edited by streamzoo |
Judul : Bintang-Bunting
Penulis : Valiant Budi (@vabyo)
Penerbit : Gagasmedia. 2008. (dicetak ulang lagi nih sekarang)
Jadi gue baca ulang nih novel kedua Vabyo ini. Hahaha. Masih hafal ceritanya, sik. Masih hafal banget konfliknya jugah. Cuma ya pengen aja baca ulang. *padahal mo nyari jawaban buat ikutan kuis* :D
Gue suka covernya, by the way. Meski ada yang komentar ini itu blablabla segala macem tentang covernya. Tapi gue pribadi suka kok. Unik. Nggak biasa. Keren. Apalagi bintang yang ditengah itu. Pengen gue copotin terus tempel dikamar, deh :D
Biarin ajaaa... yang nyinyir tentang cover ituh... Haters? Haters kan pengagum yang salah mengintrepetasikan kekagumannya :) Ladang sorga itu, kang! Insha Allah :)
Pernah nggak lo ngerasain mimpi yang kayak nyata? Mungkin bakal jadi gila kalo lo ngerasain apa yang Audine (tokoh utama) rasain dalam Bintang-Bunting ini. Dia bahkan nggak bisa bedain mana mimpi mana kenyataan. Semua terasa sama. Semua terasa.... kayak nyata.
Sampe Audine butuh bantuan kertas-pena-dan goresan bintang-bintang untuk bisa membedakan mimpi dan nyata itu. Tapi tetep aja. Cara yang dikira paling ampuh ini pun tetap saja membingungkan bagi Audine. Dia tetap nggak bisa membedakan mana mimpi dan mana nyata. Pokoknya bagi Audine semua terasa nyata.
Tapi, pada akhirnya justru goresan bintang-bintang itulah yang akan menjadi petunjuk nyata bagi Audine. Bahwa sebenarnya tidak semua yang terjadi adalah mimpi. Dan tidak semua pula yang terjadi adalah nyata. Bingung? Hahahahha *ketawa jahil*
Adalah Mada. Sang peramal. Yang berusaha membantu masalah Audine ini. Juga Raeli, sahabat yang mempunyai ketakutan aneh terhadap kematian. Ada pula Adam, suami yang sikapnya aneh dan seringkali menjadi objek kebingungan Audine membedakan dunia mimpi dan nyata.
Jadi sebenarnya apa yang terjadi? Seperti biasa. Vabyo dengan sangat pandai mencecerkan fakta yang bisa membuat pembaca mengambil satu kesimpulan sendiri tentang endingnya. Tapi, guess whaaaat, tebakan lo bakalan salah. Lo nggak bakalan nyangka kalo endingnya justru begitu. Sekali lagi, Vabyo bikin kita ber "Oh ya ampun. Ternyata gitu..." begitu menyelesaikan membaca bukunya. Bener-bener hebaaaat. Salut!!
Tapi. Tapi nih, ya... Gue agak nggak nangkep. Maksud dari adegan-adegan disetiap akhir bab yang didalam kotak-kotak itu. Itu teh fungsinya buat apa, akang, yah? Heheh. Buat iklan doang, kah? Atau itu adalah iklan yang diproduksi oleh perusahaannya si Adam? :D
Kalo dijoker gue dapet pelajaran tentang "Kalo lo jadi psikiater, masalah apa yang lo harapkan datang dari klien pertama lo?"... Nah, di bintang-bunting ini ada satu pelajaran yang nancep banget ke otak gue. Masalah tradisi ambil pisau. Bhahahaha. Itu dimana sih? Istanmbul ya, kang? Mau diinget ah, mana tau ntar ada kesempatan buat berkunjung kesana, ntar gue asal nyaplok pisau aja dari waitress nya. Bhahahahahah. Amin amin amin :D
Well. Great work, kang! Baru sempet ngereview sekarang setelah baca untuk yang kedua kalinya. Hahahha. Ditunggu terus loooh novel=novel shock endingnya. Gue pasti beli. Pastiiii :D
Jadi. Ada apa dengan Audine. Mimpi. Bintang? Lalu kenapa bintang-bunting? Yak. Silahkan temukan jawabannya dalam Novel Bintang-bunting karya Vabyo ini. Dijamin bakal speechless begitu sampe di ending :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar