16 Januari 2009
"Aku sayang kamu..." Kamu berbisik mesra. Tiga kalimat ajaib yang meluluh lantakkan hatiku.
Aku tersenyum lembut. Menatap lurus tepat kedalam dua bola mata cokelatmu.
Ah... masih ada dia disana...
Sesuatu berdenyut perih, disela tarikan nafasku...
"Aku juga..." jawabku pelan, masih tetap tersenyum.
Lalu kemudian, kita akan hanyut dalam ciuman hebat. Dan aku akan melupakan fakta, bahwa ada dia dimatamu...
16 Januari 2010
"Aku sayang banget sama kamu, dhe..."
Pertemuan kali ini, kamu masih saja membisikkan kalimat ajaib itu ke telingaku. Dan aku masih saja tersenyum lembut. Mengabaikan setiap denyut perih disela tarikan nafasku yang mendadak hadir, saat aku mendapati, masih ada dia dimatamu...
Aku bahkan tidak pernah menanyakan, kenapa dia ada disana. Bukan hanya karena aku sudah tau alasannya. Tapi terlebih karena aku tidak ingin menyadari fakta itu.
Iya. Aku sedang terus membohongi diri sendiri. Berpura-pura bahwa kamu belum dimiliki oleh dia. Dia yang ada di dalam bola matamu itu.
16 Januari 2011
"Aku sayang sama kamu, dhe..."
Kali ini, segumpal kalimat mendesak keluar, ketika kalimat ajaib itu meluncur jelas dari mulutmu...
"Kalo kamu sayang sama aku, kenapa kamu nggak pernah mau ninggalin dia?"
Dan aku melihatmu terdiam. Kehilangan kata-kata. Kamu tentu tidak menyangka, ya?
Dua tahun dan aku tidak pernah bertanya apapun padamu. Hanya karena aku terlalu takut pertanyaan itu menyebabkan perpisahan kita. Tapi cukuplah itu. Sekarang. Hari ini. Pertahanan itu goyah. Saat kamu bisikkan kalimat ajaib yang meluluhlantakkan hati. Dan aku masih saja mendapati, ada dia dimatamu...
Kalo kamu sayang sama aku, kenapa kamu nggak pernah mau ninggalin dia dan memilihku? Kenapa aku hanya bisa jadi yang kedua bagimu? Yang bahkan tidak pernah bisa menciummu setiap saat aku ingin? Yang bahkan harus berhati-hati menyimpan namamu dalam hati?
Kalo kamu sayang samau aku, kenapa ada dia dimatamu?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar