Judul Buku : Dirty Little Secret
Penulis : AliaZalea
Penerbit : GPU, 2014
***
picture taken from google |
Pertama baca buku AliaZalea itu The Devil in the Black Jeans, atas rekomendasi partner in crime untuk urusan baca buku, iya siapa lagi kalo bukan Rani. Sebelumnya, gue sama sekali nggak kenal AliaZalea. Haha. Silahkan yang mau nyela :p Tapi karena emang gue jarang baca buku-buku GPU, jadi gue nggak kenal penulis-penulisnya dan metropop-metroponya yang ternyata keren.
Setelah The Devil in the Black Jeans kelar, udah bisa nebak apa yang gue lakukan setelahnya? Yap. Berburu buku-bukunya AliaZalea. Nggak tanggung-tanggung, gue beli semuanya, lengkap! Dan ternyata, gue baru tau, kalo semua bukunya AliaZalea itu tokoh-tokohnya berkaitan. Adalah sekawanan cewek-cewek, yang satu per satu kisah hidupnya dibahas dalam satu buku sama Alia. Keren. Di satu buku bisa aja dia hanya peran pembantu, di buku lain dia lah pemeran utamanya.
Dan sampailah di ujung series Jana dkk itu pada buku Dirty Little Secret yang baru gue beli kemarin dan langsung habis dibaca untuk menemani hari minggu gue hari ini. By the way, gue suka covernya. Sederhana. Suka pemilihan warnanya yang eye catching (bagi mata gue). Haha. Gue suka sih lihat warna shabby-shabby gitu, tapi gue lebih suka warna-warna yang bisa langsung mencolok saat kita melihat ditengah keramaian. Hahahha. Dan biru elektrik sebagai warna cover Dirty Little Secret ini sangat eye catching buat gue, karena setelah sekian lama nggak belanja buku ke toko buku, Dirty Little Secret ini gue beli di Gramedia langsung. Dan mata gue bisa langsung menangkap buku ini ditengah-tengah tumpukan buku lain. Thank God karena gue bisa menemukannya dalam sekejap, sebelum mata gue menemukan buku lain yang akhirnya akan memenuhi kantong belanjaan gue :D *salah satu alasan kenapa gue males belanja langsung ke toko buku dan lebih memilih online adalah karena gue nggak pernah bisa menahan diri untuk nggak belanja banyak buku :))
Yang gue sayangkan dari Dirty Little Secret adalah Alia tidak memasukkan tokoh-tokoh lainnya dari buku sebelumnya (which is sahabat-sahabat Jana) dalam buku ini. Padahal itu adalah salah satu ciri khas Alia, yang bikin ketika gue membaca bukunya langsung pengen buka buku lamanya dan mencari tau who is the character that she means. Dirty Little Secret hanya terfokus pada kehidupan Ben dan Jana, and their children. Yang kalo orang nggak tau karya Alia sebelumnya, nggak akan tahu bahwa Jana punya sahabat-sahabat yang kisah hidupnya bisa kita temukan di buku alia yang lain. Yang... hm... nggak bikin orang penasaran sama buku alia yang lain. Hahhhaa. Iya, itu yang gue rasakan waktu baca The Devil in the Black Jeans... Penasaran sama another books by Alia :D
Tidak banyak mengeksplor adegan dewasa, yang lagi-lagi berbeda dengan buku-buku Alia sebelumnya. Agak lebih nyaman bacanya karena nggak bikin gue pengen apparate ke kamar pacar dan minta di peluk saat itu juga. Bhahahahhaha. But I miss the memont Alia bikin gue membayangkan adegan-adegan dewasa lewat deskripsi tulisannya. Hhahhahahaha xD
334 berasa cuma 30 halaman karena entah kenapa gue merasa ceritanya kependekan. hahahaha. Maybe, karena gue menikmati jalan ceritanya. Menikmati upaya Ben mendekatkan diri kembali kepada Jana dan anak-anaknya. Menikmati kedekatan Ben dan anak-anaknya. Membayangkan kelak kalo gue sudah punya anak dan suami gue sedang bermain-main dengan anak gue. And I love the ending. Manis. Manis sekali. Oh, the way Jana call Ben with only 'B', make me remember the way I call ayank, sometimes :D and now, when I am writing this post, I miss him so much, I miss his smell, I miss laying on her chest while reading books. *oke, dhea, sudahi sampai disini sebelum postingan ini menjadi posting curhatan lo*
Well, baca buku ini bikin perasaan gue campur aduk. Seneng, sedih, gemes, kesel, marah. Dan satu sampe sepuluh, I give 9 stars for this book. Gue suka cara Alia bercerita dan mengharapkan Alia akan terus membuat buku walaupun rangkaian cerita Jana dkk sudah selesai. Mungkin akan meneruskan dengan membuat rangkaian cerita Jo dkk? *ups
Yang gue pelajari dari DLS adalah... time is the best medicin for healing the wound. Only wound, not love. And wound is not something that can heal the wound :)
And... Happy reading!
"Kita hanya kana jatuh cinta dengan orang yang kita tidak bisa membayangkan hidup kita tanpa mereka"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar