11 Juni 2015

Marry Now, Sorry Later

Judul : Marry Now, Sorry Later
Penulis : Christian Simamora
Penerbit : Twigora, 2015

***

Oke, mana yang lebih baik? Mencintai yang tak bisa kau miliki... Atau, memiliki seseorang yang tak balas mencintai?

Hore, galau, hore! Hahahahaha. Pilihan yang pertama kedengeran bego, pilihan kedua kok kayaknya egois banget. Iya kan, iya kan....

Novel baru bang christian simamora ini mengangkat tema yang belum pernah ada di novel-novel sebelumnya. Pernikahan. Seperti pengakuan doi kalo tema ini emang baru pertama kali doi garap. Tapi tetep ya, beranteman-beranteman tokoh utama cowok dan cewek, plus adegan pura-pura ga butuh padahal pengen nyiumnya itu khasssss si abang banget.

Seperti novel-novel sebelumnya, novel ini pun bikin gue geregetan dalam banyak hal. Sikap sok ga mau antar tokohnya, juga adegan dewasa yang nanggung (eh?). Dan seperti novel sebelum-sebelumnya juga, dalam novel ini kalian akan menemukan banyak sekali selewat peran pembantu yang sebenernya adalah tokoh utama pada novel abang yang lainnya.

Dan, sama seperti novel sebelumnya, bahwa Marry Now, Sorry Later pun menjanjikan ending yang happy. Gue semacam udah tau, tiap kali baca, geregetan segala macem deg-degan, bikin gue ngerasa tenang karena gue yakin endingnya bakal bahagia. Haha. Gimanapun nolak-nolaknya si tokoh utama, ujungnya bakal iya juga. Etapi saking penasaran, gue sempet buka lembar terakhir si buat tau beneran happy ending ga. Ahahahaha. Jangan ditiru!!

Gue suka word.of the day di tiap awal bab. Drapetomania. Serendipity. Gretchenfrage. De el el. Nulis ulang disini aja susah, bok. Dan lo baca sendiri aja lah ya biar tau arti-artinya apa aja. Dan, ada satu quote di pembuka bab yang gue suka. Pada bab 4. "Bahkan masa lalu saja bilang kita tak punya masa depan". Terus jadi kepikiran bikin cerpen gituu based on that quote dehh..

Ada banyak hal lain yang gue suka. Ilustrasi di tiap awal babnya lucu-lucu, cantik-cantik. Gue suka covernya... Perempuan dengan lisptik merah. Selain stiletto merah, I am addicted to red lipstik. Entah kenapa keliatannya seksi aja gitu, ya. Dan gue selalu percaya pada satu ungkapan "when in doubt, wear red". Karena merah bikin PD, karena merah bikin segalanya jadi baik-baik saja. Ini kalo gue sih, yaaaa ~

Menjawab pertanyaan diawal. Mana yang lo pilih? Kalo gue kayaknya yang kedua. Bukan untuk alasan egois. Tapi Karena alah bisa karena biasa kan, ya? Gue percaya lama kelamaan karena terbiasa maka akan jadi cinta, jadi sayang, jadi ga rela kehilangan. Well, itu juga yang digambarkan dalam buku ini, bukan? :)

Ada yang udah baca dan punya pilihan lain? Share with me :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Blog Design ByWulansari