Judul : Jampi-Jampi Varaiya
Penulis : Clara Ng
Penerbit : Gramedia
***
Tentang Penyihir yang hidup di Jakarta. Menjalani kehidupan layaknya manusia non-penyihir lainnya. Berprofesi sebagai Dokter Hewan, Bankir, Auditor, Manager Human Resources. Hmmm... Gue jadi penasaran, sebenernya Penyihir itu beneran ada nggak sih? :D
Ceritanya ringan, mengalir. Ada beberapa istilah nggak familiar (karena ini cerita yang nggak nyata) yang justru bikin penasaran pengen buru-buru baca sampe habis dan tau gimana endingnya. Hanya aja, sayang kependekan. Iya. Cerita perjuangan mereka ke pulau Varaiya dan nyari Tamerit itu terlalu singkat. Nggak berasa deg-degannya. Nggak ikut hanyut dalam adegan demi adegan.
Selalu kagum sama mereka yang bisa menulis cerita yang butuh imajinasi tinggi kayak gini. Gue nulis cerita tentang manusia normal aja sering kesulitan. Hihihi. Apalagi disuruh nulis cerita yang butuh imajinasi tinggi, wasalam deh. Walaupun gue pemimpi, tetep aja masig ngimpiin yang wajar-wajar. Yaaa kadang pengen sih jadi penyihir, tapi untuk menciptakan cerita penuh imajinasi tentang kehidupan mereka? Euh... Gue nggak yakin bisa... hehehehee
Buku ked Clara Ng yang gue baca. Pertama Dimsum Terakhir. Kedua buku ini. Lo yang pernah baca dua-duanya pasti tau dimana letak ketimpangannya. Dan yes, gue kagum, karena Clara Ng bisa menulis keduanya. Empat jempol! Kalo gue punya lebih, gue kasih semua :')
Eniwei, buku ini gue beli Second. Punya temen. Sebenernya ini Trilogi, ya? Dan gue cuma punya dua. Temen gue itu cuma jual dua. Satu yang ini, satu lagi Mantra Dies Irae. Dan gue nyari yang satunya lagi, nih. Ramuan Mantra Cinta. Ada yang punya dan mau dijual? Let me know, yaaaa :)
Satu sampe sepuluh. Sembilan buat buku ini. Jadi kangen serial Harry Potter. :')
Penulis : Clara Ng
Penerbit : Gramedia
***
Tentang Penyihir yang hidup di Jakarta. Menjalani kehidupan layaknya manusia non-penyihir lainnya. Berprofesi sebagai Dokter Hewan, Bankir, Auditor, Manager Human Resources. Hmmm... Gue jadi penasaran, sebenernya Penyihir itu beneran ada nggak sih? :D
Ceritanya ringan, mengalir. Ada beberapa istilah nggak familiar (karena ini cerita yang nggak nyata) yang justru bikin penasaran pengen buru-buru baca sampe habis dan tau gimana endingnya. Hanya aja, sayang kependekan. Iya. Cerita perjuangan mereka ke pulau Varaiya dan nyari Tamerit itu terlalu singkat. Nggak berasa deg-degannya. Nggak ikut hanyut dalam adegan demi adegan.
Selalu kagum sama mereka yang bisa menulis cerita yang butuh imajinasi tinggi kayak gini. Gue nulis cerita tentang manusia normal aja sering kesulitan. Hihihi. Apalagi disuruh nulis cerita yang butuh imajinasi tinggi, wasalam deh. Walaupun gue pemimpi, tetep aja masig ngimpiin yang wajar-wajar. Yaaa kadang pengen sih jadi penyihir, tapi untuk menciptakan cerita penuh imajinasi tentang kehidupan mereka? Euh... Gue nggak yakin bisa... hehehehee
Buku ked Clara Ng yang gue baca. Pertama Dimsum Terakhir. Kedua buku ini. Lo yang pernah baca dua-duanya pasti tau dimana letak ketimpangannya. Dan yes, gue kagum, karena Clara Ng bisa menulis keduanya. Empat jempol! Kalo gue punya lebih, gue kasih semua :')
Eniwei, buku ini gue beli Second. Punya temen. Sebenernya ini Trilogi, ya? Dan gue cuma punya dua. Temen gue itu cuma jual dua. Satu yang ini, satu lagi Mantra Dies Irae. Dan gue nyari yang satunya lagi, nih. Ramuan Mantra Cinta. Ada yang punya dan mau dijual? Let me know, yaaaa :)
Satu sampe sepuluh. Sembilan buat buku ini. Jadi kangen serial Harry Potter. :')
Tidak ada komentar:
Posting Komentar