Kamu. Mirip Mamah.
Caramu membela aku. Sikap peduli yang bersembunyi dibalik keacuhanmu. Mirip Mamah.
Kamu mungkin saja menjadi bagian dari para sahabat yang mem-bully aku dengan hebohnya, lantas kemudian kita akan menghabiskan berjam-jam untuk menertawakan kebodohan itu. Biasanya sih ketidaktertarikan aku akan blackberry yang akan menjadi topik hangat becandaan kalian. Iya. Kalian. Kamu dan para sahabatku. Kamu yang tak nampak seujung kukupun membela aku saat kita sedang bersama para sahabatku.
Tapi... kamu lah yang akan mati-matian membelaku didepan mereka yang berbicara jelek tentangku. Aku bahkan masih hafal statement yang kamu keluarkan, sama seperti yang selalu mamah katakan, didepan mereka yang menjahatiku. "Nggak usah lagi temenan sama dyta, dyta banyak temennya kok. Nggak butuh temen yang cuma bisa jahatin kayak kalian...". Karena kamu tau, mereka benar-benar jahat padaku. Bukan bercandaan seperti yang kamu dan para sahabatku sering lakukan.
Kamu mungkin saja berulang kali mengabaikan tulisan mesra yang aku tujukan padamu di twitter. Berkali-kali. Ketika kalimat "iloveyou" yang aku lontarkan, kamu balas dengan "hahahhaa" saja. Lantas kemudian, berhari-hari kedepannya, mereka-yang-membenciku akan menertawakan kejadian itu. Mengatakan dengan tegas bahwa kamu mengabaikan aku dan aku dengan tidak tahu dirinya masih saja ganjen padamu. Ah, mereka hanyalah segelintir orang yang tidak tahu apa-apa kan, sayang?
Tapi... kamu pula yang seringkali berbisik mesra tepat ditelingaku, tiga kata ajaib "akusayangkamu", saat aku bahkan sedang tidak siap. Saat kita sedang jauh dari suasana romantis. Tepat ditelingaku. Dan effect-nya? Heart Shock, sayang! Kalau itu kamu lontarkan di twitter, rasanya tentu tidak seperti ini :D
Kamu yang jarang sekali menggandeng mesra tanganku saat kita berjalan bersisian dikampus. Saat semua mata menatap iri kearah aku yang bisa berjalan bersebelahan denganmu. Aku yang akan memaksa menggandeng tanganmu dan kamu masiiiih saja berusaha menolak. Lalu kita akan tertawa bersama, menertawakan tingkah ngefans aku padamu. Lantas kemudian, para gadis itu, mereka yang ada dalam jajaran penggemarmu akan berbisik dibelakangku, betapa aku begitu memaksakan agar tampak mesra denganmu didepan mereka padahal sebenernya kamu sama sekali tidak menginginkan itu. Ah, lagi-lagi sayang, mereka tentulah hanya segelintir orang yang iri pada kita, kan?
Tapi... Mereka tentu tidak tahu seberapa kamu selalu menggandeng aku saat menyebrang jalan. Membantu aku yang kerepotan membawa barang-barang saat baru dan akan mudik. Mereka pasti tidak melihat seberapa kamu begitu perhatiannya padaku pada saat yang memang aku butuhkan :)
Sama seperti yang Mamah lakukan padaku. Seringkali. Memarahiku didepan teman-temannya untuk kesalahanku yang sebenarnya amat sangat kecil. Kesalahan yang mungkin diabaikan oleh ibu-ibu lainnya. Tapi mamah membentakku dengan keras dan memarahiku tanpa ampun.
Tapi... Mamah juga lah yang akan mati-matian membelaku didepan semua orang, saat bahkan tak satupun yang membenarkan apa yang aku lakukan. Mamah yang akan memarhi siapapun yang menjahatiku. Sama seperti yang kamu lakukan, sayang :)
Juga Mamah yang tidak pernah menunjukkan kekhawatirannya dengan lembut. Jangan harap mamah akan bersimpatik saat aku menelpon dan mengabari bahwa aku sakit. Hilangkan pikiran akan mendapatkan kata-kata manis dan penuh khawatir dari Mamah. Sebaliknya, Mamah akan memarahi panjang lebar, menyalahkanku yang tidak pandai menjaga diri sehingga akhirnya jatuh sakit. Ah, iya. That's my mom.
Tapi. Itulah cara kalian menyayangiku, kan?
Kamu. Sama seperti mamah.
Aku tidak sedang memujimu, sayang.. Tapi kamu memang sehebat itu.... Orang-orang yang tidak tahu apapun tentang kita mungkin akan menyebutku lebai. Betapa aku terlalu membanggakanmu. Tapi lihat para sahabatku? Juga sahabatmu? Adakah mereka yang mengatakan ini lebai? Segala bentuk pujian ini? Tidak, sayang... Karena kamu memang begitu. Karena kamu memang sehebat itu. Tanpa perlu aku menjabarkannya satu per satu. Sahabat kita tau.
Dan itulah yang kita butuhkan, kan, sayang?
Komentar dari mereka yang benar-benar tau, paham, dan kenal kita.
Terimakasih ya, sayang...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar