Yang bikin deadline sih editor kita, yang rajin menagih dan mengingatkan.
3. Lebih suka menulis kisah sad ending atau happy ending?
IIF : IMHO, ending itu tergantung kepada bagaimana persepsi pembaca. Meninggal atau putus belum tentu sad ending, menikah belum tentu happy ending. Aku sendiri lebih suka ending yang realistis, win win solution-lah buat tokoh-tokohnya, jadi enggak selamanya harus memaksakan jadian for the sake of ketentuan 'happy ending'. Untuk ending, balik lagi ke ceritanya, sehingga seringnya aku punya beberapa alternatif ending. Dari alternatif ini, dipilih mana yang real, enggak maksa, dan cocok dengan keadaan tokohnya.
ADIT : Aku enggak punya preferensi khusus tentang ending. Setelah sekian lama menulis, ending yang akan kupilih adalah ending yang tepat, ending yang sesuai dengan cerita tersebut. Jadi lebih pertimbangan rasional dan teknis berdasarkan keseluruhan cerita. Ending yang tepat itu ya, kerasa klop, seperti potongan puzzle terakhir yang melekat pas pada medianya. Haha. Tapi juga, ending yang tepat itu adalah yang meninggalkan kesan dan rasa penasaran untuk pembaca.
4. Bagaimana awalmula nya sampe Adit dan Iif bisa menulis duet?? Dan apa kelebihannya menulis secara duet, dibandingkan menulis sendiri-sendiri??
IIF : Ini bukan pertama kalinya kita nulis novel bareng, tapi ini prosesnya beda ketimbang novel duet pertama. Awalnya sih iseng, ya, karena kita waktu itu lagi suka-sukanya sama Aidan Turner, jadi setelah marathon Being Human, kepengin aja gitu nulis soal Aidan (hence, the name, he-he). Kelebihannya ya enggak pusing sendiri, jadi ada teman
ADIT : Asiknya menulis duet adalah beban yang harusnya ditanggung sendiri, bisa dibagi berdua. Hehehe. Kalau mentok untuk satu dan lain hal, ada teman berbagi dan berdiskusi yang jelas. Pun, teman duet bisa menutupi kelemahan dalam tulisan kita, dan sebaliknya.
5. Bagian favorite bagi Adit dan bagi Iif di Novel ini bagian mana?
IIF : Pas mereka duduk-duduk di danau UI. Simpel tapi manis
ADIT : Aku suka setiap bagian Laura dan Aidan berdiskusi atau saling menyanggah tentang menulis novel. Hahaha.
* * *
Tidak ada komentar:
Posting Komentar