4 November 2012

Menuju(h)

Minggu lalu, training kerja di Palembang. Cerita lengkapnya ada di postingan sebelum ini. Dan pulang training, agen travel gue sebelahan sama gramedia kan. Kebetulan. Bacaan dirumah udah abis dan jadwal jalan travelnya masih lama. Jadilah gue mampir ke gramedia dulu, ceritanya mau beli beberapa buku buat bacaan. Karena abis hari itu, entah kapan lagi sempet beli buku, secara Prabumulih nggak ada gramedia, paling-paling beli online.

Salah satu buku yang gue beli kemaren, udah langsung abis dibaca dalam satu hari. Buku apa, Dhe? Check this reviu out! :)



Judul : Menuju(h)
Penulis : Aan Syafrani, Iru Irawan, Mahir Pradana, Maradila Syachridar, Sundea, Theoresia Rumthe, Valiant Budi.
Penerbit : Gagasmedia, 2012
Harga : Rp.49.000

Kumpulan cerita yang ditulis oleh tujuh orang penulis keren. Alasan gue beli buku ini adalah karena ada valiant budi (vabyo) dan mahir pradana ikutan nulis disini. Kalo akang vabyo, gue udah baca semua bukunya dan gue suka dan selalu nunggu-nunggu buku baru dia. Gue selalu suka gimana dia menceritakan sesuatu dan membuat ending yang diluar khayalan pembaca. Shock ending dan bikin pembaca ber - ooh panjang setiap habis baca tulisan dia. Kalo Mahir? He's my friend. Gue udah baca novel pertama dia dan beberapa tulisannya dalam bentuk cerpen. Cara dia mendeskripsikan sesuatu dengan sangat detail bikin gue penasaran sama tulisan dia kali ini.

Sebagian besar penulis menuju(h) ini nggak asing buat gue. Gue tau mereka dari linimasa. Tapi beberapa dari mereka baru gue baca tulisannya dalam bentuk buku ya dibuku ini.. Hm, Ini mau bahas satu-satu per penulis apa bahas secara keseluruhan, yaaa.... *mikir*



Menuju(h) ini kumpulan cerita yang benang merah-nya adalah hari-hari. Ada tujuh hari dalam seminggu. Ada tujuh penulis dalam buku ini. Satu penulis menulis dua cerita dengan masing-masing satu pilihan hari. Ada yang tokoh tulisannya manusia, ada benda, dan yang paling absurd adalah tokohnya si hari itu sendiri. Ide tulisannya pun bervariasi. Bagus sih. Tapi bikin gue jadi kehilangan benang merah yang menjadikan buku ini suatu kesatuan. Tentang harinya cuma dibahas sekali lewat, bukan jadi inti cerita. Malah ada yang cuma nyebutin hari doang, nggak ada penjelasan lanjutan.

Cerita favorite gue adalah Kamis : puk-puk dan Simak! kup! Kup! Tulisannya vabyo. Sebenernya itu satu cerita tapi ditulis dalam dua sudut pandang. Diawal baca udah menemukan kejanggalan. Tapi pas sampe ending, bener-bener dibikin kaget. Huwooooo. Tulisan vabyo memang... never failed me! :)

Tulisan Aan Syafrani yang berlatar hari senin juga keren. Pilihan bahasa yang ringannya itu gue banget. Enak bacanya. Ngalir. Mudah dimengerti. Dan endingnya? Huwo! Shock ending juga! Dari skala 1 sampe 10, gue kasih nilai 9 untuk dua tulisan Aan Syafrani di menuju(h) ini.

Kemudian pindah ke hari selasa, ada tulisan Theoresia Rumthe atau anak twitter lebih mengenalnya dengan (at)perempuansore. Gue suka ide cerita yang mbak theo pilih. Agak njelimet diawal emang, bikin ribet dan susah dimengerti. Tapi bikin penasaran dan terus dibaca. Begitu sampe ending, terjawablah sudah semuanya. Jadi ternyataa.... gitu toh.

Lalu hari rabu, ketemu sama tulisannya Iru Irawan. Hm... Dua cerita dengan dua tokoh dan dua ide cerita yang berbeda. Satu tentang cinta sejenis, satu tentang cinta beda keyakinan. Dua-duanya masalah berat ya bok. Tapi dibikin simpel dan enak dibaca oleh Iru dalam tulisannya.

Kemudian jumat, ketemu sama Mahir Pradana. Follow Friday-nya gue suka. Istilah-istilah twitter yang nggak asing lagi bikin pembaca merasa dekat dengan cerita. Tapi jangan salah, cerita Follow Friday ini tidak sepenuhnya tentang twitter. Pun bukan Follow Friday seperti yang berlaku di twitter. Penasaran seperti apa? Mari dibaca dibukunya :p

Lalu di cerita kedua, Mahir menggunakan luar negeri sebagai latar cerita. Deskripsi tentang karnavalnya detail banget sampe bikin gue benar-benar bisa ngebayangin suasana riuhnya. Yang jelas nambah pengetahuan gue tentang tradisi yang ada diluar sana :) Dan elo sempet-sempetnya promosi Here, After di sini ya, mas :p

Lalu sabtu, yang kalau di twitter akan penuh dengan penggalauan. Ada tulisan Sundea disini. Sama dengan Vabyo, Dea menulis dua cerita berdasarkan satu ide cerita dengan dua sudut pandang yang berbeda. Gue suka bagaimana Dea menggunakan hari sabtu itu sendiri sebagai tokoh utama cerita yang dia tulis. Absurd memang. Tapi bikin jadi mengkhayal. Gimana coba kalo ternyata memang salah satu hari dalam satu minggu itu betul-betul hilang?

Terakhir. Minggu. Ketemu sama tulisannya Maradilla. Sama kayak Vabyo dan Dea, Dilla juga melakukan hal yang sama pada tulisannya. Yang gue suka, Dilla menulis dengan bahasa yang sederhana dan alur yang mudah dipahami. Sama seperti tulisannya Aan Syafrani, tulisan Dilla ini pun gue banget. Bahasa yang digunakan ringan dan tidak berbelit, sehingga bacanya rileks dan nggak pake mikir. Cerita pertama bikin gue penasaran dan berusaha menebak sendiri akhir ceritanya. Tapi dicerita kedua, misterinya terkuak deh! :)

Over all. Dari skala satu sampe sepuluh, gue kasih tujuh untuk buku ini. Covernya lucu. Lagi musim cover yang lipet-lipetan gini kali ya? Beberapa kali terakhir beli buku, covernya jenis begini. Bhahahaaa... Dan, oh iya, gue juga suka ilustrasi-ilustrasi di sela-sela halamannya. Kereeeeennn!!


posted from Bloggeroid

2 komentar:

  1. Yaaay ... kita namanya sama, Dea Dea juga. Makasih udah baca Menuju(h) ya =D

    BalasHapus
  2. Ini mbak dea yang nulis? Aaakk. Makasih udah mampir ke blog ku mbak :*

    BalasHapus

Blog Design ByWulansari